Dimensi Teknologi Status Keberlanjutan Pengelolaan Usaha Perikanan KJA di Waduk

serta pencemaran pada lingkungan sekitar waduk. Berbagai persepsi pun timbul akibat adanya perikanan KJA ini. Berikut persepsi stakeholder tentang tingkat sedimentasi, limbah organik serta jumlah sampah yang ditimbulkan dari kegiatan perikanan budidaya KJA dapat dilihat pada Tabel 26. Berdasarkan Tabel 26, stakeholder memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai kegiatan perikanan budidaya KJA sebagai kegitan yang paling mengancam keberlanjutan Waduk Cirata. Dilihat dari parameter tingkat sedimentasi yang disebabkan oleh perikanan budidaya KJA, sebanyak 16,67 menyatakan tinggi, 50 menyatakan rendah dan sisanya 33,33 menyatakan rendah. Untuk limbah organik yang dihasilkan, sebanyak 50 menyatakan tinggi, 33,33 menyatakan sedang dan 16,67 menyatakan rendah. Untuk jumlah sampah yang dihasilkan dari perikanan budidaya KJA ini, sebanyak 33,33 menyatakan banyak, 16,67 menyatakan sedang dan sisanya 50 menyatakan rendah. Jika dilihat berdasarkan persepsi yang diberikan oleh masing-masing stakeholder, perikanan budidaya KJA ini sedikit banyak telah mengancam keberlanjutan Waduk Cirata walaupun bukan sebagai penyebab utamanya. Tabel 26 Persepsi stakeholder tentang kegiatan perikanan budidaya KJA di Waduk Cirata Kegiatan Stakeholder Parameter Tk. sedimentasi Limbah organik Jumlah sampah T S R T S R B S R Budidaya Perikanan KJA DKP Prov. Jawa Barat √ √ √ DKP Kab. Cianjur √ √ √ UPTD BPBPPUC √ √ √ BPWC √ √ √ BPLHD Prov. Jawa Barat √ √ √ BPLHD Kab. Cianjur √ √ √ Ket: T: tinggi, S: sedang, R: rendah, B: banyak

6.2.2 Pertanian

Kegiatan lain yang berkembang di kawasan Cirata adalah pertanian. Aktivitas pertanian di sekitar Waduk Cirata memanfaatkan air yang tertampung di Waduk Cirata sebagai sumber air utama irigasi pertaniannya. Limbah pertanian yang mengalir dari Sungai Citarum juga masuk ke dalam Waduk Cirata yang umumnya berasla dari penggunaan pupuk, pestisida, dan buangan sisa panen seperti jerami. Berikut adalah persepsi stakeholder yang dilihat dari kegiatan pertanian dapat dilihat pada Tabel 27 Tabel 27 Persepsi stakeholder terhadap kegiatan pertanian Kegiatan Stakeholder Parameter Tk. sedimentasi Limbah organik Jumlah sampah T S R T S R B S R Pertanian DKP Prov. Jawa Barat √ √ √ DKP Kab. Cianjur √ √ √ UPTD BPBPPUC √ √ √ BPWC √ √ √ BPLHD Prov. Jawa Barat √ √ √ BPLHD Kab. Cianjur √ √ √ Ket: T: tinggi, S: sedang, R: rendah, B: banyak Berdasarkan Tabel 27, yang dilihat dari parameter tingkat sedimentasi yang disebabkan oleh kegiatan yang berada disekitar Waduk Cirata, sebanyak 50 menyatakan tinggi dan 50nya lagi menyatakan rendah. Untuk limbah organik yang dihasilkan, sebanyak 33,3 menyatakan tinggi, 50 menyatakan sedang dan 16,67 menyatakan rendah. Untuk jumlah sampah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian 16,67 menyatakan banyak, 50 menyatakan sedang dan sisanya 33,3 menyatakan rendah. Jika dilihat berdasarkan persepsi yang diberikan oleh masing-masing stakeholder, kegiatan pertanian ini sedikit banyak telah mengancam keberlanjutan Waduk Cirata walaupun bukan sebagai penyebab utamanya. Kegiatan pertanian ini lebih banyak merusak bagian hulu Sungai Citarum, namun dampaknya pun terasa hingga Waduk Cirata.

