Waktu dan Lokasi Penelitian Metode Pengumpulan Data

32 sebaran binomial, dengan model logit dapat dicari berapa besar peluang kejadian sukses dibandingkan dengan kejadian tidak sukses. Untuk penelitian ini akan dilakukan analisis regresi dimana variabel tak bebasnya bersifat dikotomi dichotomous yang mengambil nilai 1 dan 0 Gujarati 2006, untuk mengetahui seberapa besar peluang masyarakat untuk mengelola tanaman kemiri dan seberapa peluang masyarakat untuk tidak mengelola tanaman kemiri. Pengertian pengelolaan kemiri dalam penelitian ini adalah masyarakat yang melakukan budidaya tanaman kemiri mulai dari penanaman sampai pemasaran hasil dari lahan milik maupun pada lahan yang disewa. Dua pilihan masyarakat merupakan kejadian biner dummy variable yang bernilai 1 dan 0, dimana nilai 1 untuk petani yang mengelola tanaman kemiri dan nilai 0 untuk petani yang tidak mengelola tanaman kemiri pernah mengelola tetapi kemudian berhenti dan tidak mengelola lagi dan serta beralih menanam tanaman lain. Peluang masyarakat mengelola tanaman kemiri dinotasikan dengan Pi, maka peluang masyarakat tidak mengelola tanaman kemiri adalah 1-Pi karena total peluang semua kejadian adalah satu. Adapun bentuk persamaan model logistik yang digunakan adalah sebagai berikut: Ln Pi =  +  1 X 1 +  2 X 2 +  3 X 3 +  4 X 4 +  5 X 5 …  i X i +  1 - Pi Dimana: Pi = peluang petani mengelola tanaman kemiri α = intersep X 1, 2....i = variabel bebas i = koefesien regresi  = errorgalat Faktor-faktor yang dianggap berpengaruh terhadap keputusan pengelolaan kemiri dilihat dari aspek-aspek yang dianggap mempengaruhi petani untuk mengelolanya baik dari aspek ekonomi, sosial, budaya dan karakteristik dari petani yang dianggap sebagai variabel bebas dalam suatu model. Faktor-faktor 33 ini selanjutnya dijadikan sebagai faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pengelolaan kemiri rakyat. Adapun faktor-faktor yang diduga mempengaruhi masyarakat mengelola kemiri adalah umur petani, lama tinggal di desa, luas lahan yang dikelola, pekerjaan sampingan, status kepemilikan lahan, jumlah anak sekolah, jumlah anggota keluarga produktif, jumlah tanggungan dalam keluarga, jumlah pendapatan per bulan, asal usul lahan, aksesibilitas menuju ladang, pekerjaan utama, pengalaman bertani, jarak dari rumah ke ladang, status lahan yang dipakai saat ini, tingkat pendidikan dan jumlah anak yang sekolah di luar daerah. Parameter yang diukur dan definisi operasional setiap faktor dapat dilihat pada Lampiran 1. b. Analisis keberlanjutan sustainability Analisis keberlanjutan sustainability pengelolaan tanaman kemiri rakyat dapat dianalisis dari aspek sosial, ekonomiproduksi dan ekologilingkungan yang dikembangkan menurut Davis et al. 2001, LEI 2001 dan Dephut et al. 1997. Davis et al. 2001 menyatakan bahwa kelestarian secara umum terdiri dari elemen yang saling tergantung antara elemen ekologi, ekonomi dan sosial, dimana kelestarian berarti memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya. LEI 2001 menyebutkan bahwa pengelolaan hutan berbasiskan masyarakat adalah hutan yang dikelola sebagai hutan rakyat hutan milik atau hutan adat. Untuk mengetahui kelestariannya, PHBML dinilai sesuai dengan kriteria dan indikator yang ditentukan, mencakup aspek sosial, produksi dan ekologi yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan hutan rakyat yang dikembangkan. Indikator dalam dokumen PHBML masih dibatasi pada ukuran kelestarian produk utama kayu. Untuk analisis keberlanjutan pengelolaan tanaman kemiri rakyat, akan memakai beberapa indikator yang ada dalam LEI dengan melakukan pemilihan indikator-indikator yang sesuai. Dephut et al. 1997 menyebutkan bahwa untuk mengetahui keberlanjutan suatu kegiatan proyek, maka perlu dilakukan evaluasi agar dapat diketahui perkembangannya dengan model yang menyeluruh integratif dengan menggunakan indikator sosial, ekonomi dan lingkungan.