VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Identifikasi sumber risiko yang dilakukan pada usaha penjualan produk karangan bunga di Pasar Bunga Wastukencana ditemukan beberapa risiko yang
krusial diantaranya adalah pemakaian bahan baku yang tidak menentu, penanganan bahan baku yang belum maksimal, belum adanya sistem quality
control yang baik dari petani pemasok bahan baku, teknik pemasaran yang kurang efektif, keteledoran karyawan, dan belum adanya jobdesk yang jelas bagi
karyawan, serta piutang tak tertagih. Identifikasi dilakukan pada setiap unit usaha yang terdapat pada florist, yaitu: unit produksi, unit pemasaran penjualan, unit
pasar, unit SDM, dan unit keuangan. Pengukuran risiko menggunakan analisis probabilitas dan dampak.
Pengukuran terbagi menjadi dua, yaitu pengukuran yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Pengukuran yang bersifat kuantitas dilakukan dengan menggunakan
Metode Nilai Standar Z-score dan Value at Risk. Sedangkan pengukuran yang bersifat kualitatif dilakukan dengan menggunakan Metode Aproksimasi, yaitu
dengan menggunakan Expert Opinion. Untuk risiko bahan baku, pengukuran nilai probabilitas dan dampak risiko dilakukan dengan pengukuran yang bersifat
kuantitatif selama 18 periode dari bulan Juli sampai Agustus 2010. Nilai
probabilitas penggunaan bahan baku yang lebih kecil dari 80 ikat dan lebih besar dari 120 ikat pada Florist X dengan menggunakan metode Z-score adalah 52,6
persen. Sedangkan dampak risiko yang dialami Florist X dengan menggunakan metode Value at Risk adalah sebesar Rp 200.220,515.
Strategi penanganan risiko yang dilakukan terbagi menjadu dua, yaitu: preventif dan mitigasi. Strategi preventif dilakukan untuk sumber risiko yang
berada pada kuadran I dan II. Strategi mitigasi diakukan untuk sumber risiko yang berada pada kuadran I dan III.
Penganganan preventif bertujuan untuk menghindari terjadinya risiko.
Penanganan preventif yang dilakukan berupa memperbaiki sistem pasokan bahan baku abodemen, strategi yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan peramalan terhadap penjualan periode berikutnya. Identifikasi kebutuhan bahan baku pada periode-periode mendatang
83 dapat diketahui dengan menghubungkan data penjualan selama satu tahun yang
lalu dengan data penggunaan bahan bakunya, kemudian menganalisis penyebab dari naik turunnya permintaan. Secara historis, Florist X dapat melakukan
peramalan penjualan untuk periode-periode berikutnya, kemudian diturunkan dalam kebutuhan bahan baku untuk periode berikutnya, sehingga pemesanan
bahan baku dapat diantisipasi. Strategi selanjutnya adalah melakukan penanganan yang baik dan tepat dalam menjaga kesegaran dan kualitas bahan baku. Selain
itu, mengembangkan sumber daya manusia serta memasang dan memperbaiki fasilitas fisik. Sedangkan penanganan mitigasi bertujuan untuk meminimalkan
dampak yang ditimbulkan oleh sumber-sumber risiko. Penanganan mitigasi yang dilakukan berupa melakukan kerjasama dengan florist-florist yang lain dalam
mengatasi kelebihan bahan baku, melakukan penggabungan dengan beberapa florist dalam pemesanan bahan baku pada pemasok bahan baku, melakukan
diversifikasi usaha, diantaranya dengan menciptakan unit usaha sendiri yang melakukan penjualan bunga secara eceran dan juga bentuk buket, dan penggunaan
bunga dari kertas sebagai pengganti sementara untuk bunga potong apabila terjadi kelangkaan pada bunga potong. Selain itu, melakukan kontrak dengan Koppas
Bunga Wastukencana dalam hal bantuan pinjaman modal, meningkatkan tanggung jawab kerja dan ketampilan melalui briefing dan jobdesk yang jelas, dan
pada saat pemesanan, konsumen membayar uang muka sebesar 30-50 persen dari harga produk, hal ini untuk memperkecil risiko piutang tak tertagih. Sedangkan
alternatif strategi untuk penanganan risiko bahan baku pada kuadran I adalah prevent at source.
Detect and monitor dilakukan untuk menghadapi permasalahan karyawan, jobdesk dan pemasaran yang belum maksimal yang
terdapat pada kuadran II. Strategi alternatif untuk risiko pada kuadran III yaitu piutang tak tertagih dan keteledoran karyawan dengan monitor, sedangkan Teknik
pemasaran yang masih konvensional pada kuadran IV dengan low control.
84
7.2 Saran