rendah memiliki lantai hutan dengan tumbuhan bawah dan semai yang jarang yang mengakibatkan sumber makanan bagi satwa-satwa herbivora seperti kijang
dan kancil menjadi jarang sehingga satwa-satwa ini jarang dijumpai di hutan dataran rendah dengan kerapatan tajuk yang tinggi.
Meskipun demikian struktur vegetasi yang rapat dan lebar sangat mendukung kehidupan jenis-jenis primata seperti lutung dan owa Jawa yang juga
merupakan satwa mangsa macan tutul Jawa. Hal ini didukung pula dengan hasil pengamatan yang dilakukan di hutan
dataran rendah, satwa mangsa macan tutul Jawa lebih banyak dijumpai di peralihan hutan dataran rendah dengan padang rumput, peralihan hutan dataran
rendah dengan hutan pantai dan sepanjang aliran sungai dimana di daerah-daerah tersebut banyak terdapat tumbuhan bawah karena sinar matahari cukup tersedia.
Hutan dataran rendah memiliki karakteristik habitat berupa tingginya keanekaragaman jenis vegetasi serta memiliki strata tajuk yang lengkap strata A
hingga C dan rapat sehingga kondisi lantai hutannya jarang ditumbuhi tumbuhan bawah. Macan tutul Jawa menggunakan hutan dataran rendah sebagai tempat
berburu mangsa dan berlindung.
b. Hutan Pantai
Hutan pantai merupakan tipe vegetasi yang tersebar disepanjang pantai selatan semenanjung Ujung Kulon. Tipe vegetasi ini tidak dipengaruhi oleh
pasang surut air laut walaupun terletak dekat dengan garis pantai. Hasil analisis vegetasi hutan pantai yang berlokasi di daerah Karang Ranjang menemukan
jumlah jenis pohon sebanyak 26 jenis. Dari kondisi fisiknya, hutan pantai memiliki topografi yang datar dengan
lantai hutan berpasir dan terkadang mengandung kapur sehingga kondisinya selalu kering karena pasir cepat menyerap air. Dari segi biotik, tipe hutan pantai ini
memiliki tajuk lebar tetapi tidak serapat hutan dataran rendah. Jenis vegetasi yang dijumpai adalah jenis jambu-jambuan seperti jambu
kopo Eugenia sp, lampeni Ardisia humilis dan salam Syzigium polyanthum. Selain itu ditemukan jenis-jenis pohon khas hutan pantai seperti waru Hibiscus
tilaceus dan nyamplung Calophyllum inophyllum. Jenis-jenis ini memiliki
percabangan yang rendah dan biasanya tumbuh dengan batang miring atau mencondong kearah pantai. Macan tutul Jawa sangat menyukai vegetasi dengan
percabangan yang rendah karena memiliki kemampuan memanjat yang baik. Hal ini biasanya dilakukan untuk berlindung, beristirahat atau menyembunyikan
mangsa. Ahmad 2007 menyatakan bahwa untuk melindungi hasil buruannya dari pemangsa lain, macan tutul menyembunyikannya di atas pohon, atau menutupinya
dengan daun, ranting, rumput atau serasah. Pada hutan pantai, intensitas cahaya matahari lebih tinggi dibandingkan
dengan hutan dataran rendah sehingga pada habitat ini lantai hutannya banyak ditumbuhi oleh jenis-jenis tumbuhan bawah dan semai. Hal ini berpengaruh
terhadap kelimpahan satwa mangsa macan tutul Jawa seperti kancil, kijang dan babi hutan yang menjadikan jenis-jenis tumbuhan bawah dan semai sebagai
makanannya. Selain itu lantai hutan yang dipenuhi tumbuhan bawah berupa semak dan perdu membuat macan tutul jawa lebih mudah untuk
menyembunyikan diri dari mangsanya saat berburu maupun saat merasa terancam.
Karakteristik habitat hutan pantai di daerah Karang Ranjang adalah memiliki keanekaragaman vegetasi dan satwaliar yang cukup tinggi, struktur
vegetasinya bertajuk tidak terlalu rapat sehingga cahaya matahari masih bisa menembus lantai hutan serta memiliki percabangan yang rendah dan melebar,
dan lantai hutannya banyak ditumbuhi tumbuhan bawah. Macan tutul Jawa menggunakan hutan pantai sebagai tempat berburu karena ketersediaan mangsa
dihabitat ini cukup melimpah. Selain itu percabangan yang rendah dan lebar sering digunakan macan tutul Jawa sebagai tempat beristirahat dan bersembunyi.
c. Hutan mangrove