6.1.3 Dimensi Sosial
Dimensi sosial ini memiliki kaitan yang erat terhadap keberlanjutan pengelolaan perikanan KJA di Waduk Cirata. Masyarakat di sekitar Waduk Cirata
memiliki kehidupan sosial yang beragam, karena masyarakat yang tinggal di sekitarnya berasal dari berbagai suku dan etnis. Dengan perbedaan seperti itu
maka terjadi berbagai interaksi sosial dalam pemanfaatan Waduk Cirata untuk keberlanjutan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu penting untuk mengetahui
atribut apa saja yang berpengaruh terhadap keberlanjutan dimensi sosial. Atribut yang akan dianalisis pada dimensi sosial adalah:
1. Pengelolaan usaha perikanan KJA
Pengelolaan usaha perikanan KJA di Waduk Cirata terbagi menjadi 3, yaitu individual, keluarga maupun komunitasgrup. Berdasarkan hasil wawancara
dengan responden, sebagian besar usaha perikanan di Waduk Cirata melakukan kegiatannya secara individu, namun ada pula yang merupakan
usaha keluarga. Maka skor yang diperoleh untuk atribut ini adalah 0,03. 2.
Jumlah Rumah Tangga Perikanan RTP Jumlah RTP di Waduk Cirata berdasarkan sensus yang dilakukan oleh BPWC
pada tahun 2011 adalah sebanyak 2.511 RTP yang terdiri dari petani pribumi dan non pribumi. Skor untuk atribut ini adalah 2.
3. Pengetahuan tentang lingkungan
Pengetahuan atau pemahaman tentang lingkungan hidup secara tidak langsung berdampak pada kepedulian petani ikan terhadap keberlanjutan
pengelolaan Waduk Cirata dan keberlanjutan usaha perikanan yang mereka lakukan. Berdasarkan hasil wawancara responden, sebagian besar responden
memiliki tingkat pengetahuan tentang lingkungan yang rendah. Skor yang diberikan pada atribut ini adalah 0,4.
4. Tingkat pendidikan
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, tingkat pendidikan rata-rata petani ikan di Waduk Cirata berada pada tingkat SD sampai SMP. Hal
tersebut bahkan belum masuk dalam kategori wajib belajar 12 tahun yang dicanangkan oleh pemerintah. Skor yang diberikan pada atribut ini adalah
0,4.
5. Status konflik
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, selama mereka melakukan kegiatan budidaya perikanan KJA di Waduk Cirata tidak pernah terjadi
konflik baik konflik antar petani ikan maupun konflik dengan masyarakat diluar usaha perikanan budidaya. Skor yang diberikan pada atribut ini adalah
0. 6.
Keterlibatan petani ikan dalam pengambilan keputusan Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, mereka tidak dilibatkan
dalam pengambilan keputusan di baik di bidang pengelolaan waduk maupun pengelolaan perikanan KJA. Skor yang diberikan pada atribut ini adalah 0.
7. Keterlibatan anggota keluarga
Semakin banyak anggota keluarga yang terlibat dalam usaha perikanan, maka semakin tinggi perhatian yang akan diberikan kepada keberlanjutan
pengelolaan sumberdaya perikanan. Berdasarkan wawancara dengan responden, rata-rata petani ikan yang melibatkan keluarganya dalam usaha
perikanan relatif sangat sedikit hanya 1-2 orang. Skor yang diberikan pada atribut ini adalah 0,4.
Pemberian skor untuk dimensi sosial berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh setelah wawancara dengan responden. Nilai skor setiap atribut dapat
dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Nilai skor setiap atribut dimensi keberlanjutan sosial pengelolaan usaha
perikanan KJA Waduk Cirata
No Dimensi dan Indikator
Skor Baik
Buruk Keterangan
1 Pengelolaan usaha
perikanan KJA 0,03
2 Nilai rata-rata
2 Jumlah RTP
2 2
Nilai rata-rata 3
Pengetahuan tentang lingkungan
0,4 2
Nilai rata-rata 4
Tingkat pendidikan 0,4
2 Nilai rata-rata
5 Status konflik
2 Nilai rata-rata
6 Keterlibatan petani ikan
dalam pengambilan keputusan
2 Nilai rata-rata
7 Keterlibatan anggota
keluarga 0,4
4 Nilai rata-rata
Sumber: Hasil analisis data 2015
Nilai skor dari dimensi sosial untuk pengelolaan Waduk Cirata kemudian dianalisis menggunakan alat analisis Rapfish. Hasil yang diperoleh dengan
metode MDS akan menunjukkan nilai indeks keberlanjutan pengelolaan usaha perikanan KJA Waduk Cirata dari dimensi sosial, dapat dilihat pada Gambar 16.
