Lingkup Identifikasi Risiko Pengukuran Risiko

31

3.1.5.1 Lingkup Identifikasi Risiko

Identifikasi dilakukan pada setiap unit di dalam perusahaan. Mulai dari unit yang terkecil, kemudian unit yang lebih besar, seterusnya sampai unit yang paling besar yaitu perusahaan. Dengan demikian lingkup identifikasi risiko adalah unit atau bagian di dalam organisasi. Identifikasi risiko dimulai dari unit dimana ada seseorang yang mengepalai bagian unit tersebut di dalam perusahaan Kountur, 2008. Ada begitu banyak risiko dan tidak mungkin dapat diidentifikasi seluruhnya. Menurut hukum Pareto yang sering dikenal dengan hukum 80:20 atau 20:80, aplikasi hukum Pareto pada risiko ialah bahwa 80 persen kerugian perusahaan disebabkan oleh hanya 20 persen risiko yang krusial. Krusial apabila unit risiko tidak dapat menghasilkan produk atau jasa oleh karena aktivitas yang bersangkutan terganggu atau tidak berjalan dengan semestinya. Jika dapat menangani 20 persen risiko yang krusial saja maka dapat menghindari 80 persen kerugian. Langkah-langkah dalam proses identifikasi risiko adalah sebagai berikut: 1. Menentukan unit risiko 2. Memahami proses bisnis dari unit tersebut 3. Menentukan satu atau beberapa aktivitas yang krusial dari unit tersebut 4. Menentukan barang dan orang yang ada pada aktivitas krusial tersebut 5. Mencari tahu kerugian yang dapat terjadi pada barang dan orang dari aktivitas krusial tersebut 6. Menentukan penyebab terjadinya kerugian atau risiko 7. Membuat daftar risiko

3.1.5.2 Pengukuran Risiko

Menurut Kountur 2008, ada beberapa metode pengukuran kemungkinan terjadinya risiko diantaranya: Metode Poisson, Metode Binomial, Metode Nilai Standar z-score, dan Metode Aproksimasi. 32 1. Metode Poisson Metode Poisson digunakan apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: Ada data historis tentang kejadian yang serupa sebelumnya, Datanya dalam bentuk diskrit data berangka bulat, dan Ada periode waktu ke depan yang ditetapkan. 2. Metode Binomial Metode Binomial diguanakan untuk mengetahui kemungkinan atau probabilitas terjadinya risiko apabila menghadapi situasi-situasi sebagai berikut: Ada data historis tentang peristiwa yang terjadinya pada suatu lokasi, Datanya dalam bentuk diskrit, dan Diketahui sesuai dengan data historis ada probabilitas berhasil dan gagal. 3. Metode Nilai Standar Z-score Metode nilai standar Z-score digunakan apabila: Ada data historis, dan Data dalam bentuk kontinus. 4. Metode Aproksimasi Metode Aproksimasi adalah cara untuk mengetahui probabilitas dan dampak risiko dengan cara menanyakan kira-kira berapa probabilitas dan dampak dari suatu risiko kepada orang lain. Pengumpulan informasi pada metode ini dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga cara berikut ini: Expert opinion, Consensus, atau Delphy.

3.1.5.3 Pemetaan Risiko