6.2.3 Perikanan Tangkap

Selain perikanan budidaya KJA, adapun kegiatan perikanan tangkap yang berada di Waduk Cirata. Berdasarkan data sensus yang dilakukan oleh BPWC tahun 2011 produksi perikanan tangkap ini pada setiap tahunnya mengalami penurunan akibat stok ikan yang ada di perairan berkurang akibat penangkapan yang banyak di tahun sebelumnya. Adapun persepsi stakeholder yang dilihat dari tingkat sedimentasi, limbah organik dan jumlah sampah yang dihasilkan oleh perikanan tangkap dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28 Persepsi stakeholder terhadap kegiatan perikanan tangkap Kegiatan Stakeholder Parameter Tk. sedimentasi Limbah organik Jumlah sampah T S R T S R B S R Perikanan Tangkap DKP Prov. Jawa Barat √ √ √ DKP Kab. Cianjur √ √ √ UPTD BPBPPUC √ √ √ BPWC √ √ √ BPLHD Prov. Jawa Barat √ √ √ BPLHD Kab. Cianjur √ √ √ Ket: T: tinggi, S: sedang, R: rendah, B: banyak Berdasarkan Tabel 28, sebanyak 100 stakeholder menyatakan bahwa kegiatan perikanan tangkap ini berpengaruh rendah terhadap tingkat sedimentasi, limbah organik maupun jumlah sampah di Waduk Cirata. Terlihat jelas kegiatan perikanan tangkap ini bukan menjadi kegiatan yang mengancam keberlanjutan Waduk Cirata.

6.2.4 Pariwisata

Selain memiliki fungsi utama sebagai PLTA, Waduk Cirata juga memiliki potensi besar sebagai objek wisata tirta yang sangat potensial karena memiliki bentangan air waduk yang luas. Kegiatan ini tentu saja meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar waduk. Namun, pariwisata juga erat kaitannya dengan kerusakan lingkungan dan sumberdaya. Oleh karena itu pengelolaanya pun harus dilakukan secara baik dan berkelanjutan. Berikut adalah persepsi stakeholder terhadap kegiatan pariwisata di Waduk Cirata dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29 Persepsi stakeholder terhadap kegiatan pariwisata Kegiatan Stakeholder Parameter Tk. sedimentasi Limbah organik Jumlah sampah T S R T S R B S R Pariwisata DKP Prov. Jawa Barat √ √ √ DKP Kab. Cianjur √ √ √ UPTD BPBPPUC √ √ √ BPWC √ √ √ BPLHD Prov. Jawa Barat √ √ √ BPLHD Kab. Cianjur √ √ √ Ket: T: tinggi, S: sedang, R: rendah, B: banyak Berdasarkan Tabel 29, terlihat bahwa menurut para stakeholder kegiatan pariwisata berpengaruh rendah terhadap tingkat sedimentasi Waduk Cirata karena sebanyak 100 menyatakan rendah. Sedangkan imbah organik yang dihasilkan sebanyak 33,3 menyatakan sedang dan sisanya 66,7 menyatakan rendah. Untuk jumlah sampah yang dihasilkan sebanyak 66,7 menyatakan jumlah sampah yang dihasikan dari kegiatan pariwisata adalah besar dan sisanya 33,3 menyatakan sedang. Dari persepsi yang diberikan oleh stakeholder terhadap kegitan pariwisata ini, dapat dikatakan bahwa pariwisata bukanlah kegiatan utama yang dapat mengancam keberlanjutan Waduk Cirata.

