Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

2.11 Penelitian Terdahulu

Hasil-hasil penelitian terdahulu telah banyak membahas aplikasi teori di bidang pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Topik-topik yang pernah diangkat antara lain yang berhubungan dengan kepuasan pelangggan, positioning sebuah merek, ekuitas merek, strategi pemasaran dan loyalitas pelanggan. Namun yang yang menjadi fokus dalam penelitian kali ini adalah lebih spesifik pada posisi perusahaan di benak konsumen positioning. Apriantoro 2006 membahas tentang positioning berjudul Analisis Positioning Popeyes Chicken and Seafood dalam Pasar Restoran Fast Food di Kota Bogor. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, Multidimensional Scaling MDS, analisis faktor, dan analisis biplot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara para pesaingnya di bidang restoran fast food yang ada di Kota Bogor, Popeyes Chicken and Seafood memiliki keunggulan di dua atribut yaitu cita rasa khas bumbu dan pelayanan yang dan ramah. Fitri 2006 membahas tentang preferensi konsumen dan positioning dengan judul Analisis Preferensi Konsumen dan Positioning Produk Wardah di Pasar Kosmetika Jakarta. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, Importance Performance Analysis IPA, dan analisis Biplot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut yang dinilai penting adalah kecocokan, sedangkan atribut yang dinilai paling tidak penting adalah merek yang terkenal. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dalam hal membahas positioning suatu produk. Sedangkan perbedaannya adalah pada obyek dan alat analisis yang digunakan. Ekaputra 2008 juga membahas tentang preferensi dan positioning dengan judul Analisis Preferensi Pengunjung dan Positioning Pusat Perbelanjaan Modern di Kota Bogor Studi Kasus : Botani Square, Ekalokasari Plaza, Bogor Trade Mall dan Pangrango Plaza. Alat analisis yang digunakan adalah Importance Performance Analysis IPA dan Multidimensional Scaling MDS berbasis atribut. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi tentang pusat perbelanjaan modern di Kota Bogor bahwa rata-rata pengunjung melakukan dua kali kunjungan dalam sebulan untuk berbelanja. Selain itu pengunjung beranggapan bahwa bentuk promosi yang paling menarik adalah dengan mengadakan event. Dari empat tempat perbelanjaan modern, pengunjung lebih memilih Botani Square. Dai hasil penilaian menggunakan Importance Performance Analysis IPA atribut yang palng penting adalah ketersediaan sarana ibadah dan yang paling tidak penting adalah ukuran luas bangunan. Berdasarkan penilaian menggunakan Multidimensional Scaling MDS berbasis atribut dengan pendekatan analisis faktor di ketahui bahwa tiga pusat perbelanjaan yang memiliki lokasi yang berdekatan adalah pesaing satu sama lain. Dari perceptual map, terlihat bahwa Ekalokasari Plaza memiliki positioning yang paling baik karena memiliki kedekatan dengan dua dimensi yaitu variasi tenant dan fasilitas pendukung.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Jakarta sebagai ibukota dan kota pelabuhan membuat kulinernya dipengaruhi oleh banyak daerah atau bahkan negara lain. Salah satu kuliner yang dipengaruhi dari negara lain adalah es krim. Tidak banyak perusahaantoko yang bersaing di industri es krim Jakarta pada awalnya. Toko es krim yang ada hanya Ragusa Es Italia yang telah memulai bisnisnya di Jakarta sejak tahun 1932. Globalisasi membuat persaingan lebih ketat. Di awal 1990-an mulailah pesaing-pesaing yang berasal dari luar negeri masuk ke industri es krim Jakarta dengan konsep toko, produk dan strategi pemasaran yang lebih modern. Ada beberapa toko es krim luar negeri yang membuka toko di Jakarta antara lain Baskin Robbins, Haagen Dazs, Coldstone Creamery, Fountain, Swenseens dan Ice Cream Baltic. Karena itu menarik untuk meneliti bagaimana positioning Ragusa Es Italia jika dibandingkan dengan toko-toko es krim yang lebih modern. Karena itu digunakan pembanding dua toko es krim yang merupakan market leader yaitu Baskin Robbins dan Haagen Dazs agar juga bisa dijadikan sebagai evaluasi bagi Ragusa Es Italia. Selain itu perlu diketahui juga karakteristik konsumen sehingga bisa dirumuskan rekomendasi strategi. Rekomendasi strategi pemasaran bisa ditentukan jika mengetahui karakteristik konsumen dan persepsi konsumen Ragusa Es Italia. Karakteristik konsumen yang diperoleh kemudian dilakukan tabulasi silang agar diketahui korelasi antar karakteristik konsumen. Karakteristik konsumen yang berhubungan mempermudah penetapan strategi pemasaran. Persepsi konsumen digunakan untuk mengetahui positioning Ragusa Es Italia. Positioning Ragusa Es Italia diuji secara deskripstif dengan semantik diferensial. Kemudian untuk mengetahui posisi Ragusa Es Italia dibanding dengan para pesaing dan atribut yang dekat dengan merek Ragusa digunakan ananlisis Biplot. Untuk menguji apakah positioning Ragusa Es Italia telah tepat digunakan Importance and Performance Analysis IPA. Hasil dari IPA menentukan apakah Ragusa Es Italia harus me-repositioning atau membuat