Analisis keberlanjutan Analisis Keberlanjutan Pengelolaan Kemiri Rakyat
110 tanaman tersebut. Juga lahan-lahan yang datar tetapi dimiliki oleh masyarakat
yang kurang produktif dan atau memiliki pekerjaan utama bukan sebagai petani. Di Desa Kutabuluh, tanaman kemiri masih terjaga diantara tanaman lain,
sementara di Pamah dan Pasir Tengah, tanaman kemiri rakyat yang masih tinggal terdapat pada lahan-lahan miring, jaraknya cukup jauh dari perumahan penduduk
dan di sekitar kawasan hutan. Hasil analisis keberlanjutan pengelolaan tanaman kemiri berdasarkan
indikator yang diperoleh adalah “berkelanjutan dengan catatan”. Jika pengelolaan
yang dilakukan masih sama dan tidak ada upaya memperbaiki kondisi tanaman maka pengelolaan tanaman kemiri dari aspek ekologi, ekonomi dan sosial bisa
menjadi tidak berkelanjutan. Untuk mencapai pengelolaan yang berkelanjutan, maka perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan dengan dasar pertimbangan sbb:
1
Kondisi topografi
Luas wilayah Kecamatan Tanah Pinem yang termasuk pada kategori curam dan terjal adalah 39.546 ha atau hampir 90 dari total luas lahan.
Maka jenis tanaman yang cocok dan sesuai untuk dikembangkan adalah jenis tanaman yang memiliki sistem perakaran kuat, tanaman tahunan dan jenis
endemik setempat. Penanaman tanaman pertanian seperti jagung, kurang
sesuai ditanam pada lahan miring karena pengelolaan lahan dengan sistem land clearing
tebang habis dapat menyebabkan terjadinya erosi sangat tinggi. Apalagi dengan proses tanam dan panen yang cukup cepat 2 kali
setahun sehingga dapat menimbulkan penurunan unsur hara tanah. Dengan kondisi ini, sebaiknya lahan-lahan milik masyarakat yang ada pada daerah
miring ditanami kembali jenis tanaman kayu-kayuan seperti kemiri, karena kemiri merupakan ciri khas tanaman setempat atau jenis tanaman lain yang
cepat tumbuh fast growing maupun jenis MPTS lainnya sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat dari aspek ekonomi dan aspek ekologi.
2
Lahan kritis
Luas lahan kritis di Kecamatan Tanah Pinem menurut BPDAS Wampu Sei Ular tahun 2010 adalah 30.718,44 ha atau sekitar 70 dari total luas
lahan. Adapun rincian luas lahan kritis di Kecamatan Tanah Pinem berdasarkan arahan fungsi lahan adalah seperti Tabel 34. Hal ini
111 menunjukkan bahwa perlu dilakukan upaya rehabilitasi hutan dan lahan
dalam rangka meningkatkan peran lahan sebagai media produksi dan sebagai media pengatur tata air. Kegiatan yang bisa dilaksanakan dalam bidang
kehutanan adalah reboisasi pada kawasan hutan dan penghijauan di luar kawasan hutan.
Tabel 34 Luas lahan kritis di Kecamatan Tanah Pinem
No Kriteria
lahan kritis Arah fungsi penggunaan lahan
Jumlah APL
HL HSA HK
HPHPT 1
Sangat kritis 2661,73
- -
82,93 2.744,66
2 Kritis
5.164,68 8.106,89
- 4.369,76
17.641,33 3
Agak kritis 2.937,10
3.110,75 -
4.284,60 10.332,45
Jumlah 10.763,51
11.217,64 - 8.737,29
30.718,44
Sumber : BPDAS Wampu Sei Ular 2010
3
Regenerasi tanaman
Tanaman masyarakat umumnya belum menunjukkan regenerasi yang berkelanjutan dalam menghasilkan buah. Untuk memulihkan kembali fungsi
tanaman kemiri sebagai produksi hasil tanaman rakyat, maka perlu dilakukan regenerasi tanaman. Regenerasi tanaman pada satuan luas, dapat dilakukan
secara bertahap dengan tujuan agar tetap dapat menghasilkan bagi masyarakat. Metode regenerasi dapat dilakukan dengan mendekati kriteria
lestari pada hutan tanaman. Sebagai contoh: luas lahan 1 ha, jarak tanam 10m x 10m, maka jumlah pohon adalah 100 batang. Daur tanaman ditentukan
selama 7 tahun. Maka, luas lahan dibagi menjadi 5 petak dengan luas masing- masing petak adalah 2.000 m
2
. Kondisi tanaman pada saat sudah berumur 35 tahun, sudah layak dilakukan regenerasi penanaman. Jika dilakukan
penebangan pohon secara keseluruhan, maka pendapatan dari buah akan terhenti pada saat itu juga. Tetapi jika penebangan hanya dilakukan pada satu
petak saja, maka luas areal yang menghasilkan buah akan berkurang dan tinggal 8.000 m
2
. Setelah penebangan pada petak pertama, maka kembali dilakukan penanaman, pemupukan dan pemeliharaan. Pada tahun ke-5,
tanaman sudah kembali dapat menghasilkan buah. Tujuh tahun kemudian daur ke-2, dilakukan penebangan pada petak ke-2 dan kemudian dilakukan
penanaman kembali pada lahan tersebut. Hal ini dilakukan sampai daur ke-5.
