square, didapatkan p = 0,020 p 0,05 untuk status gizi wasting dan p = 0,005 p 0,05 untuk status gizi
stunting. Selain itu, penelitian Legi 2012 yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Malalayang Kecamatan
Malalayang Manado juga menunjukkan adanya hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa dengan nilai p=0,00, nilai tersebut lebih kecil
dari α 0,05. Status gizi yang baik dapat terjadi apabila siswa mengonsumsi
makanan yang bergizi. Menurut Anwar 2008 dalam Legi 2012 mengatakan bahwa pengaruh makanan terhadap perkembangan otak,
apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan dan keadaan ini berlangsung lama akan menyebabkan perubahan metabolisme
dalam otak, akibatnya otak tidak mampu berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan
badan terganggu sehingga badan lebih kecil dibandingkan dengan siswa yang normal. Jumlah sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan
dan ketidaksempurnaan organisasi biokimia dalam otak. Keadaan ini berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak. Anak yang
menderita kurang gizi mempunyai Intelligence Quotient IQ 11 point lebih rendah dibandingkan rata-rata anak yang tidak kurang gizi.
2.2.1.5 Intelegensi
Setiap manusia
hidup mempunyai
kemampuan intelegensi.
Kemampuan intelegensi adalah kemampuan untuk berpikir secara kognitif yang mempengaruhi kemampuan seseorang menggunakan logika, misalnya
kemampuan menghitung dan menggunakan teknologi. Setiap orang ketika
melakukan aktivitas selalu melibatkan intelegensi, walaupun proporsi penggunaan intelegensinya berbeda-beda antara satu pekerjaan dan
pekerjaan lainnya Hutapea dkk, 2008. Menurut Gardner 1993 dalam Nofrianto 2008, kriteria intelegensi meliputi suatu kemampuan seseorang,
baik dalam unsur pengetahuan maupun keahlian yang menunjukkan kemahiran dan keterampilan untuk memecahkan persoalan dan kesulitan
yang ditemukan dalam hidupnya. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang
berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang mempunyai intelegensi jauh di bawah normal akan sulit diharapkan untuk
mencapai prestasi yang tinggi dalam proses belajar. Namun, intelegensi bukan merupakan satu-satunya faktor penentu keberhasilan belajar
seseorang. Intelegensi itu hanya merupakan salah satu faktor dari sekian banyak faktor sebab seseorang yang intelegensinya tinggi tidak akan bisa
mencapai prestasi belajar yang baik jika tidak ditunjang faktor-faktor lain yang juga menentukan keberhasilan belajar seperti kemauan, kerajinan,
waktu atau kesempatan, dan fasilitas belajar Hakim, 2005. Hal tersebut juga sejalan dengan pernyataan Slameto 2013 bahwa
intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan
lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi rendah. Walaupun demikian, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi
belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang
mempengaruhinya, sedangkan intelegensi adalah satu faktor diantara faktor yang lain. Jika faktor lain itu bersifat menghambatberpengaruh negatif
terhadap belajar, akhirnya siswa gagal dalam belajarnya.Penelitian Budiarta dkk 2014 yang dilakukan di Desa Pengeragoan Kecamatan Perkutatan,
hasil analisis diperoleh bahwa kecerdasan intelektual berkontribusi signifikan terhadap prestasi belajar yakni Fhitung=6537,38 Ftabel=4,03.
Dari hasil analisis tersebut juga diperoleh bahwa kecerdasan intelektual berkontribusi sebesar 86,49 terhadap prestasi belajar.
2.2.2 Faktor Eksternal
2.2.2.1 Karakteristik Orang Tua
Karakteristik adalah sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki elemen-elemen tersebut Supranto, 2000. Oleh karena itu, dapat dikatakan
karakteristik orang tua adalah sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki orang tua siswa. Karakteristik orang tua yang akan dibahas dalam penelitian
kali ini adalah pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan pendapatan orang tua.
a. Pendidikan Ibu
Definisi pendidikan dalam UU No, 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Tingkat pendidikan dibagi menjadi tiga
antara lain pendidikan dasarrendah SD-SMPMTs, pendidikan menengah