Strategi Nafkah Rumahtangga Pedagang Warung di Curug
45
Box 1 Kisah Kehidupan Ibu KK 22 tahun Ibu KK sudah membuka warung di Pemandian Air Panas Lokapurna sejak tiga
tahun yang lalu, sebelumnya warung ini adalah pekerjaan dari mertuanya. Suami Ibu KK bekerja sebagai pengurus empang lele milik orang lain. Suami ibu KK mendapat
gaji sebesar Rp200 000 per bulannya. Biasanya suami ibu KK mengurus empang lele yang diternakkan oleh orang, pekerjaannya memberi makan ikan lele, membersihkan
empangnya, mengambil ikan lele jika ada pembeli yang ingin membeli. Sama seperti responden yang membuka usaha warung, pendapatan per hari Ibu KK juga tidak
menentu rata-rata Ibu KK mendapat untung Rp25 000. Pada akhir pekan seperti Sabtu- Minggu rata-rata mendapatkan Rp50 000 per hari. Untuk menambah penghasilan, ibu
KK juga menyewakan bale-bale untuk pengunjung yang membawa rombongan. Ibu KK punya sekitar 10 buah bale-bale dan paling ramai saat Sabtu-Minggu. Dalam dua hari
biasanya Ibu KK mendapat hasil Rp120 000 satu bale disewakan seharga Rp20 000. Tidak hanya itu saja ibu KK juga menyewakan pondok kecil harganya dibandrol Rp300
000 per malam. Menurut Ibu KK, adanya obyek wisata pemandian air panas memberikan kontribusi yang dapat dirasakan untuk menghidupi keluarganya. Hal
tersebut disebabkan Ibu KK tidak memiliki lahan pertanian dan menolak untuk bekerja di pertanian, sehingga sektor wisata dipilih untuk mendapatkan penghasilan.
Kadang juga saya membuat anyaman bambubilik untuk dijual jika ada yang memesan. Sebulan bisa laku tiga lembaran, orang biasanya butuh
untuk membenarkan rumah atau warungnya. Anyaman bilik yang saya jual seharga Rp30 000 per lembar. Kalau pekerjaan musiman seperti sewa
villa lagi sepi, saya membantu istri menjaga warung.” Bapak WNT 53 tahun
Penuturan Pak WNT tentang strategi menghidupi keluarganya dapat terlihat bahwa ia memanfaatkan kesempatan yang ada untuk
dapat menambah pemasukkan bagi rumahtangganya dengan melakukan nafkah ganda dari pekerjaan utamanya, yaitu warung
dengan menjaga villa, homestay, dan membuat anyaman bambu bilik. Walaupun pendapatannya tidak tetap Pak WNT tetap menjalankannya.
Karena saat musim-musim liburan villa yang dijaganya kebanjiran pengunjung.
- Rumahtangga dengan pola suami bekerja di sektor pertanian dan istri bekerja di sektor wisata terlihat pada rumahtangga Ibu KK 22
tahun yang mencari nafkah di lokasi wisata dengan membuka warung sejak tiga tahun lalu. Berikut akan disajikan kisah
kehidupan Ibu KK dalam bentuk box cerita.
- Tipe rumahtangga yang terakhir yaitu, anggota rumahtangga termasuk anak dan menantu ikut bekerja untuk mempertahankan
hidup. Tipe ini dilakukan oleh rumahtangga Ibu EH yang berusia 42 tahun yang telah bekerja sebagai asisten rumahtangga di salah
satu villa di lokasi pemandian air panas, dan juga membuka warung. Ia memiliki tujuh orang anak dua diantaranya sudah
beranjak dewasa. Salah satu anaknya telah bekerja di sebuah konter telepon selular di Jakarta, setiap bulan Ibu EH dikirimi uang
sebesar Rp200 000 dari anaknya. Anaknya memberikan sebagian gajinya kepada ibu EH untuk membantu keuangan keluarga dan
juga membantu membiayai sekolah adik-adiknya. Dari bekerja
46 sebagai asisten rumahtangga Ibu EH digaji Rp15 000 per hari dan
dari warung biasanya mendapat untung Rp640 000 per bulan, ibu EH juga menjaga villa yang gajinya Rp100 000 per bulan.