Hutan Dataran rendah HASIL DAN PEMBAHASAN

melimpahnya satwa mangsa. Selain hutan pantai, struktur dan komposisi hutan dataran rendah juga disukai macan tutul Jawa terutama sebagai tempat berlindung karena memiliki tajuk dan banir yang lebar. Hutan mangrove tidak disukai macan tutul Jawa karena struktur dan komposisi vegetasinya tidak memiliki karakteristik yang menunjang kehidupan macan tutul Jawa, demikian juga dengan struktur dan komposisi vegetasi padang rumput yang sangat terbuka sehingga ketersediaan tempat berlindung sangat terbatas.

a. Hutan Dataran rendah

Hutan dataran rendah di TNUK memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Analisis vegetasi yang dilakukan di Cibunar menemukan sebanyak 36 jenis pohon. Jumlah ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan tipe habitat lain yang diamati. Selain keanekaragaman jenis vegetasi yang tinggi, hutan dataran rendah juga memiliki strata tajuk yang lengkap mulai dari strata A hingga strata C sehingga hal ini berpengaruh terhadap penutupan lantai hutan. Dari hasil analisis vegetasi, jenis pohon yang mendominasi adalah kiara Ficus glibbosa. Jenis ini memiliki nilai bidang dasar yang cukup besar sehingga berpengaruh pada nilai dominansinya. Menurut Gunawan 1988 macan tutul tidak menuntut adanya dominansi jenis-jenis pohon tertentu baik itu di hutan alam maupun hutan tanaman. Secara langsung macan tutul memanfaatkan vegetasi yang bertajuk rapat sebagai pelindung dari panas matahari thermal cover sehingga macan tutul Jawa tidak memerlukan jenis pohon tertentu untuk kebutuhan hidupnya. Kerapatan tajuk berpengaruh terhadap intensitas sinar matahari yang sampai ke lantai hutan. Hal ini menjadi salah satu penentu penggunaan ruang oleh macan tutul Jawa Ahmad, 2007. Hutan dataran rendah Cibunar memiliki vegetasi dengan tajuk yang rapat sehingga intensitas cahaya matahari yang sampai ke lantai hutan sangat rendah. Kondisi ini menjadikan macan tutul Jawa dan satwa mangsanya terlindungi dari panas matahari sehingga tajuk yang rapat berfungsi sebagai thermal cover, akan tetapi dengan rendahnya intensitas cahaya matahari yang sampai ke lantai hutan membuat tumbuhan bawah dan semai kekurangan suplai cahaya matahari untuk berfotosintesis sehingga pada habitat hutan dataran rendah memiliki lantai hutan dengan tumbuhan bawah dan semai yang jarang yang mengakibatkan sumber makanan bagi satwa-satwa herbivora seperti kijang dan kancil menjadi jarang sehingga satwa-satwa ini jarang dijumpai di hutan dataran rendah dengan kerapatan tajuk yang tinggi. Meskipun demikian struktur vegetasi yang rapat dan lebar sangat mendukung kehidupan jenis-jenis primata seperti lutung dan owa Jawa yang juga merupakan satwa mangsa macan tutul Jawa. Hal ini didukung pula dengan hasil pengamatan yang dilakukan di hutan dataran rendah, satwa mangsa macan tutul Jawa lebih banyak dijumpai di peralihan hutan dataran rendah dengan padang rumput, peralihan hutan dataran rendah dengan hutan pantai dan sepanjang aliran sungai dimana di daerah-daerah tersebut banyak terdapat tumbuhan bawah karena sinar matahari cukup tersedia. Hutan dataran rendah memiliki karakteristik habitat berupa tingginya keanekaragaman jenis vegetasi serta memiliki strata tajuk yang lengkap strata A hingga C dan rapat sehingga kondisi lantai hutannya jarang ditumbuhi tumbuhan bawah. Macan tutul Jawa menggunakan hutan dataran rendah sebagai tempat berburu mangsa dan berlindung.

b. Hutan Pantai