warung di Curug Cigamea 14
Tingkat pendapatan sektor non-pertanian bukan ekowisata pada rumahtangga pedagang warung di Curug Cigamea
63 15
Struktur nafkah rumahtangga pedagang warung di Curug Cigamea menurut lapisannya per tahun
64 16
Persentase struktur nafkah rumahtangga pedagang warung di Curug Cigamea menurut lapisannya per tahun
65 17
Rata-rata pendapatan per kapita per tahun rumahtangga pedagang warung di Curug Cigamea menurut lapisannya
66 18
Rata-rata pendapatan per kapita per hari rumahtangga pedagang warung di Curug Cigamea menurut lapisannya
66 19
Perbandingan struktur nafkah antara rumahtangga pedagang warung di Pemandian Air Panas Lokapurna dan Curug Cigamea
68 20
Persentase perbandingan struktur nafkah antara rumahtangga pedagang warung di Pemandian Air Panas Lokapurna dan Curug
Cigamea 69
DAFTAR LAMPIRAN
1 Nama-nama responden penelitian di Pemandian Air Panas
Lokapurna dan Curug Cigamea yang dipilih secara purposive. 88
2 Kuesioner penelitian
89 3
Panduan pertanyaan wawancara mendalam 91
4 Pengolahan data struktur nafkah
93 5
Tabel frekuensi lapisan sosial responden menurut jumlah total pendapatannya
95 6
Catatan harian penelitian 96
7 Dokumentasi
99
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu Negara dengan keindahan panorama alam dan keramahan bangsanya, menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi wisatawan
domestik maupun mancanegara untuk melancong dan menikmati berbagai keindahan tersebut. Sebagai salah satu negara yang termasuk ke dalam
Megabiodiversity
Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang unik dan menarik serta endemik. Keanekaragaman tersebut harus terus dijaga dan
dilestarikan agar nantinya dapat menjadi warisan anak cucu bangsa. Hutan
sebagai salah satu sumber penghidupan bagi masyarakat khususnya masyarakat sekitar hutan.
Penetapan hak kepemilikkan yang pada awalnya merupakan tanah ulayatadat sehingga dapat digarap oleh masyarakat untuk bertahan hidup selama
bertahun-tahun, kini merasa terancam dan resah ketika tempat yang mereka tinggali untuk hidup dan mencari nafkah tersebut akan diambil lagi oleh negara.
Pengambil alihan tanah tersebut oleh negara dalam wujud Taman Nasional disebabkan agar masyarakat sekitar tidak lagi mengeksploitasi dan merusak hasil
hutan. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi sangat berpotensi terhadap terjadinya eksploitasi hutan.
Salah satu cara untuk melindungi keanekaragaman hayati tersebut adalah dengan melakukan kegiatan berbasis konservasi, yaitu kegiatan menjaga dan
memelihara sumberdaya yang dipunya dengan melakukan pemanfaatan yang bijak agar dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang. Adapun kegiatan utama
konservasi adalah perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan yang berkelanjutan UU No 5 Pasal 5 1990. Salah satu hal yang dapat dijadikan
alternatif solusi untuk meningkatkan lapangan usaha baru dan tingkat pendapatan masyarakat adalah dengan pariwisata. Pariwisata adalah perjalan seorang atau
kelompok ke suatu tempat ke tempat lain yang bertujuan untuk berekreasi dan mencari kesenangan Wardiyanto dan Baiquni 2011. Menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan
Taman Wisata Alam. Pada Bab 1 Pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa pariwisata alam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata alam, termasuk
pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha yang terkait dengan wisata alam. Ayat 4 berisi wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan
tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam di kawasan suaka margasatwa, taman
nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam.
Pengembangan pariwisata alam adalah untuk mendukung pariwisata ke arah yang berkelanjutan dan meningkatkan kepedulian akan jasa lingkungan. Jenis
pariwisata ini merupakan pariwisata yang baru dan kegiatannya berbasis konservasi, pendidikan, partisipasi, edukasi, ekonomi lokal, dan lembaga lokal.
Pariwisata yang mengedepankan pada keikutsertaan masyarakat lokal dalam