66 Probabilitas risiko pada usaha penjualan produk karangan bunga sangat
dipengaruhi oleh beberapa risiko di atas. Risiko terbesar terdapat pada pemakaian bahan baku yang berada pada kuadran 1. Oleh karena karakter produk karangan
bunga adalah permintaanya bergantung dari banyak sedikitnya acara atau perayaan, bahan baku bunga potong yang bersifat mudah rusak, ditambah lagi
dengan adanya sistem kontrak abodemen pengiriman barang bahan baku yang jumlah dan harganya sudah ditetapkan dalam kontrak sehingga menyebabkan
pemakaian bahan baku tidak menentu, bisa lebih dan tidak terpakaiterbuang, bisa juga kekurangan bahan baku. Hal ini menyebabkan risiko yang tinggi bagi
penjualan produk karangan bunga itu sendiri.
6.2.2 Analisis Dampak Risiko Bahan Baku
Metode yang paling efektif digunakan untuk mengukur dampak risiko adalah Value at Risk VaR. Setiap kali terjadi risiko akan memberikan dampak
kerugian. Pada umumnya kerugian dapat dihitung dalam satuan rupiah, sehingga jika terjadi risiko, perusahaan dapat mengetahui besar kerugian yang diderita
dalam rupiah. Dampak risiko yang merugikan bagi Florist X terjadi akibat tidak menentunya pemakaian bahan baku bunga potong. Hal ini terkait dengan
karakteristik produk karangan bunga yang perishable, konsumen berasal dari kalangan tertentu, dan jumlah permintaan sesuai dengan banyak sedikitnya acara.
Pemakaian bahan baku yang tidak menentu, sedangkan pasokan bahan baku tetap sesuai abodemen mengakibatkan timbulnya risiko kekurangan atau kelebihan
bahan baku pada saat berlangsungnya proses produksi. Risiko ini membutuhkan manajemen persediaan bahan baku yang baik agar pemakaian bahan baku bisa
disesuaikan dengan banyaknya produksi dalam satu periode pengiriman bahan baku abodemen. Besarnya dampak merugikan akibat permasalahan di atas dapat
diketahui melalui Value at Risk. Dampak risiko dengan tingkat keyakinan yang diinginkan sebesar 95
persen. Dari hasil perhitungan, rata-rata kejadian merugikan sebesar Rp
160.666,6667, di mana standar deviasi yang diperoleh sebesar 102.013,8399. Nilai z dari tabel pada tingkat keyakinan 95 persen atau pada signifikansi 5 persen
0,05 adaah 1,645. Sehingga Value at Risk yang diperoleh sebesar Rp
67 200.220,515, artinya kerugian yang diderita maksimal Rp 200220,515 namun, ada
5 persen kemungkinan lebih besar dari Rp 200.220,515. Apabila terjadi kerugian di atas nilai tersebut maka dinyatakan adanya risiko yang besar dari penggunaan
bahan baku. Besarnya dampak ataupun kerugian yang diderita oleh Florist X disebabkan oleh
pemakaian bahan baku yang tidak menentu sehingga mengakibatkan bahan baku berlebih atau kekurangan bahan baku pada saat proses
produksi berlangsung. Berikut uraian dari hasil perhitungan dampak risiko bahan baku pada Tabel 9.
Tabel 9 . Dampak Risiko Bahan Baku pada Florist X Periode Juni-Juli 2010
Rupiah Periode
Kerugian ikat
Kerugian Rp
xi-x rata-rata xi-x rata-rata
2
1 4
24000 -136666,6667
18677777778 2
31 186000
160666,6667 25813777778
3 23
138000 -22666,66667
513777777,8 4
18 108000
160666,6667 25813777778
5 36
216000 55333,33333
3061777778 6
5 30000
-130666,6667 17073777778
7 46
276000 115333,3333
13301777778 8
19 114000
-46666,66667 2177777778
9 30
180000 19333,33333
373777777,8 10
16 96000
-64666,66667 4181777778
11 46
276000 115333,3333
13301777778 12
53 318000
157333,3333 24753777778
13 29
174000 13333,33333
177777777,8 14
21 126000
-34666,66667 1201777778
15 15
90000 -70666,66667
4993777778 16
49 294000
133333,3333 17777777778
17 17
102000 -58666,66667
3441777778 18
24 144000
-16666,66667 277777777,8
Total 482
2892000 176916000000
Rata-rata kejadian merugikan 160666,6667
Standar Deviasi 102013,8399
Tingkat keyakinan yg diinginkan 95 atau pada tingkat signifikansi 5 z 5 atau 0,05
1,645 VaR
200220,515
68
6.3 Pemetaan Risiko Bahan Baku