Sumber: Hasil analisis data 2015
Gambar 16. Status keberlanjutan dimensi sosial pengelolaan usaha perikanan KJA Waduk Cirata
Berdasarkan Gambar 16 nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi sosial adalah 12,62 termasuk dalam kategori buruk. Nilai statistik hasil analisis Rapfish
dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18 Nilai statistik yang diperoleh dari hasil analisis Rapfish pada dimensi sosial
No Atribut Statistik Nilai Statistik
Persentase 1
Stress 0,1350
13,50 2
R
2
0,9529 95,29
3 Jumlah Iterasi
2 Sumber: Hasil analisis data 2015
Tabel 18 menunjukkan nilai stress adalah 13,50. Nilai stress yang didapat sudah memenuhi kondisi fit atau hasil analisis yang didapat cukup baik
karena S25. Nilai selang kepercayaan yang diperoleh pada penelitian ini adalah 95,29 yang artinya model dengan menggunakan peubah-peubah saat ini
sudah menjelaskan 95,29 dari model yang ada. Nilai leverage analysis pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 17.
Sumber: Hasil analisis data 2015
Gambar 17. Analisis sensitivitas atribut pada dimensi sosial Berdasarkan Gambar 17 menunjukkan bahwa atribut yang paling sensitif
pada dimensi sosial adalah tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang lingkungan. Tingkat pendidikan menjadi hal yang krusial dalam pemanfaatan
sumberdaya. Masyarakat dengan pendidikan yang tinggi maka akan dapat menyerap informasi dengan baik. Pendidikan yang layak juga dapat meningkatkan
taraf hidup seseorang. Peningkatan pendidikan diperlukan para petani ikan agar mereka dapat menyerap informasi demi peningkatan kualitas hidup mereka.
Tingkat pendidikan ini juga erat hubungannya dengan pengetahuan tentang lingkungan yang dimiliki oleh petani ikan di Waduk Cirata. Jika tingkat
pendidikan mereka tinggi maka mereka akan lebih peduli terhadap lingkungan waduk. Kepedulian terhadap lingkungan waduk dapat membuat waduk terjaga
keberadaannya agar dapat diwarisi kepada anak cucu mereka nantinya. Kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan sekitar waduk harus ditumbuhkan di
dalam diri para petani ikan. Sosialisasi dan penyuluhan yang berkesinambungan dapat menjadi sarana untuk mewujudkan hal tersebut. Hasil analisis Monte Carlo
dapat dilihat pada Gambar 18.
Sumber: Hasil analisis data 2015
Gambar 18. Hasil analisis Monte Carlo untuk pengelolaan Waduk Cirata pada dimensi sosial
Gambar 18 menunjukkan kondisi sosial pengelolaan usaha perikanan KJA Waduk Cirata banyak mengalami gangguan perturbation yang ditunjukkan oleh
plot biru yang menyebar.
6.1.4 Dimensi Teknologi
Dimensi teknologi merupakan dimensi yang tidak kalah penting terhadap keberlanjutan pengelolaan Waduk Cirata. Para petani ikan Waduk Cirata
umumnya masih menggunakan teknologi yang sederhana. Oleh karena itu penting utnuk mengetahui atribut apa saja yang berpengaruh terhadap keberlanjutan
dimensi teknologi dalam pengelolaan Waduk Cirata yang berkelanjutan. Adapun atribut yang akan dianalisis pada dimensi teknologi adalah:
1. Penanganan ikan sebelum dijual
Penanganan ikan sebelum dijual berfungsi untuk menjaga kualitas ikan tersebut. Petani ikan di Waduk Cirata ternyata tidak dilakukan penanganan
ikan, para petani ikan biasanya menjual ikan-ikan langsung kepada bandar yang sudah menjadi langganan mereka. Para bandarlah yang justru
melakukan hal tersebut. Maka skor yang diberikan pada atribut ini adalah 2.
