dengan tiga kriteria tersebut. Ketiganya berfungsi sebagai alat tes terhadap daya tahan komersil dari ide-ide samudera biru.
Ketika strategi samudera biru yang dibuat menghasilkan kurva nilai yang baru dan memiliki tiga kriteria blue ocean strategy yang efektif, kemudian
perusahaan harus menciptakan dan menguatkan ide-ide samudera biru demi memastikan kesinambungan komersilnya. Perusahaan perlu membangun strategi
samudera biru dalam empat rangkaian, yaitu utilitas pembeli, harga, biaya, dan pengadopsian. Kim dan Mauborgne 2005 berpendapat bahwa dengan memahami
rangkaian strategis secara benar dan memahami cara menilai ide-ide samudera biru berlandaskan kriteria-kriteria kunci dalam rangkaian tersebut, maka
perusahaan dapat mengurangi risiko strategi bisnis yang diterapkan. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan alat bantu berupa rangkaian
diagram atau flowchart. Rangkaian ini dimulai dengan utilitas bagi pembeli yaitu dengan mempertanyakan kepada konsumen apakah konsumen bersedia mencoba
produk yang ditawarkan. Kemudian perusahaan melangkah ke tahap selanjutnya, yaitu menentukan harga strategis. Harga strategis pada samudera biru tidak harus
selalu harga yang rendah karena harga yang rendah tidak selalu dapat menarik konsumen untuk mencoba produk yang ditawarkan. Kedua langkah awal ini akan
menentukan terjadinya lompatan nilai bagi pembeli dan pemasukan untuk perusahaan.
Langkah selanjutnya adalah biaya sebagai tanda untuk mengamankan laba, tetapi tidak digunakan sebagai faktor yang mempengaruhi harga. Ide blue ocean
strategy harus menghasilkan biaya yang tidak tinggi sehingga perusahaan dapat memperoleh laba pada harga strategis dan tetap memberikan nilai bagi konsumen.
Jika perusahaan dapat melalui tahap ini, kemudian dilanjutkan dengan langkah terakhir sebagai tindakan untuk menghadapi rintangan pengadopsian. Rintangan
pengadopsian dapat bersumber baik dari eksternal maupun internal perusahaan. Jika rintangan pengadopsian dapat diatasi, strategi samudera biru dapat dieksekusi
secara komersil.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Pergeseran pola kebiasaan masyarakat, terutama masyarakat perkotaan, yang pada saat ini cenderung mengkonsumsi makanan siap saji dan mengarah
37
pada makanan modern merupakan salah satu peluang bagi Restoran Gurih 7 untuk mengembangkan usahanya. Namun, industri restoran tradisional Sunda di Kota
Bogor telah memiliki banyak pemain yang menawarkan jenis dan varian produk yang hampir sama hingga harga yang relatif sama seperti Restoran Gurih 7. Hal
ini menunjukkan bahwa adanya persaingan yang ketat di dalam industri tersebut sehingga Restoran Gurih 7 harus menghadapi persaingan tersebut dan kondisi ini
dapat dikategorikan sebagai samudera merah. Oleh karena itu, perlu dirumuskan kembali strategi pengembangan usaha yang tepat bagi Restoran Gurih 7 untuk
mengatasi persaingan ini agar tidak terbawa arus persaingan dan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal, yaitu dengan strategi
samudera biru. Tahapan kerangka pemikiran operasional penelitian ini diawali dengan
melakukan identifikasi situasi industri restoran tradisional Sunda di Kota Bogor. Identifikasi ini dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan analisis secara
deskriptif mengenai internal restoran, seperti aspek sumberdaya manusia, aspek organisasi, dan lain-lain. Hasil analisis tersebut akan dijadikan faktor kompetisi
industri dan dijadikan sebagai elemen dalam kanvas strategi industri restoran tradisional Sunda di Kota Bogor.
