lingkungannya seperti halnya ketergantungannya pada kebutuhan mereka akan makanan tertentu. Beberapa spesies adalah generalis, tak terbatasi oleh
ketersediaan bentuk–bentuk cover, sedangkan jenis lainnya spesialis, memiliki kebutuhan cover tertentu saja Bailey, 1984 dalam Gunawan, 2000.
2.7 Metode Penelitian
2.7.1 Analisis Vegetasi
Untuk mengetahui struktur vegetasi dan komposisi jenis dilakukan dengan cara analisis vegetasi. Analisis vegetasi dilakukan dengan cara sampling pada
lokasi penelitian. Metode yang digunakan adalah metode garis berpetak yaitu dengan membuat petak–petak contoh di sepanjang jalur pengamatan
Soerianegara dan Indrawan, 2002.
2.7.2 Inventarisasi Macan Tutul dan Satwa Mangsanya
Transek jalur adalah suatu metode pengamatan populasi satwaliar melalui pengambilan contoh dengan bentuk unit contoh berupa jalur pengamatan.
Kartono, 2000. Data yang diambil meliputi kontak langsung dalam jarak tertentu dengan satwaliar sehingga dapat diketahui jenis, jumlah individu serta komposisi
kelompoknya serta melalui kontak tidak langsung dengan satwaliar. Pencatatan data melalui kontak tidak langsung merupakan pencatatan jenis satwa berdasarkan
perjumpaan jejak kaki, tanda–tanda yang ditinggalkan di pohon, tempat untuk bersarang, maupun tanda suara. Data jenis satwa dan jumlah individu yang dicatat
adalah satwa yang terletak di depan pengamat. Selain itu, dilakukan pencatatan terhadap jarak antara pengamat dengan satwa yang terdeteksi, sudut kontak antara
pengamat dengan satwa yang terdeteksi serta waktu ditemukannya jenis satwaliar tersebut Anderson et al, 1969 dalam Krebs, 1978.
Kartono 2000 menyatakan bahwa teknik inventarisasi satwaliar dengan menggunakan metode transek garis pada dasarnya mirip dengan metode transek
jalur. Perbedaannya terletak pada lebar jalur pengamatan, yakni pada metode transek garis lebar kiri kanan jalur pengamatan tidak ditentukan. Selain itu, karena
lebar kiri kanan jalur pengamatan tidak ditentukan secara tegas pada waktu
sebelum pengamatan dilakukan, maka dalam pelaksanaan kerjanya diperlukan pengukuran sudut dan jarak.
Metode transek garis dapat dipergunakan untuk sensus primata, burung dan herbivora besar Broockelman dan Ali, 1987; Trippensee, 1948; Alikodra, 1983
dalam Alikodra, 2002. Metode transek garis dapat juga dipergunakan untuk
sensus burung di daerah savana ataupun padang rumput Eberhardt, 1968 dalam Alikodra, 2002
Inventarisasi macan tutul dalam penelitian ini menggunakan metode penghitungan jejak. Cara ini termasuk sensus tidak langsung, yaitu melakukan
suatu pendugaan populasi satwaliar berdasarkan jejak Bang dan Dahlstrom, 1974 dalam
Alikodra, 2002 Alikodra 2002 menyatakan bahwa cetakan kaki foot prints adalah hasil
cetakan pada tanah yang ditinggalkan oleh satu kaki, dan jejak tracks adalah kumpulan dari cetakan kaki satwaliar yang ditinggalkan di atas permukaan tanah.
Metode jejak tersebut telah dicoba dengan hasil yang cukup baik untuk menduga populasi badak di Taman Nasional Ujung Kulon. Cara ini merupakan
suatu metode klasik yang digunakan untuk identifikasi satwaliar yang menetap di suatu wilayah dan untuk mengetahui pergerakan , habitat kesukaan, dan kondisi
kepadatan populasinya Alikodra, 2002.
2.7.3 Preferensi Habitat