112 Setelah daur ke-5, petak ke-1 sudah berumur 35 tahun, maka bisa dilakukan
kembali peremajaan dengan kembali melakukan kegiatan seperti langkah di atas. Jika tujuan penanaman adalah komersil untuk mendapatkan penghasilan
dari buah kemiri, maka proses pengelolaan dengan sistem peremajaan secara bertahap bisa dilakukan agar keberlanjutan mendapatkan buah terjamin. Pada
saat yang sama, setiap hasil penebangan tanaman kemiri dapat dijual pada pasar yang tersedia dan didukung oleh aksesibilitas pengangkutan. Penjualan
kayu kemiri cukup berpotensi dilakukan karena di Sumatera Utara terdapat industri yang menggunakan kayu kemiri sebagai bahan baku kayu lapis.
4
Rehabilitasi dengan teknik konservasi
Kondisi lahan di Kecamatan Tanah Pinem adalah 90 masuk pada kategori curam dan terjal. Hal ini menunjukkan bahwa lahan-lahan di
kecamatan Tanah Pinem sangat rawan terhadap bahaya erosi dan tanah longsor. Untuk lahan-lahan yang saat ini sudah tidak produktif, berada pada
lahan miring curam dan terjal, maka perlu dilakukan rehabilitasi lahan dengan penanaman tanaman keras dan dengan teknik konservasi tanah.
Teknik konservasi tanah dan air yang dapat dilakukan secara mekanis antara lain pengolahan tanah menurut kontur, guludan, teras dan lain-lain Suripin
2004. Penanaman kemiri pada lahan miring harus dilakukan menurut garis kontur
melintang terhadap lereng dengan sistem teras, tujuannya agar akar tanaman berperan dalam menghambat aliran permukaan, memungkinkan
adanya penyerapan air dan menghindarkan hilangnya humus tanah akibat erosi.
5
Menerapkan pola tanam yang efektif
Untuk mengefektifkan fungsi lahan sebagai media tumbuh pohon dan meningkatkan produksi lahan, maka pola tanaman yang digunakan sebaiknya
menggunakan metode segitiga karena jumlah pohon yang ditanam akan lebih banyak jika ditanam dengan metode bujursangkar. Jika jarak tanam 8m x 8m,
maka jumlah pohon yang ditanam adalah 156 pohonha apabila mengikuti kaidah bujursangkar, sedangkan bila mengikuti kaidah segitiga, jumlah
pohon yang ditanam adalah 175 pohonha Paimin 1994. Pola tanam ini juga sesuai dilakukan pada lahan yang bertopografi curam dan terjal.
