Simpulan SIMPULAN DAN SARAN

6.2. Saran

Mengacu pada hasil pengamatan dan pembahasan sebelumnya serta kesimpulan diatas, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Perlu dilakukan pendataan lebih spesifik terhadap faktor yang mengakibatkan timbulnya stres lokal pada karang. 2. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai resiliensi dan vulnerability terumbu karang sebagai satu kesatuan ekologi yang utuh antara habitat dan biota yang hidup didalamnya. 3. Diperlukan evaluasi terhadap zona-zona yang ada berdasarkan pengkajian dan penelitian lebih lanjut. 4. Dibutuhkan koordinasi antar stakeholder yang ada pada kawasan tersebut, serta partisipasi aktif untuk menghentikan kerusakan terumbu karang, menghentikan destructive fishing agar fungsi ekologis kawasan ini tetap berlangsung sehingga apabila terjadi pemutihan karang akan dapat secara cepat melakukan pemulihan diri. 5. Pengawasan dan pembinaan terhadap para pemanfaat sumberdaya terumbu karang harus terus dilakukan. Salah satu pembinaan yang perlu dilakukan adalah penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan. 6. Meningkatkan peran serta dari para pihak, stakeholder lainnya dalam mengelola TN Karimunjawa sebagai kawasan konservasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 7. Perlu dilakukan pengkajian terhadap lokasi pemijahan ikan untuk meningkatkan potensi ikan karang. 8. Perlu dilakukan penelitian kombinasi dampak aktivitas manusia dan alam terhadap perkembangan terumbu karang dan ikan. DAFTAR PUSTAKA Adrianto L., Kusumastanto T. 2004. Penyusunan Rencana Pengelolaan Perikanan Management Fisheries Plan dan Rencana Pengelolaan Kawasan Pesisir Coastal Management Plan. Working Paper. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Bogor. Alllen, G.R., R Steene.1999. Indo Pacific Coral Reef Field Guide. Tropical Research Singapore. Baird AH, Cumbo VR, Leggat W, Mauricio Rodriquez-Lanatty.2007.Fidelity and flexibility in coral symbioses. Marine Ecology Progress Series Vol. 347: 307–309. Published Oktober 11. © Inter-Research 2008 · www.int-res.com. Baker A., Romanski AM. 2007. Multiple symbiotic partnerships are common in scleractinian corals, but not in octocorals. Marine Ecology Progress Series Vol. 335: 237–242, 2007. Published April 16. © Inter-Research 2007 · www.int-res.com. Barber PH, Palumbi SR. 2000. What Molecular Genetics Can Contribute to the Design of Sustainable Marine Protected Areas. Paper presented at the 9th International Coral Reef Symposium , October 23-27, 2000, Bali, Indonesia. Bene C. Tewfik A. 2000. Analysis of Fishing Effort Allocation and Fishermen Behaviour Through a System Approach . Centre for the Economics and Managemen of Aquatic Resources University of Portsmouth. Berg, H., Ohman, M.C., Troe¨ng, S., Linde´n, O., 1998. Environmental economics of coral reef destruction in Sri Lanka. Ambio 27 8, 627–634. Bergman KC, Öhman MC . 2001. Coral reef community structure in Zanzibar,Tanzania. In Marine Science Development in Tanzania and Eastern Africa, Richmond, M.D. and Francis, J. eds. Proc. 20 th Anniversary Conference on Advances in Marine Science in Tanzania. 28 June 1 July, 1999, Zanzibar, Tanzania. 263–275 Berumen, M.L., Pratchett, M.S., McCormick, M.I., 2005. Within reef variation in the diet and condition of two coral feeding butterflyfish Pisces: Chaetodontidae.Marine Ecology Progress Series 287, 217–227. . Birkeland C. 1997. Symbiosis, fisheries and economic development on coral reefs. Trends in Ecology and Evolution 12: 364-367 Brown BE, Suharsono. 1990. Damage and recovery of coral reefs BTNKJ [Balai Taman Nasional Karimunjawa]. 1988. Kegiatan inventarisasi dan identifikasi terumbu karang dan Pemasangan Plot Permanen . Balai Taman Nasional Karimunjawa. Semarang. affected by El Nino related seawater warming in the Thousand Island, Indonesia. Coral Reefs 8: 163-170. BTNKJ [Balai Taman Nasional Karimunjawa]. 1999. Kegiatan inventarisasi dan identifikasi terumbu karang dan Pemasangan Plot Permanen . Balai Taman Nasional Karimunjawa. Semarang.