hutan dataran rendah dan padang rumput di Cibunar yang jernih karena asar sungainya berbatu dan tiak mengandung lumpur. Akan tetapi hal ini tidak menjadi
kendala bagi macan tutul Jawa karena dari hasil pengamatan, intensitas perjumpaan dengan tanda-tanda macan tutul jawa di sumber air seperti sungai
Cilintang di hutan pantai cukup banyak meskipun tidak sebanyak di hutan dataran rendah.
Tipe habitat hutan mangrove terletak didaerah pasang surut dan bersinggungan langsung dengan air laut sehingga sumber-sumber air yang ada
biasanya berupa muara sungai dari sungai Cilintang dan Ciperepet. Kondisi air pada muara ini kurang baik karena selain keruh, air pada muara ini berasa payau
yang disebabkan oleh percampuran antara air tawar dengan air laut. Jarang terlihat satwaliar menggunakan air di muara ini dan biasanya lebih memilih ke bagian
sungai yang lebih hulu yang termasuk kedalam tipe habitat hutan pantai. Jarangnya satwaliar menggunakan air disekitar muara ini selain
dipengaruhi kondisi airnya juga dipengaruhi oleh adanya beberapa reptilia seperti buaya muara dan ular sanca yang sering memangsa satwaliar saat minum.
Sumber air tersebar di setiap tipe habitat yang digunakan macan tutul Jawa. Sumber-sumber air yang ditemukan berupa sungai, rawa-rawa dan genangan atau
kubangan kecil. Sumber air yang berbentuk sungai umumnya mengalir sepanjang tahun sedangkan rawa-rawa dan genangan air hanya dijumpai saat musim hujan.
Macan tutul Jawa menyukai sumber air yang tawar dan tidak tergantung oleh kekeruhan air. Sungai Besar seperti Cilintang dan Cibunar serta sumber-sumber
air kecil seperti rawa dan genangan air sering digunakan oleh macan tutul Jawa dan mangsanya untuk minum.
5.2.4 Ketersediaan Cover
Cover merupakan salah satu komponen habitat yang sangat diperlukan oleh
satwaliar. Macan tutul Jawa memerlukan cover untuk berlindung, istirahat, mengintai mangsa saat berburu dan mengasuh anak. Beberapa tipe cover macan
tutul Jawa yang berhasil diidentifikasi adalah tajuk pohon,banir pohon, gua, rumpun bambu dan pandan.
Tipe-tipe cover diatas banyak dijumpai di tipe habitat hutan dataran rendah dan hutan pantai. Hutan dataran rendah memiliki keanekaragaman jenis vegetasi
yang tinggi dan memiliki tegakan pohon yang berusia tua sehingga ukurannya besar. Hal ini terlihat dari ukuran lebar tajuk yang sangat rapat sehingga
melindungi satwa dibawahnya dari terik matahari thermal cover. Pohon yang besar memiliki banir yang sangat besar dan lebar. Terkadang
pada beberapa pohon yang berusia sangat tua pada banirnya terdapat lubang gerowong yang besar. Tempat ini disinyalir sering digunakan macan tutul Jawa
sebagai tempat berlindung. Beberapa jenis pohon dengan karakteristik seperti ini diantaranya adalah ki calung Diospyros macrophylla dan ki geunteul Dispyros
javanica .
Langkap merupakan jenis palem yang cukup mendominasi di hutan dataran rendah. Bahkan menurut penelitian yang pernah dilakukan, jenis palem ini diduga
dapat menginvasi vegetasi lainnya karena memiliki zat allelopati. Akan tetapi tegakan ini memiliki lantai hutan yang bersih sehingga sering digunakan macan
tutul Jawa dan satwa lainnya seperti badak Jawa Rhinoceros sondaicus sebagai tempat beristirahat. Selain langkap, terdapat juga rumpun bambu yang sering pula
digunakan oleh macan tutul Jawa sebagai tempat berlindung dan menyembunyikan diri dari penglihatan mangsanya saat berburu.
Pada hutan pantai terdapat tajuk pohon dari jenis katapang Terminalia catappa
yang memiliki tajuk lebar dan rapat sehingga berfungsi sebagai thermal cover
bagi satwaliar. Untuk tipe cover banir, ditemukan dari jenis kiara Ficus glibbosa. Sebagai
pohon pencekik atau strangler, jenis kiara memiliki banir atau akar yang lebar dan bercabang-cabang. Tipe cover seperti ini sering digunakan macan tutul Jawa
sebagai tempat istirahat atau menyembunyikan sisa mangsa yang tidak habis dimakan.
Gua merupakan cover yang digunakan oelh macan tutul Jawa sebagai tempat tinggal. Meskipun tidak dalam jangka waktu yang lama, gua biasanya
digunakan selama mengasuh anak. Gua yang dijumpai di hutan pantai ini berupa gua berukuran kecil dengan lebar mulut gua sekitar dua meter. Kedalamannya
sekitar lima meter dimana semakin kedalam ukuran goa semakin menyempit.
Tegakan langkap memiliki lantai hutan yang relatif bersih dari jenis tumbuhan lain. Hal ini disebabkan karena langkap Arenga obsitufolia memiliki
sifat allelopati atau memiliki zat yang menghambat pertumbuhan vegetasi lain. Tipe habitat berupa tegakan langkap digunakan macan tutul Jawa sebagai tempat
untuk beristirahat sementara. Selain itu, kondisi lantai hutan yang bersih memudahkan macan tutul Jawa dalam melakukan perburuan dan pengejaran
mangsa. Tipe cover berupa rumpun pandan terdapat disekitar hutan pantai yang
berdekatan dengan garis pantai. Berdasarkan keterangan dari petugas TNUK, rumpun pandan ini sering digunakan macan tutul Jawa sebagai cover untuk
beristirahat dan bersembunyi saat mengintai satwa mangsa yang mengasin di laut. Hutan mangrove memiliki cover yang sangat sedikit bagi macan tutul Jawa
dan satwa mangsanya. Tipe cover yang dijumpai hanya berupa tajuk pohon yang melindungi satwa dari panas matahari. Selain itu, tipe habitat ini hanya bisa
didatangi oleh macan tutul Jawa pada saat-saat tertentu ketika air laut surut. Padang rumput didominasi oleh rerumputan dan tumbuhan bawah meskipun pada
titik-titik tertentu terdapat pepohonan sehingga cover yang ada ditipe habitat ini sangat terbatas yaitu berupa rumpun bambu dan tajuk pohon.
Tipe cover yang digunakan macan tutul Jawa di TNUK berupa tajuk dan banir pohon-pohon besar seperti jenis ki geunteul Diospyros javanica dan ki
calung Diospyros macrophylla, rumpun bambu dan pandan, tegakan langkap dan gua. Tipe-tipe cover ini berada pada kisaran ketinggian antara 0-100 meter dari
permukaan laut. Hutan dataran rendah dan hutan pantai memiliki tipe cover yang lengkap
seperti yang disebutkan di atas, sedangkan hutan mangrove dan padang rumput hanya memiliki tipe cover seperti tajuk pohon yang tidak terlalu rapat dan jenis-
jenis pandan yang membentuk rumpun. Ketersediaan cover ini menyebabkan macan tutul tutul Jawa lebih sering menggunakan habitat hutan dataran rendah dan
hutan pantai daripada hutan mangrove dan padang rumput.
5.2.5 Keberadaan dan Kelimpahan Macan Tutul Jawa