orang. Hal ini dilakukan agar kegiatan operasional Restoran Gurih 7 dalam memuaskan konsumen tidak terganggu.
VI. ANALISIS SITUASI INDUSTRI RESTORAN TRADISIONAL SUNDA
6.1. Industri Restoran Tradisional Sunda di Bogor
Industri merupakan suatu aktivitas ekonomi yang tidak terlepas dari kondisi konsentrasi geografis. Konsentrasi aktivitas ekonomi dalam suatu negara
menunjukkan bahwa industrialisasi merupakan proses selektif dipandang dari dimensi geografis. Kluster merupakan cerminan konsentrasi geografis suatu
kelompok industri yang sama Kuncoro 2007. Industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk sejenis di mana terdapat
kesamaan dalam bahan baku yang digunakan, proses, bentuk produk akhir, dan konsumen akhir. Sedangkan, dalam arti luas, industri adalah kumpulan
perusahaan yang memproduksi barang dan jasa dengan elastisitas silang cross price elasticities of demand yang positif dan tinggi Kuncoro 2007.
Pada penelitian ini, industri yang diteliti merupakan kumpulan restoran yang menghasilkan dan memasarkan produk berupa makanan dan minuman khas
Sunda serta jasa pelayanan dari restoran tersebut. Industri restoran tradisional Sunda di Bogor didefinisikan sebagai himpunan perusahaan-perusahaan yang
memiliki lokasi produksi dan pemasaran di wilayah Bogor. Setiap perusahaan dalam industri restoran tradisional Sunda memiliki strategi tersendiri dalam
menghadapi persaingan. Strategi ini dapat dilihat dari profil strategis masing- masing restoran. Restoran yang dianalisis profil strategisnya dalam industri
restoran tradisional Sunda di Bogor, antara lain Restoran Gurih 7, Restoran Saung Kuring, dan Restoran Warung Nasi Ampera.
6.2. Faktor-Faktor Kompetisi dalam Industri Restoran Tradisional Sunda
di Bogor Faktor-faktor kompetisi dalam suatu industri didefinisikan sebagai faktor
atau elemen penting yang dijadikan sebagai ajang persaingan untuk meningkatkan keunggulan dan keuntungan bagi perusahaan-perusahaan yang berada di dalam
suatu industri. Pada penelitian ini, faktor-faktor yang menjadi ajang persaingan di
58
industri restoran tradisional sunda didapatkan dengan melakukan studi literatur dan observasi di lapangan. Studi literatur yang dilakukan menggunakan hasil-hasil
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik perilaku konsumen terhadap restoran, terutama restoran tradisional Sunda di Bogor. Studi literatur ini
menghasilkan beberapa atribut yang digunakan oleh peneliti terdahulu dalam melakukan penilaian konsumen. Atribut-atribut tersebut kemudian digunakan oleh
peneliti sebagai faktor-faktor kompetisi industri restoran tradisional Sunda. Faktor-faktor kompetisi yang telah didapatkan menjadi dasar penentuan
profil strategis dari masing-masing perusahaan yang berada di dalam industri restoran tradisional Sunda di Bogor. Faktor-faktor ini diidentifikasi oleh golongan
pertama, yaitu golongan konsumen dan non-konsumen. Faktor-faktor kompetisi yang diajukan kepada konsumen dan non-konsumen tidak hanya faktor-faktor
yang terdapat dalam atribut produk, tetapi juga faktor-faktor yang berkaitan dengan jasa penunjang dan sistem pemasaran yang terdapat dalam restoran
tradisional Sunda. Faktor-faktor kompetisi industri restoran tradisional sunda yang diidentifikasi berjumlah 23 faktor, antara lain sebagai berikut.
1 Citarasa makanan dan minuman yang disajikan
2 Harga yang ditawarkan restoran
3 Keragaman makanan khas Sunda yang ditawarkan oleh restoran
4 Porsi makanan yang sesuai
5 Kehigienisan makanan dan perlengkapan makan yang digunakan
6 Keterampilan pramusaji dalam memberikan pelayanan yang cepat dan tepat
7 Pemberian informasi seputar restoran tradisional Sunda secara akurat
8 Waktu buka restoran tradisional Sunda
9 Kecepatan penyajian
10 Ketanggapan dalam merespon keluhan konsumen
11 Kecepatan transaksi
12 Keramahan dan kesopanan pramusaji
13 Penampilan pramusaji menarik dan rapi
14 Dekorasi ruangan yang khas Sunda dan menarik
15 Penataan interior dan eksterior Restoran
16 Kenyamanan dan perasaan aman selama berada di restoran
59
17 Kebersihan dan kerapihan restoran
18 Lokasi restoran yang strategis
19 Areal parkir yang memadai
20 Papan nama yang menarik
21 Tersedianya sarana pendukung yang memadai musholla, toilet, play ground
22 Tersedianya fasilitas live music
23 Adanya kegiatan promosi penjualan
Faktor-faktor kompetisi pada golongan konsumen dan non-konsumen diidentifikasi melalui kuesioner. Pada penelitian ini digunakan dua macam
kuesioner yang berbeda yang diberikan ke masing-masing golongan. Faktor-faktor kompetisi yang ditanyakan dalam kuesioner untuk golongan pertama
menggunakan bentuk skala pengukuran nominal, yaitu jawaban YA dan jawaban TIDAK.
Setelah semua hasil kuesioner didapatkan, hasil dari kuesioner tersebut diujikan validitasnya dengan menggunakan metode Uji Cochran. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui bahwa faktor-faktor yang ditanyakan merupakan faktor-faktor yang dijadikan sebagai ajang kompetisi dalam industri restoran
tradisional Sunda. Data awal responden konsumen dan non-konsumen untuk Uji Cochran dapat dilihat pada Lampiran 1.
6.3. Faktor-Faktor Kompetisi Berdasarkan Uji Cochran