b. Kegiatan Budidaya
Kepulauan Karimunjawa mempunyai potensi perikanan laut yang cukup besar seperti budidaya rumput laut, kerapu, tiram mutiara, teripang dan karang
hias. Jenis rumput laut yang dibudidayakan pada kawasan ini adalah Eucheuma cottonii
, dengan lahan budidaya tersebar mulai dari P. Karimunjawa, Kemujan sampai ke P. Parang. Budidaya ikan kerapu menggunakan karamba apung
maupun tancap. Budidaya tiram mutiara baru mulai dikembangkan di Karimunjawa sekitar tahun 2005 di P. Menjangan Besar. Budidaya teripang masih
dilakukan dengan cara sederhana, cukup memagari suatu lahan dengan jaring dan dan menempatkan teripang di dalam lahan tersebut. Meskipun budidaya terumbu
karang masih suatu hal yang kontroversi. PT.Pura telah melakukan budidaya karang dengan cara transplantasi di P.Sambangan.
c. Kegiatan Perikanan Tangkap
Kepulauan Karimunjawa merupakan salah satu daerah perikanan artisanal penting di Laut Jawa. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh WCS 2006
komposisi hasil tangkapan ikan di Karimunjawa didominasi ikan ekor kuning yang mencapai 68.8, diikuti oleh tongkol lurik 8.6, tengiri 2.6 dan
tongkol hitam 2.2. Jumlah armada tangkap yang dimiliki oleh nelayan juragan Karimunjawa Tabel 15 terdiri atas dua jenis yaitu kapal motor
sebanyak 691 unit dan perahu motor tempel sebanyak 127 unit, hanya 3 unit yang menggunakan perahu tanpa motor dan 9 unit tidak menggunakan perahu. Dari
data tersebut terlihat bahwa hampir seluruh armada tangkap yang dioperasikan oleh nelayan kepulauan Karimunjawa sudah cukup maju dicirikan dengan
penggunaan kapal motor sebagai armada tangkap yang dominan, meskipun kapasitasnya masih kecil dibawah 5 GT.
Tabel 15 Jumlah armada penangkapan di Karimunjawa
No. Armada Penangkapan
Desa Karimunjawa
Kemojan Parang
1. Tanpa Perahu Unit
- 9
- 2.
Perahu Tanpa Motor Unit -
3 -
3. Motor Tempel Unit
72 36
7 4.
Kapal Motor Unit 284
295 112
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jepara 2006
Bagan perahu, pancing tonda, jaring insang dan bubu merupakan jenis alat tangkap utama yang dioperasikan oleh nelayan Kepulauan Karimunjawa. Alat
tangkap muroami merupakan alat tangkap yang saat ini sudah dilarang penggunaannya oleh pemerintah daerah. Berdasarkan data tahun 2005 tercatat
kepemilikan alat tangkap muroami sebesar 18 unit, dan pada tahun 2007 kepemilikan muroami tercatat 2 unit Tabel 16, namun saat ini alat tangkap
tersebut sudah tidak dioperasikan lagi. Tabel 16 Jenis alat tangkap, musim masa operasi dan jenis ikan tangkap
No. Jenis Alat
Tangkap Jml Alat
Tangkap Unit
Produksi Trip
kg Jenis Ikan
Tangkapan Dominan
Waktu operasi
1 Muroami
2 100
Ikan karang September- Desember
2 Bagan Perahu
90 100
Teri Juni - Agustus
3 Pancing tonda
617 25
Tongkol Juni - September
4 Pancing edo
200 20
Ikan karang Maret - Juni
4 Jaring
200 10
Ikan karang September - November
5 Bubu
2000 0,5
Ikan karang Sepanjang musim
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jepara 2008
Hasil tangkapan nelayan kepulauan Karimunjawa pada umumnya didaratkan di Pulau Karimunjawa, untuk kemudian diterima oleh pemilik kapal
untuk langsung dijual ke Jepara atau dibeli oleh pengumpul dan kemudian dipasarkan kembali ke Jepara 90 dan hanya 10 yang digunakan untuk
konsumsi pribadi.
4.4. Taman Nasional Karimunjawa dan Masyarakat
Kepulauan Karimunjawa merupakan daerah konservasi Taman Nasional Laut TNL yang dikelola oleh unit pelaksana teknis pengelolaan taman nasional
Balai Taman Nasional BTN Karimunjawa yang berada dibawah dan bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Jenderal Perlindungan Hutan
dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan. TN Karimunjawa termasuk dalam kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, pengelolaannya
dilakukan dengan sistem zonasi PP No.68 tahun 1998 tentang kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam dan dapat dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Dalam rangka meningkatkan efektifitas pengelolaan suatu kawasan, status
TN Karimunjawa mengalami perubahan sebanyak empat kali. BTN Karimunjawa juga telah melakukan rezonasi pada tahun 2003 - 2004 secara bottom up dengan
memperhatikan aspirasi masyarakat. Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal PHKA No. SK 79IVSet-32005 tentang mintakat zonasi di TN Karimunjawa,