Aspek Ekologi Pengelolaan Hutan Rakyat .1 Aspek Sosial

21 bruto. Mikro ekonomi menganalisis manfaat dari sudut pandang individu perusahaan dan fokus pada akumulasi kesejahteraan. Prinsip sosial. Prinsip ini menganalisis sumberdaya hutan dari sudut pandang kelestarian kesejahteraan manusia, komunitas dan masyarakat. Konsep dasarnya dalam prinsip ini adalah bahwa sumberdaya hutan harus memberikan manfaat langsung pada kesejahteraan manusia dan komunitas. Elemen-elemen dari manfaat sosial ini adalah distribusi manfaat hutan, kapasitas masyarakat untuk mengakomodasi perubahan, aksesibilitas sosial dan demokrasi partisipatif. Indikator yang banyak digunakan untuk mengukur kelestarian kondisi dan outcame hutan dalam rencana pengelolaan hutan adalah 1 pertumbuhan pohon; 2 hasil kayu; 3 daya dukung masyarakat; 4 komposisi hutan, struktur hutan dan proses yang terjadi dalam hutan; dan 5 habitat untuk spesies tertentu. Indikator 1 sampai 3 digunakan untuk mengukur kelestarian ekonomi dan sosial sedangkan indikator 4 dan 5 digunakan untuk membantu mengukur kelestarian ekologi. Adapun beberapa penilaian yang dilakukan untuk menganalisis kelestarian pengelolaan hutan menurut dimensi ekologi, ekonomi dan sosial berdasarkan Davis et al. 2001 dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Dimensi ekologi, produksi dan sosial dalam analisis kelestarian Dimensi Jenis data Penjelasn Ekologi 1. Adanya gangguan kebakaran, hama penyakit, banjir, tanah longsor dll Selang waktu terjadinya suatu gangguan, intensitas terjadinya gangguan, pola penyebaran 2. Pemilihan sistem silvikultur 3. Pemilihan rotasi umur dan distribusi kelas umur 4. Pemilihan pola spasial pemanenan Ekonomi Maksimasi manfaat bagi manusia dari sudut pandang 1. Mikroekonomi 2. Makro ekonomi Usaha individu, kesejahteraan Ukuran agregat ekonomi tenaga kerja, income, GNP, dll Sosial 1. Distribusi manfaat hutan Tingkat kemiskinan, pengangguran dan migrasi populasi 2. Kapasitas masyarakat untuk mengakomodasi perubahan Tingkat pendidikan, kohesif dan kepemimpinan masyarakat, jumlah dan tipe infrastruktur jalan, sistem sekolah, dll 3. Akseptabilitas sosial Keputusan pengelolaan hutan yang diambil harus diterima secara ekonomi, ekologi dan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat 4. Demokrasi partisipatif Keterlibatan publik dalam pengambilan keputusan pengelolaan hutan misalnya perlindungan, monitoring dan implementasi rencana Sumber : Davis et al. 2001 Lembaga Ekolabel Indonesia LEI tahun 2001 sudah mengembangkan sistem dan standar sertifikasi untuk pengelolaan hutan baik hutan alam, hutan tanaman dan 22 pengelolaan hutan berbasis masyarakat. Pengelolaan hutan berbasis masyarakat community based forest management adalah hutan yang dikelola sebagai hutan rakyat hutan milik atau hutan adat. Standar untuk kegiatan pengelolaan ini disebut dengan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Lestari PHBML yang diartikan sebagai segala