II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi Restoran
Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial yang menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman untuk
masyarakat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soekresno 2001 diacu dalam Miftah 2010 menyebutkan bahwa restoran adalah suatu usaha komersil yang
menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman bagi masyarakat umum dan dikelola secara profesional. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 1990 Pasal 1.b tentang Usaha dan Penggolongan Restoran dan Surat Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi KM 95 HK 103 MPPT-87
menyebutkan bahwa: “Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang dilengkapi dengan peralatan
dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian, dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan ini”. Sehingga karakteristik restoran berdasarkan UU tersebut, antara lain:
1 Usaha restoran dapat berbentuk Badan Usaha atau Badan Perorangan Pasal 2
Ayat 1. 2
Usaha restoran terbuka bagi modal asing Pasal 2 Ayat 2. 3
Pengusaha restoran meliputi penyediaan jasa pelayanan makan dan minum kepada tamu restoran sebagai usaha pokok serta jasa hiburan di dalam
bangunan restoran sebagai penunjang yang tidak terpisah dari usaha pokoknya Pasal 3.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa restoran memiliki posisi sebagai penyedia makanan dan pelayan kepentingan publik.
Bartono 2005 juga menegaskan bahwa bisnis restoran tidak hanya menjual makanan, tetapi juga menjual suasana, menjual lingkungan dan layanan, menjual
kepentingan, serta menciptakan kemitraan. Hal ini menunjukkan bahwa restoran memiliki beberapa peran yang diperlukan oleh berbagai pihak, antara lain:
1 Sebagai barometer kesejahteraan dan keamanan wilayah. Semakin banyaknya
restoran dan maraknya pembeli merupakan indikator bahwa tingkat ekonomi di wilayah tertentu cukup memadai, sehingga meningkatkan jumlah orang
10
yang makan bersama dengan keluarga atau teman di restoran. Dengan adanya restoran yang buka sampai jauh malam, suatu pertanda keamanan yang baik,
sehingga orang pun berani keluar malam atau pulang larut. 2
Sebagai penampung tenaga kerja setempat, sehingga ikut memberi andil dalam mengurangi angka pengangguran.
3 Sebagai petunjuk akan tingkat selera dan wawasan masyarakat tentang
makanan asing dan daerah, yang terwakili dalam susunan menu-menu restoran.
4 Sebagai penunjang pariwisata yang sangat penting, sebagai restoran biasa
atau restoran transit. 5
Restoran dapat berperan sebagai promosi bagi wilayah tersebut ke luar negeri, bila banyak turis yang banyak makan di tempat tersebut, sehingga membawa
juga misi promosi bagi para calon turis di luar negeri yang merencanakan akan berkunjung.
6 Restoran juga berperan sebagai tempat rapat-rapat penting para pejabat
birokrasi pemerintah, partai politik, dan lembaga organisasi massa yang memerlukan suasana ramah.
Dalam pemenuhan kebutuhan dan selera konsumen yang berbeda-beda, saat ini beragam tipe restoran dari sistem penyajian hingga jenis hidangan yang
disajikan telah berkembang dengan pesat. Berdasarkan dari pengelolaan dan sistem penyajian, Soekresno 2006 diacu dalam Miftah 2010
mengklasifikasikan restoran menjadi tiga, yaitu restoran formal yang dikelola secara komersial dan profesional dengan pelayanan yang eksklusif; restoran
informal dikelola secara komersil dan profesional dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan, dan harga yang ditawarkan lebih murah; dan
restoran spesial dikelola secara komersil dan profesional dengan menyediakan makanan khas dan diikuti dengan sistem penyajian yang khas dari suatu negara
tertentu. Sedangkan, Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor 2006 membagi jenis restoran berdasarkan jenis hidangannya menjadi lima
macam, yaitu: 1
Restoran Indonesia yaitu restoran yang menyajikan berbagai jenis makanan yang biasa menjadi menu orang Indonesia.
11
2 Restoran tradisional adalah restoran yang menjadikan berbagai makanan yang
berasal dari daerah tertentu yang ada di Indonesia, seperti restoran Sunda dari Jawa Barat atau restoran Padang dari Sumatera Barat.
3 Restoran internasional yaitu restoran yang menyajikan makanan yang secara
umum dikonsumsi oleh masyarakat dunia. 4
Restoran oriental yaitu restoran yang menyajikan makanan khas Asia Timur seperti restoran Jepang dan Cina.
5 Restoran kontinental yaitu restoran yang menyajikan berbagai makanan ala
Eropa. Restoran termasuk dalam kategori jasa, walaupun prosesnya terkait dengan
produk fisik, pada dasarnya kinerja restoran tidak berwujud intangible dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi. Sedangkan
Kotler 2002 beranggapan restoran terkait dengan orang, bukti fisik, dan proses, karena sebagian besar jasa diberikan oleh orang, seleksi pelatihan, dan motivasi
pegawai dapat membuat perbedaan yang besar dalam kepuasan pelanggan. Atas dasar inilah yang menjadikan bisnis bidang pangan restoran ini unik, karena bisnis
restoran adalah usaha yang menggabungkan antara penjualan produk berupa barang makanan dan minuman dengan jasa usaha memberikan pelayanan
kepada konsumennya. Restoran yang baik harus memiliki proporsi yang seimbang dalam
makanan dan minuman, suasana, pelayanan, restoran, dan harga. Mukhtar 2004 menambahkan bahwa keberhasilan operasional restoran dapat dilihat dari lima hal
yang disebut G-factor, yaitu: 1
Good Food G-1 Makanan yang disajikan kepada tamu dalam keadaan segar dan sistem
pengelolaan yang baik, penyimpanan bahan baik, peralatan dan perlengkapan berkualitas tinggi dan higienis, cita rasa makanan baik dan sesuai dengan
selera konsumen. 2
Good Location and Parking Facilities G-2 Lokasi restoran yang harus strategis, dimana lokasi merupakan pedoman
dalam mendirikan restoran. Luas tempat parkir juga menentukan kenyamanan konsumen. Oleh karena itu, restoran harus mudah dilihat dan terlihat, mudah
12
dijumpai,memiliki daya tarik dengan pemilihan warna dan ornamen khusus serta letaknya tidak jauh dari pusat keramaian.
3 Good Atmosphere G-3
Suasana nyaman dan menyenangkan perlu diciptakan melalui penampilan interior dan eksterior yang seimbang, dekorasi yang digunakan, pemilihan
warna dan fasilitas yang lengkap, seperti meja yang berkualitas baik dan table set up yang lengkap.
4 Good Reputation G-4
Restoran harus memiliki reputasi yang baik, meliputi pelayanan, pengelolaan, dan prestasi yang mempengaruhi pendapat masyarakat.
5 Good Pleasant and Courteous Service G-5
Tata saji yang dilakukan dengan begitu mengesankan, menyenangkan, dan memuaskan. Pramusaji harus mampu memberikan masukan bagi tamu
mereka yang kurang memahami keinginannya dan menyajikan makanan dengan tata saji yang berkualitas, sopan, dan ramah.
2.2. Makanan Tradisional Sunda