113 6
Penyuluhan Kehutanan Lapangan
Keberadaan kelompok tani sudah mengindikasikan bahwa akses penyuluhan pada lingkungan masyarakat sudah berjalan dan berperan dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakarat melalui pengenalan sarana dan prasarana pertanian yang sudah berkembang. Pemberdayaan kelompok tani
dapat diperluas dalam bidang kehutanan. Hal ini disebabkan karena penyuluh lapangan bidang kehutanan hampir tidak ada. Tujuan dari kegiatan ini adalah
dalam melakukan pemulihan fungsi dan peran lahan masyarakat dalam mendatangkan manfaat dengan tujuan memulihkan fungsi lahan sebagai
media produksi dan media pengatur tata air. Penyuluh ini nantinya akan berperan dalam melatih masyarakat dalam melakukan penanaman kemiri
dan jenis tanaman kehutanan lainnya sesuai dengan teknik budidayanya untuk tujuan mendapatkan produksi yang bermanfaat sebagai sumber
penghasilan masyarakat yang memiliki lahan pada lahan-lahan miring. 7
Pasar dan hubungannya dengan pengembangan
Produksi berhubungan dengan pemasaran. Pemasaran buah kemiri sebenarnya tidak sulit, karena permintaan akan kemiri setiap tahun cenderung
meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Paimin 1994 menyebutkan permintaan kebutuhan kemiri setiap tahunnya akan naik
sebesar 10-20. Pada tahun 1975 sampai tahun 1995, Indonesia merupakan salah satu negara yang mengekspor kemiri. Tahun 1996 sampai 2003 tidak
ada ekspor dan kembali mengeskpor tahun 2004 dan 2005. Ekspor terakhir kemiri Indonesia adalah tahun 2005. Sampai tahun 2010 tidak ada lagi ekspor
kemiri. Sementara itu, pada tahun 2004 dan 2005, Indonesia melakukan impor kemiri sebanyak masing-masing 13 ton 62.000 US dan 15 ton
27.000 US. Seharusnya, Indonesia tidak perlu mengimpor kemiri karena kemiri adalah tanaman yang hampir tumbuh di semua tempat di Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa belum ada perhatian serius dalam pengembangan tanaman kemiri dalam memenuhi kebutuhan domestik. Jika
pengelolaan kemiri dilakukan oleh pemerintah dengan mengembangkan pola penanaman kemiri yang ada pada lahan-lahan milik rakyat, maka peran
kemiri sebagai sumber devisa negara, sumber pendapatan daerah, sumber
114 pendapatan masyarakat dan sebagai tanaman yang bermanfaat bagi
lingkungan akan sangat dapat dirasakan. Untuk itu, pemerintah perlu melakukan program khusus pemberdayaan masyarakat dalam memulihkan
peran tanaman kemiri dalam bentuk hutan rakyat, hutan kemasyarakatan dan hutan tanaman rakyat lahan yang ada dalam kawasan hutan serta hutan
tanaman industri untuk mendukung penyediaan bahan baku kayu lapis. Tanaman kemiri dapat dijadikan sebagai tanaman industri untuk
menghasilkan kayu dengan jarak tanaman yang lebih sempit 4m x 4m sehingga batang yang dihasilkan bulat dan lurus.
8
Sinergi antar sektor
Perlu adanya sinergi antara instansi seperti dinas kehutanan dan perkebunan, dinas pertanian, dinas perdagangan dan dinas pemberdayaan
masyarakat serta dinas terkait lainnya dalam mendukung potensi tanaman kemiri sebagai tanaman yang multi manfaat, yaitu sebagai sumber
penghasilan masyarakat, sumber pendapatan daerah, manfaat lingkungan dan lain-lain. Peran antar sektor diharapkan saling mendukung sehingga tujuan
setiap sektor tidak overlapping yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional dan daerah.
Hal-hal tersebut di atas dapat menjadi bahan pertimbangan dan dapat dilakukan dengan tujuan agar pengelolaan tanaman kemiri pada masa yang akan
datang menjadi berkelanjutan, dapat berperan dalam mendatangkan penghasilan petani, meningkatkan pendapatan daerah dan berperan dalam menjaga fungsi
hutan dan lahan. Sebaliknya, jika tanaman kemiri tidak dijadikan sebagai tanaman yang layak untuk diusahakan, terjadi penebangan serta peralihan menjadi tanaman
lain, maka keberlanjutan pengelolaan kemiri pada masa yang akan datang akan turun menjadi “tidak berkelanjutan”.
