rendah. Babi hutan dan kancil merupakan satwa mangsa yang disukai macan tutul Jawa karena kedua jenis satwa ini mudah dijumpai dan kelimpahannya cukup
banyak.Hal ini terlihat dari sampel kotoran yang ditemukan banyak mengandung rambut kancil. Berdasarkan informasi dari petugas, macan tutul Jawa sering
memangsa babi hutan Hadimi, 2009 komunikasi pribadi.
5.2.3 Ketersediaan Air
Air adalah komponen yang sangat vital bagi makhluk hidup. Ujung Kulon merupakan kawasan yang memiliki daerah aliran sungai yang cukup banyak.
Beberapa sungai besar seperti sungai Cikeusik, Citadahan dan Cibandawoh mengalir di bagian selatan semenanjung Ujung kulon dan bermuara ke laut
Selatan. Tipe habitat hutan dataran rendah dan padang rumput terletak di lokasi yang
sama yaitu Cibunar. Di kedua tipe habitat ini mengalir sungai Cibunar yang berair jernih mengalir sepanjang tahun. Karena itu, pada kedua tipe habitat ini disaat
musim kering tidak pernah kekurangan air. Hal ini pula salah satunya yang mempengaruhi ketersediaan satwa mangsa di hutan dataran rendah. Selain sungai
besar, di daerah Cibunar banyak mengalir sungai-sungai kecil dan mata air. Disekitar sungai Cibunar ini banyak dijumpai jejak-jejak kaki satwaliar
seperti banteng dan babi hutan. Pada sungai ini ditemukan juga jejak kaki macan tutul jawa sehingga diperkirakan sungai ini sering digunakan oleh macan tutul
Jawa dan satwa mangsanya. Pada tipe hutan pantai mengalir banyak sumber air berupa sungai besar
seperti sungai Cilintang dan Ciperepet. Selain itu terdapat sumber-sumber air lain yang hanya tersedia saat musim hujan seperti rawa-rawa dan genangan-genangan
air. Hal ini diketahui karena saat penelitian berlangsung TNUK sedang mengalami musim penghujan. Apabila dilihat dari kualitas airnya, kondisi air di hutan pantai
tidak sebaik sumber air di hutan dataran rendah. Pada hutan pantai, sungai-sungainya memiliki warna air yang agak keruh
dan berkapur. Hal ini dikarenakan sebagian besar tanah di hutan pantai mengandung kapur dan pasir serta sering kali juga mengandung lumpur yang
berasal dari rawa-rawa disepanjang aliran sungai. Berbeda dengan sumber air pada
hutan dataran rendah dan padang rumput di Cibunar yang jernih karena asar sungainya berbatu dan tiak mengandung lumpur. Akan tetapi hal ini tidak menjadi
kendala bagi macan tutul Jawa karena dari hasil pengamatan, intensitas perjumpaan dengan tanda-tanda macan tutul jawa di sumber air seperti sungai
Cilintang di hutan pantai cukup banyak meskipun tidak sebanyak di hutan dataran rendah.
Tipe habitat hutan mangrove terletak didaerah pasang surut dan bersinggungan langsung dengan air laut sehingga sumber-sumber air yang ada
biasanya berupa muara sungai dari sungai Cilintang dan Ciperepet. Kondisi air pada muara ini kurang baik karena selain keruh, air pada muara ini berasa payau
yang disebabkan oleh percampuran antara air tawar dengan air laut. Jarang terlihat satwaliar menggunakan air di muara ini dan biasanya lebih memilih ke bagian
sungai yang lebih hulu yang termasuk kedalam tipe habitat hutan pantai. Jarangnya satwaliar menggunakan air disekitar muara ini selain
dipengaruhi kondisi airnya juga dipengaruhi oleh adanya beberapa reptilia seperti buaya muara dan ular sanca yang sering memangsa satwaliar saat minum.
Sumber air tersebar di setiap tipe habitat yang digunakan macan tutul Jawa. Sumber-sumber air yang ditemukan berupa sungai, rawa-rawa dan genangan atau
kubangan kecil. Sumber air yang berbentuk sungai umumnya mengalir sepanjang tahun sedangkan rawa-rawa dan genangan air hanya dijumpai saat musim hujan.
Macan tutul Jawa menyukai sumber air yang tawar dan tidak tergantung oleh kekeruhan air. Sungai Besar seperti Cilintang dan Cibunar serta sumber-sumber
air kecil seperti rawa dan genangan air sering digunakan oleh macan tutul Jawa dan mangsanya untuk minum.
5.2.4 Ketersediaan Cover