Visual Sensus Ikan Analisis tutupan karang keras dengan anomali suhu
karang yaitu familia Chaetodonthidae, Scaridae, Haemulidae, Serranidae, Lutjanidae dan Labridae.Tabel 17.
Tabel 17 .
Pengelompokan jenis ikan
Nama umum Nama Latin
Kelompok
Butterflyfish kepe-kepe Chaetodonthidae
Coralivore Bumphead parrotfish
kakak tua besar Bolbometopon muricatum ,
Scaridae Herbivore
SweetlipsMargates bibir tebal Plectorinchus
spp., Haemulidae Carnivore
Grouper kerapu Serranidae
Carnivore Baramundi cod
kerapu tikus besar Cromileptes altivelis Serranidae
Carnivore Snapper kakap
Lutjanus sp., Lutjanidae Carnivore
Humphead wrasse napoleon Cheilinus undulatus Labridae
Benthic invertebrate
Analisis visual sensus ikan dilihat berdasarkan komposisi ikan herbívora, karnivora, pemakan koral, pemakan organisme benthik dan diperbandingkan
antara sebelum pemutihan 1997, saat pemutihan 1999 dan setelah pemutihan 2001 Gambar 28.
Gambar 28 .
Histogram perbandingan antara ikan coralivore, herbivore, carnivore
dan benthic inverthebrate Sumber: diolah dari data MDC UNDIP dan Reefcheck
Berdasarkan análisis didapatkan hasil bahwa pola tiap kelompok ikan bervariasi. Ikan pemakan koral mengalami peningkatan sesaat setelah pemutihan
karang dan menurun kembali, herbivora mengalami peningkatan setelah pemutihan karang
. Rata-rata kelimpahan ikan herbívora pada tahun 2001 mencapai 24 ind1000m³, tahun 1999 kelimpahan ikan herbívora 4 ind1000m³.
Sedangkan untuk ikan karnivora polanya bervariasi, dengan kecenderungan untuk menurun, 2 lokasi menunjukkan penurunan Geleang dan Menjangan Kecil dan 1
lokasi mengalami peningkatan Cemara Kecil. Sedangkan untuk ikan benthic invertebrate
, hanya ditemukan pada tahun 1997 pada Cemara Kecil pada kedalaman 10 sebanyak 1 ind1000m³, sehingga tidak bisa diperbandingkan.
Sedangkan untuk coralivore dari 6 site pengamatan, 3 site menunjukkan pola kecenderungan peningkatan kelimpahan Cemara kecil 3 m, Cemara kecil 10 m
dan Menjangan kecil 3 m sedangkan lokasi lainnya menunjukkan pola peningkatan pada saat bleaching dan kemudian menurun.
Berdasarkan perhitungan indek keanekaragaman Tabel 18 didapatkan hasil bahwa pada ketiga stasiun pengamatan mempunyai kisaran indeks
keanekaragaman rendah - sedang 0.23 - 1.33. Pada Cemara kecil terlihat adanya dominansi pada tahun 1999 dengan nilai indeks dominansi 1 oleh ikan
Chaetodonthidae pada saat visual sensus tidak ditemukan spesies lainnya. Sedangkan untuk lokasi pengamatan lainnya terlihat hasil yang bervariasi. Hasil
indek dominansi pada lokasi Gelengan 3 m dari tahun 1997 0.85, 1999 0.41, 2001 0.51, geleang 10 m terlihat adanyanya pola yang bervariasi dibandingkan
dengan lokasi lainnya Tabel 18 Nilai indek keanekaragaman, keseragaman dan dominansi
Lokasi 3 m
10 m 1997
1999 2001
1997 1999
2001
Cmr kcl H
0.36 -
0.71 0.33
0.65 0.96
C 0.59
1 0.37
0.32 0.55
0.38 E
0.42 -
0.36 0.25
0.47 0.43
Geleang H
0.29 1.04
0.64 0.35
1 1.21
C 0.85
0.41 0.51
0.25 0.47
0.24 E
0.27 0.58
0.39 0.45
0.42 0.73
M kcl H
0.64 1.02
0.56 -
1.31 1.3
C 0.56
0.44 0.73
1 0.33
0.3 E
1.33 0.69
0.35 -
0.68 0.73
Sumber: diolah dari data MDC UNDIP dan Reefcheck 2006
Secara ekologis, peningkatan ikan herbivora setelah pemutihan karang, dikaitkan dengan kelimpahan ketersediaan makanan yang ada. Setelah pemutihan
karang, dalam banyak kasus selalu diikuti dengan tumbuhnya alga pada karang yang memutih, dengan melimpahnya alga maka ikan herbívora juga akan
meningkat. Peningkatan kelimpahan ikan pemakan koral sesaat setelah pemutihan karang diduga berkaitan erat dengan hubungan ikan tersebut dalam menjaga
keseimbangan ekosistem, yang mana pada saat pemutihan karang terdapat banyak polip karang yang berada dalam kondisi kritis, ikan corallivorus berperan
membersihkan polip karang yang mati. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Glynn 1985, Pratchett et al. 2004 dan Berumen et al. 2005,
yang mana respon ikan terhadap pemutihan karang sangat bervariasi tergantung pada daya adaptasi dan posisi sumberdaya tersebut. Beberapa spesies tertentu
akan secara langsung terkena dampaknya setelah karang mengalami pemutihan dan mati dalam beberapa bulan bahkan tahun. Beberapa ikan tertentu mengalami
pertambahan jumlah, pengurangan jumlah dan bahkan ada juga yang tidak terpengaruh. Sebagai contohnya di Panama pada saat pemutihan karang yang
cukup luas dan parah pada tahun 1982-1983 pada kawasan tersebut, terjadi kematian sebesar 94 gastropod corallivore Jenneria pustulata, tetapi tidak
berdampak terhadap echinoderm pemakan karang Acanthaster planci dan ikan Arothron meleagris Glynn, 1985. Selanjutnya Pratchett et al. 2004 dan
Berumen et al. 2005 menyatakan bahwa efek secara langsung peningkatan suhu sangat kecil dan bahkan tidak berdampak terhadap kematian ikan dewasa. Sebagai
gantinya, efek sublethal physiologisnya dapat mengurangi kesehatan ikan, seperti kecepatan pertumbuhan, ukuran tubuh saat dewasa, kemampuan berkompetisi dan
kematangan gonat.