Ancaman terhadap Ekosistem Terumbu Karang Perubahan Iklim Dunia dan Terumbu Karang

Folke 1999, dan bahan baku konstruksi bangunan Matton Defoor 1985 in Moberg Folke 1999. Tabel 2 Fungsi dan manfaat dari terumbu karang No Penulis Barang Fungsi ekologi Sosial Budaya Struktuk fisik Biotik Bio- geochemical Information 1 Andersson Ngazi 1995 Perikanan, produksi kapur, bahan bangunan - - - - pariwisata 2 Berg et al. 1998 Perikanan, kapur Perlindun gan pantai - - - pariwisata 3 Cesar, 1996 Perikanan, kapur Perlindun gan pantai - - - pariwisata 4 De Groot 1992 Perikanan,, hiasan, konstruksi Perlindun gan pantai Kontrol biologi, habitat Penguraian limbah Penelitian pendidikan Keindahan, inspirasi, spiritual, 5 Dixon et al 1993 - - - Netralisasi bahan buangan - pariwisata 6 Driml 1994 Perikanan - - - Penelitian pariwisata 7 Hoagland et al 1995 Perdagangan akuarium - - - - pariwisata 8 Hodgson Dixon 1988 Perikanan - - - - pariwisata 9 Hundloe 1990 - - - - - rekreasi 10 Johannses Riepen 1995 Ikan hidup - - - - - 11 Matton Defoor 1985 Karang hidup - - - - pariwisata 12 Mc Allister 1988 Perikanan - - - - Sumber kehidupan 13 Mc Alliste 1991 - Perlindun gan pantai - - - - 14 Pendleton 1995 - - - - - pariwisata 15 van’t Hof 1985 - - - - - pariwisata 16 Wood 1985 Perdagangan akuarium - - - - Sumber penghidupa n Sumber : Molberg Folke 1999

2.3. Ancaman terhadap Ekosistem Terumbu Karang

Kerusakan terumbu karang pada dasarnya disebabkan oleh tiga faktor yakni faktor fisik, biologis, dan aktivitas manusia Hoegh-Guldberg et al. 2009. Faktor fisik umumnya bersifat alami seperti perubahan suhu, badai, gelombang dan bencana alam seperti gempa dan tsunami. Faktor biologis, pemangsaan oleh biota yang berasosiasi dengan terumbu karang, misalnya hewan laut mahkota berduri Achantaster plancii. Dari ketiga faktor tersebut, faktor aktivitas manusia yang memberikan andil sangat besar terhadap kerusakan terumbu karang. Beberapa aktifitas manusia yang menyebabkan kerusakan terumbu karang : 1 penangkapan ikan tidak ramah lingkungan, pengunaan bahan peledak, sianida dan trawl akan merusak habitat ikan, 2 sedimentasi menyebabkan perairan menjadi keruh dan proses fotosintesis terganggu, 3 pencemaran menyebabkan penurunan kualitas air yang menurunkan fungsi ekologis perairan, 4 eutrofikasi, 5 penambangan karang, 6 reklamasi pantai dan pengerukan pasir pantai, dan 7 aktivitas pariwisata yang tidak ramah lingkungan.

2.4. Perubahan Iklim Dunia dan Terumbu Karang

Terumbu karang dan pemanasan global mempunyai keterkaitan yang erat. Pemanasan global akan menimbulkan ancaman bagi kerusakan dan pemutihan terumbu karang, diantaranya : 1. Naiknya permukaan laut. Terumbu karang dengan kondisi sehat akan mempunyai peluang lebih besar bertahan dengan naiknya permukaan laut yang telah diperkirakan kurang lebih 50 cm hingga tahun 2100, sebaliknya karang yang tidak sehat mempunyai kemungkinan tidak dapat tumbuh dan membangun kerangka secara normal. 2. Kenaikan Suhu. Kenaikan suhu laut 1–2°C diperkirakan terjadi tahun 2100, bahkan telah terjadi kenaikan 0.5°C selama 2 dekade terakhir di daerah tropis Strong et al. 2000 in Wesmascot et al.2000. Kenaikan suhu tersebut akan melebihi batas toleransi hampir semua jenis karang, dapat menaikkan frekuensi pemutihan Hoegh Guldberg 1999. Peningkatan suhu juga akan meningkatkan radiasi sinar UV karena menipisnya lapisan ozon sehingga mempengaruhi tingkat kepekaan zooxanthellae bahkan dapat merusak sel-sel fotosintesisnya. 3. Berkurangnya tingkat pengapuran. Emisi global dari gas rumah kaca meningkatkan konsentrasi karbon dioksida di atmosfir dan lautan, sehingga akan meningkatkan keasaman air, dan menurunkan tingkat pengapuran karang. Diprediksikan pada tahun 2050 tingkat pengapuran menurun hingga 14–30 Hoegh-Guldberg 1999, yang mengurangi kemampuan terumbu untuk menyesuaikan diri dan pulih. 4. Perubahan pola sirkulasi lautan. Global warming dapat mempengaruhi pola sirkulasi lautan dalam skala besar yang dapat mengubah distribusi dan transportasi larva karang Wilkinson Buddemeier 1994 in Wilkinson 2008. Hal ini dapat berdampak pada perkembangan dan distribusi terumbu karang diseluruh dunia. 5. Pertambahan frekuensi kejadian cuaca yang merusak. Perubahan pola tahunan atmosfir dapat mengakibatkan berubahnya frekuensi dan intensitas badai, serta pola presipitasi. Meningkatnya badai dapat mengakibatkan peningkatan kerusakan terumbu karang dan komunitas pesisir.

2.5. Pemutihan Karang Coral Bleaching