II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taksonomi Macan Tutul
Macan tutul Jawa termasuk binatang bertulang belakang dengan klasifikasi sebagai berikut Gunawan, 1988; Anonim, 1978; dan McNeely, 1977:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub-phylum : Vertebrata
Class :
Mammalia Ordo
: Karnivora
Sub Ordo : Fissipedia
Family : Felidae
Sub-family : Pantherinae
Genus : Panthera
Spesies : Panthera pardus
Linnaeus, 1758 Sub Spesies
: Panthera pardus melas Cuvier, 1809 untuk macan tutul Jawa Sinonim :
Felis pardus Linnaeus, 1758
Felis orientalis Schlegel, 1857 Felis fusca Meyer, 1794
Panthera antiquorium Fitzinger, 1868
Nama Daerah : Jawa : macan, macan tutul, sima, seruni, kombang, gogor,
pogoh, bungbak.
Madura : macan totol
Sunda : macan tutul, meong hideung, rimau lalat, meong
kerud. Melayu
: harimau tutul Nama Asing : Inggris
: leopard, panther Belanda
: lui’paard, panter Cina
: bao
Jerman : leopard
Greek :
leopardos Latin
: leopardus
Prancis : leopard
Afrika : luiperd
Swahili : chui
2.2 Morfologi Macan Tutul
Macan tutul di Pulau Jawa mengalami melanisme atau perbedaan morfologi warna rambut, yaitu adanya warna dasar tubuh coklat kekuningan dan warna dasar
tubuh hitam pada satu badannya. Dikatakan lebih lanjut, warna dasar macan tutul umumnya adalah kekuning–kuningan atau coklat kekuningan dengan banyak
tutul–tutul hitam yang tersusun dalam bentuk kembangan rosette. Bentuk kembangan ini terbatas pada punggung dan rusuk, sedangkan tutul–tutul tunggal
terdapat di kepala, kaki, telapak kaki, bagian bawah tubuh yang warna dasarnya putih atau abu–abu dan ekor yang sisi bawahnya berwarna putih. Macan kumbang
juga memiliki pola tutul–tutul akan tetapi hanya terlihat di bawah cahaya yang kuat Lekagul dan McNeely, 1977 dalam Ahmad, 2007
Bentuk telinga macan tutul tegak dengan bagian luar berwarna kecoklatan dan bagian dalam agak keputihan. Macan tutul dapat bersuara keras dan
mengaum, tetapi tidak meraung–raung seperti harimau. Ekornya relatif panjang bila dibandingkan dengan badannya dan dimanfaatkan sebagai salah satu alat
keseimbangan badan Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam, 1978. Ukuran badan macan tutul yang hidup di Pulau Jawa adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Ukuran rata–rata tubuh macan tutul Panthera pardus melas Cuvier, 1809 yang hidup di pulau Jawa.
Jenis kelamin Panjang
Tinggi Berat
Jantan 215 cm
60-65 cm 52 kg
Betina 185 cm
60-65 cm 39 kg
Panjang diukur dari ujung moncong sampai ekor Sumber : Hoogerwerf, 1970 dalam Gunawan, 1988
Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam 1978 mengatakan bahwa panjang badan dengan ekor bisa mencapai 170 cm dan beratnya 45 kg. Diameter
jejak kakinya adalah 7-9 cm. Macan tutul mempunyai penunjukkan gejala perbedaan mendasar besar
badan pada jenis kelamin yang berlainan dimorphisme. Dalam hal ini yang jantan mempunyai ukuran lebih besar dari betina, termasuk perbedaan ukuran
tengkoraknya Lekagul dan McNeely, 1977
2.3 Populasi dan Penyebaran Macan Tutul