Untuk mencapai keberlanjutan pengelolaan kemiri, maka perlu dibuat prioritas kegiatan yang dapat diperbaiki dari beberapa indikator, khususnya
indikator yang bernilai Cukup dan Jelek. Pada Tabel 35 dapat dilihat prioritas indikator yang dapat diperbaiki dan kegiatan yang harus dilakukan untuk
mencapai keberlanjutan pengelolaan tanaman kemiri. Selanjutnya, dari prioritas kegiatan yang yang sudah dibuat, dikembangkan menjadi program-program yang
115 perlu dilakukan yang kemudian menentukan kegiatan-kegiatan yang lebih
spesifik dari setiap program yang perlu dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan dalam mencapai keberlanjutan yang diharapkan. Adapun
rekomendasi program dan kegiatan yang perlu dilakukan agar pengelolaan tanaman kemiri rakyat dapat mencapai keberlanjutan adalah seperti Tabel 36, 37
dan 38. Pada rekomendasi ini juga ditentukan pihak-pihak yang perlu berperan dalam kegiatan tertentu sehingga setiap pihak mengetahui perannya masing-
masing.
116 Tabel 35 Prioritas perbaikan dan kegiatan yang perlu dilakukan
No Aspek
Indikator Nilai
Kegiatan Rencana Program
Prioritas 1
Ekologi Erosi
B -
- -
Produktivitas lahan C
Pengelolaan lahan yang intensif, regenerasi
tanaman Regenerasi
penanaman 2
Karakteristik air B
- -
- Kualitas air
C Pengelolaan air dinas
terkait -
- Cara-cara mengambil
manfaat B
- -
- Pengendalian hama dan
penyakit C
Penelitian tentang hama dan penyakit tanaman
kemiri Penelitian
5 Adanya gangguan
kebakaran, hama penyakit, banjir,tanah
longsor, dll C
Pencegahan dan pengendalian
Penyuluhan dan sosialisasi dalam
upaya mengatasi gangguan
4 Struktur tegakan hutan
C Penanaman lahan-lahan
yang sudah rusak, lahan- lahan kosong, lahan kritis,
dan lain-lain Rehabilitasi hutan
dan lahan melalui HR, HTR, HKm,
Reboisasi dan Agroforestry
1 Aktivitas penanaman
menjamin penutupan lahan
C Adanya upaya
konservasi tanah C
Pembuatan bangunan KTA konservasi secara
mekanis Pembuatan
bangunan KTA 3
2 Ekonomi
Sumber modal untuk kegiatan penanaman
J Bantuan kredit dari
pemerintah, swasta, LSM dan mitra
Penyaluran bantuan kredit, kemitraan
1 Peningkatan
pendapatan C
Pengelolaan intensif, agroforestry
RHL Agroforestry 2
Kelayakan usaha B
- -
- Penyerapan tenaga
kerja B
- -
- Kesejahteraan
masyarakat J
Kegiatan dari BKKBN -
- Kepastian potensi
produksi buah dan kayu C
Regenerasi tanaman dan pencegahan hama dan
penyakit Regenerasi
penanaman 3
Keuntungan usaha C
- -
- Akses pasar
B -
- -
3 Sosial
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
sumberdaya alam C
Sosialisasi penanaman kayu-kayuan khususnya
jenis-jenis yang dapat mendatangkan manfaat
bagi masyarakat dan aspek ekologi. Misalnya: Jenis
tanaman yang cepat tumbuh fast growing dan
MPTS. Penyuluhan
1
Peraturan di masyarakat dalam
pemanfaatan sumberdaya alam
C -
- -
Akses terhadap pelayan pendukung kredit,
penyuluhan dan masukan tekhnologi
C Mempermudah masyarakat
dalam menjangkau akses pelayanan yang
mendukung Penyuluhan
2 Pengangguran
B -
- -
Kemiskinan B
- -
- Migrasi penduduk
J -
- -
Kapasitas masyarakat untuk mengakomodasi
perubahan C
Pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan
penyuluhan dan meningkatkan infrastruktur
pembangunan daerah Penyuluhan dan
pembangunan daerah
3
Status lahan B
- -
- Kejelasan batas lahan
B -
- -
Terbangunnya hubungan sosial antara
masyarakat C
- -
-
117 Tabel 36 Rekomendasi program dan kegiatan untuk perbaikan pengelolaan
tanaman kemiri rakyat dari aspek ekologi
No Program
Kegiatan Tujuan yang ingin dicapai
Pelaksana 1
Rehabilitasi hutan dan
lahan Hutan rakyat,
agroforestry Hutan
kemasyarakatan HKm dan hutan
tanaman rakyat HTR
Reboisasi lahan kritis pada
kawasan hutan Penghijauan lahan-lahan
milik masyarakat khususnya lahan-lahan yang ada di
daerah bertopografi curam dan terjal 25
dengan tujuan meningkatkan fungsi
ekologi bagi lingkungan dan fungsi ekonomi bagi
masyarakat Pemberdayaan masyarakat
lokal yang diberi kesempatan memanfaatkan sumberdaya
hutan pada kawasan hutan lindung danatau kawasan
hutan produksi Penanaman kembali lahan-
lahan hutan yang sudah rusak untuk memulihkan fungsi
hutan sebagai media tata air dan media produksi
1. Masyarakat
2. Pemda
3. Dishutbun
kabupaten 4.