6.2.5 Aktivitas domestik masyarakat

Banyaknya masyarakat yang tinggal di sekitar Waduk Cirata turut berpengaruh terhadap jumlah limbah organik dan sampah yang dihasilkan. Berikut adalah persepsi stakeholder mengenai aktivitas domestik masyarakat dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30 Persepsi stakeholder terhadap aktivitas domestik masyarakat Kegiatan Stakeholder Parameter Tk. sedimentasi Limbah organik Jumlah sampah T S R T S R B S R Aktivitas Domestik masyarakat DKP Prov. Jawa Barat √ √ √ DKP Kab. Cianjur √ √ √ UPTD BPBPPUC √ √ √ BPWC √ √ √ BPLHD Prov. Jawa Barat √ √ √ BPLHD Kab. Cianjur √ √ √ Ket: T: tinggi, S: sedang, R: rendah, B: banyak Berdasarkan Tabel 30 persepsi stakeholder terhadap aktivitas domestik masyarakat sebagai kegiatan yang mengancam keberlanjutan Waduk Cirata bervariasi. Sebesar 50 menyatakan bahwa tingkat sedimentasi yang ditimbulkan oleh aktivitas dinilai tinggi, sedangkan sisanya 50 lagi dinilai sedang. Limbah organik dinilai tinggi sebesar 33,3, sedang 33,3 dan rendah juga sebesar 33,3. Jumlah sampah yang ditimbulkan oleh aktivitas domestik masyarakat dinilai banyak sebesar 50 dan sedang sebanyak 50 juga.

6.2.6 Urutan kegiatan yang paling mengancam keberlanjutan Waduk Cirata

Setelah diketahui persepsi para stakeholder mengenai kegiatan yang dapat mengancam keberlanjutan Waduk Cirata dilakukan skoring dari persepsi-persepsi tersebut. Hasilnya didapatkan bahwa kegiatan yang paling mengancam ialah aktivitas domestik masyarakat dengan skor 42 yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Kegiatan selanjutnya yang mengancam keberlanjutan waduk ialah budidaya perikanan KJA dan pertanian dengan skor yang sama yaitu 36. Kegiatan yang mengancam lainnya adalah pariwisata dengan skor 30 dan terakhir, dengan skor 18 adalah perikanan tangkap yang dinilai paling tidak mengancam keberlanjutan Waduk Cirata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditentukan. Skor masing-masing kegiatan yang dapat mengancam keberlanjutan pengelolaan Waduk Cirata dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31 Skor kegiatan yang paling mengancam keberlanjutan Waduk Cirata No Kegiatan Skor 1 Aktivitas domestik masyarakat 42 2 Budidaya perikanan KJA 36 3 Pertanian 36 4 Pariwisata 30 5 Perikanan tangkap 18 Sumber: Hasil analisis data 2015

6.3 Identifikasi Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Adanya Tindakan Kolektif

Collective Action Keberlanjutan pengelolaan Waduk Cirata ialah hal yang harus diperhatikan. Pengelolaan yang tidak baik dapat berdampak pada berkurangnya manfaat yang diperoleh dari keberadaan waduk. Pengelolaan Waduk Cirata tidak lepas dari peran stakeholder terkait yang bersama-sama mengatasi permasalahan dan mengelola waduk secara berkesinambungan. Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap adanya tindakan kolektif stakeholder dilihat berdasarkan persepsi, ekspektasi dan tingkat urgensi stakeholder terhadap keberadaan dan keberlanjutan waduk.

6.3.1 Analisis persepsi stakeholder tentang sustainability Waduk Cirata

Sustainability atau keberlanjutan merupakan hal yang penting dalam suatu sumberdaya. Keberlanjutan dalam suatu sumberdaya bukan saja dapat digunakan saat ini tetapi juga dapat digunakan di masa mendatang. Waduk Cirata sebagai sumberdaya yang memiliki potensi besar harus dipertahankan keberlanjutannya. Kondisi lingkungan waduk yang semakin hari semakin memburuk akan berdampak pada berkurangnya manfaat yang diperoleh dari keberadaan waduk.