Beberapa Studi Terdahulu Analysis of Candlenut Tree Management in Tanah Pinem District, Dairi Regency, North Sumatera Province

30 dengan si penjawab responden dengan menggunakan alat panduan wawancara Nazir 2005. Untuk data sekunder diperoleh dengan cara melakukan studi literatur dan studi data-data laporan hasil kegiatan pada instansi terkait. Data sekunder sifatnya sebagai data pendukung dan penunjang untuk melengkapi data primer. Data sekunder berasal dari hasil-hasil penelitian, stakeholder dan instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik BPS, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta instansi-instansi pemerintahan lainnya.

3.3 Penentuan Responden Responden yang diwawancarai adalah petani yang memiliki lahan milik

yang menanam kemiri dan yang tidak menanam kemiri. Petani yang tidak menanam kemiri bisa saja adalah petani yang pernah menanam kemiri tetapi dalam perkembangannya kemudian beralih ke tanaman lain ataupun petani yang tidak pernah menanam kemiri. Sedangkan petani yang menanam kemiri adalah petani yang memiliki tanaman kemiri pada lahan miliknya pada saat dilakukan penelitian. Jumlah responden yang diwawancarai ditentukan dengan rumus Slovin Umar 2000 yaitu : n = � 1 + �� 2 dimana : N : Populasi petani menanam kemiri dan petani tidak menanam kemiri n : Jumlah sampel responden e : Tingkat kesalahan yang masih ditolerir Jumlah populasi petani di ketiga desa yang dipilih adalah 1467 KK. Tingkat kesalahan yang masih ditolerir ditentukan 8,5, maka jumlah sampel adalah 126 KK. Petani yang menanam kemiri dan petani yang tidak menanam kemiri diambil secara proporsional dari ketiga desa yang ditentukan. Sampel Desa Kuta Buluh adalah 58 responden, terdiri dari 29 petani kemiri dan 29 petani yang tidak menanam kemiri, Desa Pamah dan Pasir Tengah masing-masing 34 responden dengan rincian masing-masing 17 petani kemiri dan 17 petani yang tidak menanam kemiri. 31 Penelitian juga akan melakukan wawancara lebih mendalam dengan orang- orang yang dianggap lebih mengetahui tentang pengelolaan tanaman kemiri rakyat yang sudah berlangsung sejak dahulu sampai sekarang, diantaranya tokoh masyarakatraja adat, kepala desa dan pejabat dari instansi yang berkaitan, yang bisa disebut sebagai informan kunci. Informan kunci diketahui dengan cara snowball sampling atau pemilihan informan secara berantai. Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan pengelolaan kemiri rakyat, dilakukan wawancara dengan instansi terkait seperti Dinas kehutanan dan Perkebunan, Dinas Pertanian penyuluh, Kepala Desa dan pihak kecamatan. Informasi yang diperoleh, diharapkan akan melengkapi informasi-informasi yang diperoleh dari responden petani kemiri dan petani non kemiri dan hasil studi literatur dalam melakukan analisis pengelolaan tanaman kemiri rakyat.

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dan kualitatif dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan kemiri rakyat dan untuk mengetahui bagaimana kegiatan pengelolaan yang sudah dilakukan masyarakat sampai sekarang. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan kegiatan pengelolaan tanaman kemiri rakyat yang sudah ada, pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap tanaman kemiri, peran masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada dalam pengembangannya, kegiatan pemanenan buah dan kayu, kegiatan pemasaran, teknik penanaman dan pemeliharaan yang dilakukan dan karakteristik petani responden secara umun. Untuk menjawab tujuan penelitian, metode analisis yang digunakan adalah a. Analisis regresi logistik biner. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat mengelola tanaman kemiri, maka dilakukan analisis limited devendent variable atau dikenal dengan analisis Regressi Logistik Bineri Gujarati 2006. Model regressi logistik biner adalah suatu model yang mengukur seberapa besar peluang suatu kejadian satu dengan kejadian yang lainnya, dimana datanya mengikuti sebaran normal. Misalnya suatu kejadian dapat dikategorikan sukses dan tidak sukses mengikuti 32 sebaran binomial, dengan model logit dapat dicari berapa besar peluang kejadian sukses dibandingkan dengan kejadian tidak sukses. Untuk penelitian ini akan dilakukan analisis regresi dimana variabel tak bebasnya bersifat dikotomi dichotomous yang mengambil nilai 1 dan 0 Gujarati 2006, untuk mengetahui seberapa besar peluang masyarakat untuk mengelola tanaman kemiri dan seberapa peluang masyarakat untuk tidak mengelola tanaman kemiri. Pengertian pengelolaan kemiri dalam penelitian ini adalah masyarakat yang melakukan budidaya tanaman kemiri mulai dari penanaman sampai pemasaran hasil dari lahan milik maupun pada lahan yang disewa. Dua pilihan masyarakat merupakan kejadian biner dummy variable yang bernilai 1 dan 0, dimana nilai 1 untuk petani yang mengelola tanaman kemiri dan nilai 0 untuk petani yang tidak mengelola tanaman kemiri pernah mengelola tetapi kemudian berhenti dan tidak mengelola lagi dan serta beralih menanam tanaman lain. Peluang masyarakat mengelola tanaman kemiri dinotasikan dengan Pi, maka peluang masyarakat tidak mengelola tanaman kemiri adalah 1-Pi karena total peluang semua kejadian adalah satu. Adapun bentuk persamaan model logistik yang digunakan adalah sebagai berikut: Ln Pi =  +  1 X 1 +  2 X 2 +  3 X 3 +  4 X 4 +  5 X 5 …  i X i +  1 - Pi Dimana: Pi = peluang petani mengelola tanaman kemiri α = intersep X 1, 2....i = variabel bebas i = koefesien regresi  = errorgalat Faktor-faktor yang dianggap berpengaruh terhadap keputusan pengelolaan kemiri dilihat dari aspek-aspek yang dianggap mempengaruhi petani untuk mengelolanya baik dari aspek ekonomi, sosial, budaya dan karakteristik dari petani yang dianggap sebagai variabel bebas dalam suatu model. Faktor-faktor