Dishutprop 5.
Kemenhut
1. Dishutbun
kabupaten 2.
Pemda 3.
Dishutprop 4.
Masyarakat 5.
Kemenhut 1.
Dishutbun kabupaten
2. Dishutprop
3. Kemenhut
4. Pemda
2 Regenerasi
penanaman Penerapan
metode penanaman
dengan teknik silvikultur yang
berkelanjutan Manfaat yang akan diperoleh
masyarakat akan berkelanjutan dan hasil yang
diperoleh berkesinambungan dengan metode daur tanam
1. Penyuluh
2. Dishutbun
3. Peneliti
4. Universitas
3 Konservasi
Tanah dan Air
Pembuatan bangunan
konservasi tanah dan air
Mencegah terjadinya banjir, tanah longsor, erosi dan
kekeringan dengan kegiatan pembuatan teras, guludan,
gully plug
, dam pengendali, sumur resapan, embung dan
lain-lain 1.
Pekerjaan umum 2.
Pemda 3.
Dishutbun kabupaten
4. Masyarakat
4 Penyuluhan
Penyuluhan dan sosialisasi dalam
upaya mengatasi gangguan yang
terjadi hama dan penyakit, banjir
dan longsor Meningkatkan kemampuan
masyarakat mengatasi permasalahan hama dan
penyakit serta upaya penanggulangannya
Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
pentingnya pohon dalam mencegah terjadinya banjir
dan tanah longsor 1.
Penyuluh Kehutanan dan
pertanian 2.
Pemda Kabupaten,
kecamatan dan desa
3. LSM
5 Penelitian
Penelitian untuk mengatasi hama
dan penyakit Untuk mendapatkan cara atau
metode yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
penyakit yang menyerang tanaman kemiri seperti gugur
buah 1.
Peneliti 2.
Universitas 3.
LSM 4.
Penyuluh
118 Tabel 37 Rekomendasi program dan kegiatan untuk perbaikan pengelolaan
tanaman kemiri rakyat dari aspek ekonomi
No Program
Kegiatan Tujuan yang ingin dicapai
Pelaksana 1
2 Penyaluran
kredit Kemitraan
Pemberian modal usaha bagi masyarakat lemah
dengan kredit ringan Pembangunan
kerjasama kemitraan dengan industri
pengguna bahan baku kemiri
Memberdayakan masyarakat pemilik lahan dengan bantuan
modal kredit bunga ringan Mitra dapat menyalurkan bantuan
dana bagi masyarakat dan mitra dapat menampung produksi kemiri
rakyat dengan harga yang terjamin 1.
Pemda 2.
BPR 3.
Bank 4.
Mitra usaha 5.
Penyuluh 6.
Masyarakat 1.
Disperindag 2.
Masyarakat 3.
Industri perusahaan
4. Pemda
3 RHL
Agroforestr y
Pola tanaman campuran antara tanaman kayu-
kayuan dan tanaman pertanian
Meningkatkan pendapatan petani dari tanaman pertanian dan
tanaman kayu-kayuan secara berkelanjutan yang berperan dalam
menjamin kesinambungan penghasilan masyarakat
1. Masyarakat
2. Penyuluh
3. LSM
4. Dishutbun
kabupaten 5.
Dinas pertanian
kabupaten 4
Regenerasi penanaman
Pengaturan daur tanaman
Agar potensi produksi kemiri yang diperoleh petani dapat
berkelanjutan 1.
Masyarakat 2.
Penyuluh 3.