Setelah mengidentifikasi pola persaingan dan situasi industrinya, langkah selanjutnya adalah perumusan blue ocean strategy. Langkah awal dalam
merumuskan blue ocean strategy adalah dengan merekonstruksi batasan-batasan yang tercipta pada industri yang telah tergambarkan pada kanvas strategi restoran.
Dalam merekonstruksi batasan-batasan pasar di dalam suatu industri, diperlukan informasi berupa faktor-faktor kompetisi industri yang telah diperoleh.
Merekonstruksi batasan pasar dilakukan dengan alat analisis berupa kerangka kerja enam jalan untuk mengamati dan mencermati alternatif kemungkinan
batasan baru di dalam industri. Alternatif jalan tersebut adalah 1 mencermati industri alternatif yang merupakan produk atau jasa yang memiliki bentuk berbeda
tetapi menawarkan fungsi atau utilitas manfaat inti yang sama, 2 mencermati kelompok strategis adalah sekelompok perusahaan dalam suatu industri yang
mengejar strategi yang sama, 3 mencermati rantai pembeli adalah suatu proses dimana produsen harus mengetahui apakah yang mempengaruhi proses pembelian
38
baik secara langsung maupun tidak langsung, 4 menganalisis produk dan jasa lain yang dapat atau saling mempengaruhi suatu produk atau jasa industri mereka,
5 mencermati daya tarik emosional atau fungsional bagi pembeli dimaksudkan agar kompetisi dalam industri tidak hanya cenderung berfokus pada konsep umum
mengenai cakupan produk dan jasanya, tetapi juga pada salah satu dari dua kemungkinan landasan daya tarik , dan 6 mencermati waktu.
Setelah merekonstruksi batasan pasar di dalam suatu industri, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perumusan strategi samudera biru untuk
menciptakan inovasi nilai pada kurva nilai yang sudah ada. Perumusan strategi ini akan menggunakan alat analisis berupa kerangka kerja empat langkah, yaitu 1
eliminate menghapuskan, 2 reduce mengurangi, 3 raise meningkatkan, dan 4 create menciptakan. Kemudian, dilanjutkan dengan menggunakan
skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-ciptakan. Strategi yang telah dihasilkan dengan menggunakan alat analisis kerangka
kerja empat langkah dan skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-ciptakan harus memenuhi tiga kualitas atau karakteristik strategi yang baik, yaitu fokus,
divergensi, dan moto yang memikat. Langkah selanjutnya adalah dengan menguji ide blue ocean strategy yang telah dihasilkan. Pengujian ide blue ocean strategy
ini dilakukan agar strategi yang dihasilkan memiliki nilai-nilai komersil yang dapat bertahan. Pengujian ide ini diujikan dengan menggunakan alat analisis
berupa rangkaian strategi samudera biru yang terdiri dari utilitas pembeli, harga, biaya, dan pengadopsian.
39
Permasalahan: Adanya situasi persaingan dalam industri restoran
tradisional Sunda
Analisis Situasi Industri Restoran Tradisional Sunda di Kota Bogor:
Perumusan Strategi Samudera Biru untuk Pengembangan Restoran Gurih 7
1. Menentukan Faktor-Faktor Kompetisi
2. Kanvas Strategi
3. Kurva Nilai
Restoran Gurih 7
Merekonstruksi Batasan- Batasan Pasar dengan
Kerangka Kerja Enam Jalan Kerangka Kerja Empat Langkah
dan Skema Hapuskan-Kurangi- Tingkatkan-Ciptakan
Pengujian Strategi
Tiga Kriteria Strategi yang Baik: 1.
Fokus 2.
Divergensi 3.
Moto Utama Rangkaian Strategis Samudera Biru
1. Utilitas Pembeli
2. Harga
3. Biaya
4. Pengadopsian
Strategi Samudera Biru yang Baik dan Layak untuk Pengembangan Restoran Gurih 7
Gambar 3 . Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Usaha
Restoran Gurih 7 di Kota Bogor dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy
40
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian