5. Hasil yaitu konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.
2.4 Pemetaan Persepsi
Persepsi adalah suatu proses, di mana seseorang menerima, menyeleksi, dan menginterpretasi stimuli untuk membentuk gambaran yang menyeluruh
dan berarti tentang dunia Simamora, 2005. Dalam Kotler dan Armstrong 2008 dijelaskan bahwa persepsi adalah proses di mana orang memilih,
mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang berarti.
Persepsi bersifat sangat abstrak. Walaupun individu dapat memberikan deskripsi, tetapi persepsi yang kita tangkap tidaklah obyektif, melainkan
subyektif. Karena itu dibutuhkan suatu alat yang bisa memetakan persepsi yang bersifat abstrak ke dalam bentuk visual.
2.5 Pemasaran
Pemasaran menurut American Marketing Association tahun 1935 dalam Marknesis 2009, pada awalnya hanya didefinisikan sebagai kinerja aktivitas
bisnis yang mengatur aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Definisi ini terlihat hanya menekankan pada aspek distribusi saja pada lingkup
pemasaran. Kemudian pada 2004 American Marketing Association merilis definisi terbaru yang merumuskan pemasaran sebagai fungsi organisasi dan
serangkaian proses menciptakan, mengomunikasikan, dan menyampaikan nilai bagi para pelanggan, serta mengelola relasi pelanggan sedemikian rupa
sehingga memberikan manfaat bagi organisasi dan para pemangku kepentingan.
Pemasaran menurut Kotler dan Armstrong 2008 adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang
kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagi imbalannya. Kemudian dijelaskan juga lebih lanjut bahwa secara luas
pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan
pertukaran nilai dengan yang lain.
2.6 Jasa
Menurut Lovelock dan Wright 2005 jasa adalah tindakan atau kinerja yang menciptakan manfaat bagi pelanggan dengan mewujudkan perubahan
yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima. Jasa memiliki empat karakteristik utama yang membedakannya dengan barang, yaitu :
1. Intangibility yaitu jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau
diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi. Jika barang merupakan suatu obyek maka jasa adalah suatu perbuatan yang dinilai dari kinerja.
2. Inseparabelity yaitu tidak dapat dipisah-pisahkan. Dalam jasa berbeda
dengan barang. Jika dalam mengkonsumsi barang terlebih dahulu barang diproduksi, didistribusikan lalu dikonsumsi secara terpisah maka dalam
jasa justru dilakukan distribusi lebih dahulu baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antar penyedia jasa dan pelanggan
merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. 3.
Variability yaitu jasa bersifat sangat variatif karena tidak ada proses standardisasi dalam outputnya. Artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan
jenis, tergantung pada siapa, kapan, da di mana jasa tersebut dihasilkan. 4.
Perishability yaitu jasa sebagai komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.
2.7 Strategi Pemasaran 2.7.1 Segmentasi