2. Teknologi KJA
Teknologi keramba jaring apung KJA yang ada di Waduk Cirata digolongkan menjadi 2, yaitu KJA yang ramah lingkungan dan tidak ramah
lingkungan. KJA ramah lingkungan terbuat dari bahan yang ramah lingkungan pula dan tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan
seperti bahan drum plastik. Sedangkan KJA yang tidak ramah lingkungan terbuat dari busa, drum besi dan campuran dari keduanya. KJA dari bahan
tersebut menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan, baik dari segi sampah maupun zat-zat yang dikandungnya yang dapat menimbulkan korosi.
Skor yang diberikan pada atribut ini adalah 2. 3.
Jenis ikan Jenis ikan yang dipilih pada budidaya perikanan KJA di Waduk Cirata ini
adalah ikan-ikan yang bernilai ekonomi tinggi, seperti nila, mas, gurame, dan bawal. Namun, sebagian besar ikan-ikan ini rentan terhadap penyakit. Maka
skor yang diberikan pada atribut ini adalah 0,03. 4.
Ketersediaan alat pendukung di KJA Ketersediaan alat pendukung di KJA dapat mendukung kegiatan budidaya
perikanan. Berdasarkan kenyataan di lapang petani ikan di Waduk Cirata umumnya tidak memiliki alat-alat pendukung yang modern, seperti blower
untuk mengantisipasi kematian ikan pada saat terjadinya upwelling. Skor yang diberikan pada atribut ini adalah 0,067.
Pemberian skor untuk dimensi teknologi berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh setelah wawancara dengan responden. Nilai skor setiap atribut dapat
dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Nilai skor setiap atribut dimensi keberlanjutan teknologi pengelolaan
usaha perikanan KJA Waduk Cirata
No Dimensi dan Indikator Skor
Baik Buruk
Keterangan 1
Penanganan ikan sebelum dijual
2 2
Nilai rata-rata 2
Teknologi KJA 2
3 Nilai rata-rata
3 Jenis ikan
0,03 1
Nilai rata-rata 4
Ketersediaan alat pendukung di KJA
0,067 3
Nilai rata-rata Sumber: Hasil analisis data 2015
Nilai skor dari dimensi teknologi untuk pengelolaan usaha perikanan KJA Waduk Cirata kemudian dianalisis menggunakan alat analisis Rapfish. Hasil yang
diperoleh dengan metode MDS akan menunjukkan nilai indeks keberlanjutan pengelolaan usaha perikanan KJA Waduk Cirata dari dimensi teknologi, dapat
dilihat pada Gambar 19.
Sumber: Hasil analisis data 2015
Gambar 19. Status keberlanjutan dimensi teknologi pengelolaan usaha perikanan KJA Waduk Cirata
Gambar 19 menunjukkan nilai skor dari dimensi teknologi untuk pengelolaan usaha perikanan KJA Waduk Cirata yang dianalisis menggunakan
alat analisis Rapfish. Hasil yang diperoleh dengan metode MDS akan menunjukkan nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi teknologi. Berdasarkan
Gambar 19 nilai indeks keberlanjutan untuk dimensi teknologi adalah 24,26 termasuk dalam kategori buruk. Nilai statistik yang diperoleh dengan metode
MDS dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20 Nilai statistik yang diperoleh dari hasil analisis Rapfish pada dimensi
teknologi
No Atribut Statistik Nilai Statistik
Persentase 1
Stress 0,1562
15,62 2
R
2
0,9085 90,85
3 Jumlah Iterasi
2 Sumber: Hasil analisis data 2015
Tabel 20 menunjukkan nilai stress sebesar 15,62. Nilai stress yang didapat sudah memenuhi kondisi fit atau hasil analisis yang didapat cukup baik
karena S25. Nilai selang kepercayaan yang diperoleh pada penelitian ini adalah 90,85 yang artinya model dengan menggunakan peubah-peubah saat ini