kondisinya hampir sama dengan tegakan langkap di hutan dataran rendah dengan lantai hutan yang bersih sehingga sering digunakan sebagai tempat beristirahat,
bermain dan berburu oleh macan tutul jawa. Pandan merupakan tumbuhan yang sering dijumpai di hutan pantai.
Rumpun pandan biasanya terdapat ditepi pantai. Sering digunakan oleh macan tutul untuk bersembunyi dari musuh atau mengintai satwa mangsa yang sedang
mengasin di pantai atau penyu yang sedang naik untuk bertelur. Hutan mangrove merupakan areal pasang surut sehingga hanya dikunjungi
macan tutul saat kondisinya kering atau surut. Tipe cover di habitat ini hanya tajuk pohon dan akar-akar mangrove seperti pada jenis bangka jingkang Rhizopora sp.
Pada tipe habitat padang rumput hanya dijumpai tipe cover yaitu rumpun pandan karena lokasi padang rumput ini tepat dipinggir pantai. Cover ini sering digunakan
macan tutul sebagai tempat mengintai satwa mangsa yang sedang merumput.
5.1.5 Keberadaan dan Kelimpahan Macan Tutul Jawa
Dari hasil pengamatan di lapangan, individu macan tutul jawa yang berhasil diidentifikasi dari jejak kaki sebanyak 3 individu. Dua individu dijumpai
di habitat hutan dataran rendah dengan ukuran jejak panjang 8 cm dan lebar 9 cm untuk individu pertama dan ukuran jejak dengan panjang 7 cm dan lebar 8 cm.
Individu ketiga dengan ukuran jejak kaki panjang 8 cm dan lebar 8,5 cm dijumpai di hutan pantai.
Tabel 21 Keberadaan, kelimpahan dan sebaran macan tutul Jawa
No Lokasi Tipe
habitat Jumlah
ind
1 Cibunar
Hutan dataran rendah 2
2 Karang Ranjang
Hutan pantai
1 berdasarkan perbedaan ukuran jejak kaki
Identifikasi setiap individu dari perbedaan ukuran jejak dilakukan dengan pendekatan pada pembedaan ukuran jejak harimau sumatera yaitu apabila
perbedaan setiap jejak sebesar 1,5 cm maka dianggap individu yang berbeda. Untuk macan tutul ukuran ini disesuaikan lagi karena ukuran macan tutul lebih
kecil dari harimau sumatera. Selain itu, jarak antara tipe habitat dimana dijumpai macantutul cukup jauh
sehingga pembedaan individu dapat dilakukan.Perjumpaan langsung dengan
macan tutul Jawa dijumpai di hutan pantai di daerah Cikeusik, akan tetapi dijumpai diluar pengamatan sehingga hanya dijadikan sebagai data pendukung.
Gambar 12 a Macan tutul di daerah Cikeusik b Jejak kaki Ukuran 8 cm x 8,5 cm ditemukan di Karang Ranjang.
5.1.6 Wilayah Jelajah dan Teritori Macan Tutul Jawa
Berdasarkan hasil pengamatan pada setiap jalur di setiap tipe habitat didapatkan data perjumpaan tidak langsung dengan macan tutul jawa berupa jejak
kaki, cakaran di tanah dan kotoran. Cakaran di tanah dan kotoran banyak ditemukan di habitat hutan dataran rendah dan hutan pantai sehingga kedua tipe
habitat ini diperkirakan menjadi wilayah teritorial macan tutul jawa. Eisenberg dan Lockhart 1972 mengatakan bahwa cara mempertahankan
daerah teritori macan tutul dilakukan dengan meninggalkan tanda-tanda berupa suara, cakaran, maupun urine dan kotoran. Pada tipe habitat hutan mangrove dan
padang rumput tidak ditemukan kotoran dan cakaran. Tabel 22 Aktifitas teritorial macan tutul Jawa
No Lokasi Tipe
habitat Jenis aktifitas
Scrape n Kotoran n
1 Cibunar
Hutan dataran rendah 25
3 2 Karang
Ranjang Hutan
pantai 16
1 3
Karang Ranjang Hutan mangrove
4 Cibunar Padang
rumput n = jumlah
Dari tabel 22 terlihat bahwa pada habitat hutan dataran rendah dan hutan pantai banyak ditemukan aktifitas teritorial macan tutul Jawa berupa cakaran di
tanah scrape dan kotoran sedangkan pada habitat hutan mangrove dan padang rumput sama sekali tidak ditemukan. Hal ini dapat menunjukkan bahwa habitat
hutan dataran rendah dan hutan pantai sering digunakan oleh macan tutul Jawa karena kedua habitat ini merupakan wilayah teritorial macan tutul Jawa yang akan
selalu dipertahankan. Tabel 23 Aktifitas jelajah macan tutul Jawa
No Lokasi
Tipe habitat Jumlah jejak kaki n
1 Cibunar
Hutan dataran rendah 4
2 Karang Ranjang
Hutan pantai
6 3
Karang Ranjang Hutan mangrove
1 4 Cibunar
Padang rumput
n = jumlah
Dari hasil pengamatan ditemukan beberapa jejak kaki macan tutul yang tersebar di beberapa tipe habitat Tabel 23. Jumlah jejak kaki yang ditemukan
sebanyak sebelas buah dan teridentifikasi berasal dari tiga individu macan tutul. Empat jejak yang ditemukan di hutan dataran rendah berasal dari dua
individu dan diduga berbeda jenis kelamin. Pendugaan ini didasari pada pada asumsi bahwa wilayah jelajah macan tutul pada habitat yang belum terganggu
seluas 10 km
2
per individu Santiapillai dan Ramono, 1992. Sedangkan sebaran jejak kaki dari kedua individu macan tutul Jawa di hutan dataran rendah ini
terdapat di wilayah yang luasnya kurang dari 10 km
2
. Eisenberg dan Lockhart 1972 menyatakan bahwa macan tutul jantan dan betina dapat mendiami daerah
perburuan yang sama, akan tetapi hal ini tidak berlaku bagi individu-individu berjenis kelamin sama. Dari pernyataan ini dapat diduga apabila kedua individu ini
berjenis kelamin sama maka akan terjadi konflik. Enam jejak kaki yang ditemukan di hutan pantai dan satu jejak kaki di hutan
mangrove berasal dari satu individu yang sama karena selain ukurannya sama, jarak antara hutan mangrove dan hutan pantai cukup dekat. Hal ini menunjukkan
bahwa untuk wilayah jelajah hutan mangrove termasuk tipe habitat yang digunakan oleh macan tutul Jawa.
Pada tipe habitat padang rumput tidak ditemukan tanda-tanda aktifitas macan tutul jawa meskipun lokasi tipe habitat ini tidak terlalu jauh dengan lokasi
penelitian habitat hutan dataran rendah sehingga diduga tipe habitat ini jarang dikunjungi oleh macan tutul Jawa.
Gambar 13 a Tapak ukuran 7 cm x 8 cm ditemukan di Cibunar b Tapak yang tidak beraturan di hutan mangrove c Cakaran di tanah ukuran 35 cm
x 25 cm di Cibunar d Kotoran macan berisi rambut kancil di Karang Ranjang
5.1.7 Analisis Preferensi Habitat Macan Tutul Jawa