Dishutbun kabupaten
Tabel 38 Rekomendasi program dan kegiatan untuk perbaikan pengelolaan tanaman kemiri rakyat dari aspek sosial
No Program
Kegiatan Tujuan yang ingin dicapai
Pelaksana 1
Penyuluhan dan
sosialisasi Sosialisasi penanaman
kayu-kayuan khususnya jenis-jenis yang dapat
mendatangkan manfaat bagi masyarakat dan
aspek ekologi. Misalnya: Jenis tanaman yang cepat
tumbuh fast growing dan MPTS.
Meningkatnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang
tanaman-tanaman kehutanan yang dapat berproduksi cepat,
layak untuk ditanam dan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat sehingga menimbulkan minat bagi
masyarakat untuk mau menanam di lahan-lahan miliknya
1. Penyuluh
2. Masyarakat
3. Dishutbun
kabupaten 4.
LSM
Mempermudah masyarakat dalam
menjangkau akses pelayanan kredit,
penyuluhan dan teknologi Mudahnya petani menjangkau
layanan pendukung dalam meningkatkan kemampuannya
dalam mengembangkan usahanya melalui akses kredit, penyuluhan
dan teknologi 1.
Penyuluh 2.
Masyarakat 3.
Dishutbun kabupaten
4. Dinas
pertanian 2
Percepatan pembangun
an infrastruktur
Pembangunan sarana dan prasarana umum untuk
meningkatkan kapasitas masyarakat dalam
mengakomodasi perubahan sekolah,
jalan, puskesmas, dan lain-lain
Meningkatnya kapasitas masyarakat dalam mengakomdasi
perubahan seperti perbaikan mutu pendidikan, mempermudah
akses masyarakat dalam menjangkau perkotaan dalam
melakukan transaksi hasil-hasil pertanian, dan lain-lain
1. Pemda
2. Pihak
kecamatan dan desa
119 Jika kegiatan-kegiatan tersebut di atas dapat dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan, maka diharapkan dapat sampai pada tujuan pengelolaan tanaman kemiri rakyat yang berkelanjutan. Pengelolaan sumberdaya alam yang
berkelanjutan, jika sumberdaya alam tersebut saat ini dapat dimanfaatkan oleh generasi sekarang dan pemanfaatan itu tidak mengganggu kesempatan generasi
yang akan datang untuk memperolehnya Davis et al. 2001; Fauzi 2006. Untuk menjamin manfaat tanaman kemiri dapat diperoleh generasi yang akan datang,
maka keberlanjutan pengelolaan kemiri harus diperhatikan. Masyarakat Kecamatan Tanah Pinem masih sangat tergantung pada usaha
pertanian. Dengan kondisi topografi curam dan terjal, sebaiknya jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman-tanaman yang mampu mendatangkan penghasilan
bagi penduduk secara berkelanjutan. Tanaman kemiri adalah salah satu jenis tanaman yang multi manfaat karena dapat memberikan hasil buah untuk dipanen
setiap tahun umur 5-35 tahun, berfungsi sebagai tanaman perlindungan tanah dan air dan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat. Tanaman kemiri dapat
menjadi sumber, menyediakan lapangan kerja dan berperan dalam fungsi ekologis, menunjukkan bahwa tanaman kemiri memiliki sifat multiflier effect.
Pembahasan tentang pengelolaan kemiri dari aspek ekologi, ekonomi dan sosial menunjukkan bahwa pengembangan tanaman kemiri dalam kegiatan hutan
rakyat dapat berperan dalam mencapai tujuan pengembangan hutan rakyat. Dari aspek ekologi, pohon kemiri berperan dalam melindungi tanah dari erosi dan
menjamin penutupan permukaan tanah karena tajuknya yang lebar. Dari aspek ekonomi, tanaman kemiri berperan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat
karena buah, kulit cangkang dan kayunya dapat dijual. Sedangkan dari aspek sosial menunjukkan bahwa tanaman kemiri dapat mengurangi pengangguran
karena menyerap tenaga kerja dari dalam keluarga dan luar keluarga. Jika usaha yang sama dikembangkan dalam bentuk hutan rakyat yang dikelola secara
intensif, maka pengembangan hutan rakyat dengan jenis tanaman kemiri dapat sampai pada tujuannya yaitu meningkatkan pendapatan petani, peningkatan
kualitas lingkungan dan peningkatan pendapatan pemerintah daerah secara berkesinambungan.
120
121
6 KESIMPULAN DAN SARAN