Pemutihan Karang Coral Bleaching Pengertian dan mekanisme pemutihan karang

5. Pertambahan frekuensi kejadian cuaca yang merusak. Perubahan pola tahunan atmosfir dapat mengakibatkan berubahnya frekuensi dan intensitas badai, serta pola presipitasi. Meningkatnya badai dapat mengakibatkan peningkatan kerusakan terumbu karang dan komunitas pesisir.

2.5. Pemutihan Karang Coral Bleaching

a. Pengertian dan mekanisme pemutihan karang

Pemutihan karang merupakan gangguan terhadap hubungan simbiosis antara karang dan alga fotositesisnya Hoegh-Guldberg 1999; Wilkinson et al. 1999 in Fine et al. 2002 sehingga warna karang menjadi pudar atau putih Brown 1997 in Downs et al. 2002. Pemutihan karang disebabkan berbagai macam faktor, diantaranya perubahan suhu, penyinaran matahari yang berlebihan, infeksi bakteri Stone et al. 1999 in Downs et al. 2002, tekanan lingkungan seperti peningkatan salinitas, sedimentasi, kecerahan, radiasi matahari Fitt et al. 2001 atau kombinasi faktor-faktor tersebut. Dalam hal pemutihan karang masal yang melibatkan banyak jenis karang dan areal luas, maka kenaikan suhu air laut merupakan faktor penyebab stress utama Hoegh-guldberg 1999; Coles Brow 2003 in Oliver et al. 2004. Mekanisme pemutihan karang sampai saat ini masih belum banyak dimengerti, namun diperkirakan dalam kasus tekanan termal, kenaikan suhu mengganggu kemampuan zooxanthellae berfotosisntesis. Jumlah zooxanthellae berubah sesuai musim sebagaimana penyesuaian karang terhadap lingkungannya Fitt et al. 2000, dalam keadaan normal, jaringan karang hidup mengandung kurang lebih 1-5 x 10 6 zooxanthellae cm -2 dan 2-10 pg klorofil a per zooxanthella. Ketika terjadi pemutihan, secara biologi karang kehilangan 60– 90 zooxanthelae dan kehilangan 50-80 pigmen fotosistesis Glyn 1996. Karang yang mengalami pemutihan, mempunyai potensi terinfeksi penyakit lebih besar Sokolow 2009. Secara fisiologi, mengganggu fotosintesa, produksi senyawa kimia, penurunan dan efisiensi fotosintesis zooxanthella, sedangkan secara ekologi merubah struktur komunitas karang, menurunkan biodiversitas, produktivitas ekosistem terumbu karang, mengurangi kemampuan karang berkompetensi dengan organisme bentik lainnya, serta mengganggu proses peremajaan karang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis alga tertentu akan tumbuh pada jaringan karang yang mati sehingga dapat mengubah struktur komunitas pada kawasan tersebut Gambar 4. Gambar 4 Diagram proses pemutihan karang http:www.gbrmpa.gov.au [08-03-2010] Perbedaan diantara spesies dalam kepekaannya terhadap gangguan merupakan aspek kritis dari dinamika komunitas, yang dapat mengarah pada perubahan struktur komunitas dan keberagaman spesies Hughes Connell 1999 in Marshall Baird 2000, Mc Clanahan 2004. Meskipun, tidak semua spesies terpengaruh langsung oleh adanya pemutihan karang Cheal et al. 2008, namun perubahan arah arus akan mempengaruhi supplai nutrien dan plankton yang akan mempengaruhi rantai makanan dan dinamika populasi ikan pada suatu kawasan Cheal et al. 2007, sedangkan peningkatan suhu akan secara langsung dapat meningkatkan mortalitas larva ikan Gagliano et al. 2007. Matinya karang akan mengubah komposisi dan dinamika kehidupan ekosistem. Spesies ikan yang memanfaatkan terumbu karang sebagai tempat perlindungan, akan terekspose dan lebih mudah dimangsa predator. Jenis ikan tertentu yang memanfaatkan karang sebagai sumber makanannya dengan memakan polip karang seperti butterfly fish akan mengalami penurunan yang signifikan dan bahkan mulai menghilang, sementara spesies tertentu lainnya meningkat Bergman Öhman 2001, berubah komposisinya menjadi lebih banyak ikan herbivora dibandingkan dengan ikan karnivora Mohammed Mohundo 2002. Cole et al. 2009 memonitor perubahan perilaku dari ikan pemakan koral Labrichthys unilineatus Labridae dan Chaetodon baronessa Chaetodontidae. Tiga hari setelah pemutihan terjadi peningkatan grazing, namun setelah 7 hari grazing menurun drastis.

b. Kejadian pemutihan karang