Penentuan Responden Responden yang diwawancarai adalah petani yang memiliki lahan milik
33 ini selanjutnya dijadikan sebagai faktor internal dan faktor eksternal yang
mempengaruhi pengelolaan kemiri rakyat. Adapun faktor-faktor yang diduga mempengaruhi masyarakat mengelola kemiri adalah umur petani, lama tinggal di
desa, luas lahan yang dikelola, pekerjaan sampingan, status kepemilikan lahan, jumlah anak sekolah, jumlah anggota keluarga produktif, jumlah tanggungan
dalam keluarga, jumlah pendapatan per bulan, asal usul lahan, aksesibilitas menuju ladang, pekerjaan utama, pengalaman bertani, jarak dari rumah ke ladang,
status lahan yang dipakai saat ini, tingkat pendidikan dan jumlah anak yang sekolah di luar daerah. Parameter yang diukur dan definisi operasional setiap
faktor dapat dilihat pada Lampiran 1. b.
Analisis keberlanjutan sustainability Analisis keberlanjutan sustainability pengelolaan tanaman kemiri rakyat
dapat dianalisis dari aspek sosial, ekonomiproduksi dan ekologilingkungan yang dikembangkan menurut Davis et al. 2001, LEI 2001 dan Dephut et al. 1997.
Davis et al. 2001 menyatakan bahwa kelestarian secara umum terdiri dari elemen yang saling tergantung antara elemen ekologi, ekonomi dan sosial,
dimana kelestarian berarti memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya.
LEI 2001 menyebutkan bahwa pengelolaan hutan berbasiskan masyarakat adalah hutan yang dikelola sebagai hutan rakyat hutan milik atau hutan adat.
Untuk mengetahui kelestariannya, PHBML dinilai sesuai dengan kriteria dan indikator yang ditentukan, mencakup aspek sosial, produksi dan ekologi yang
berhubungan dengan kegiatan pengelolaan hutan rakyat yang dikembangkan. Indikator dalam dokumen PHBML masih dibatasi pada ukuran kelestarian produk
utama kayu. Untuk analisis keberlanjutan pengelolaan tanaman kemiri rakyat, akan memakai beberapa indikator yang ada dalam LEI dengan melakukan
pemilihan indikator-indikator yang sesuai. Dephut et al. 1997 menyebutkan bahwa untuk mengetahui keberlanjutan
suatu kegiatan proyek, maka perlu dilakukan evaluasi agar dapat diketahui perkembangannya dengan model yang menyeluruh integratif dengan
menggunakan indikator sosial, ekonomi dan lingkungan.
34 Untuk selanjutnya, analisis keberlanjutan sustainability pengelolaan
tanaman kemiri rakyat yang ada di Kecamatan Tanah Pinem akan menggunakan pendekatan yang digunakan dalam Davis et al. 2001, LEI 2001 dan Dephut et
al . 1997, karena ketiga pendekatan tersebut sama-sama menggunakan
pendekatan aspek sosial, ekonomiproduksi dan ekologilingkungan. Kriteria dan indikator yang akan digunakan untuk melakukan penilaian,
dibangun dan dimodifikasi dari Davis et al. 2001, LEI 2001 dan Dephut et al. 1997 sesuai keperluan analisis yang diperlukan untuk jenis hasil hutan bukan
kayu. Dari hasil seleksi, diperoleh 28 kriteria dan indikator, masing-masing terdiri dari 10 kriteria dan indikator untuk aspek ekologi, 8 kriteria dan indikator untuk
aspek ekonomi dan 10 kriteria dan indikator untuk aspek sosial. Adapun hal-hal yang akan dianalisis untuk mengetahui keberlanjutan pengelolaan tanaman kemiri
rakyat dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3. Untuk menilai keberlanjutan pengelolaan tanaman kemiri rakyat, maka
digunakan pendekatan penilaian dari LEI. LEI 2001 menyebutkan, pencapaian kelestarian PHBM dinilai dengan indikator yang dapat diukur secara kuantitatif
dan kualitatif. Sumber data dan analisis setiap inidkator dapat dilihat pada Lampiran 2. Setiap indikator diukur skala intensitasnya menjadi baik, cukup dan
jelek. Seluruh indikator mempunyai bobot yang sama, maka nilai total penjumlahan dari seluruh indikator akan mencerminkan performance kelestarian
praktek PHBM yang dinilai. Untuk melakukan penilaian terhadap setiap indikator, diperoleh dari hasil
wawancara dengan petani kemiri dan non kemiri, penyuluh, pedagang pengumpul buah, kulit cangkang dan kayu, tokoh masyarakat, pihak kecamatan,
kepala desa dan informan lainnya yang bisa menjadi sumber informasi yang diperlukan. Untuk beberapa indikator dan bagaimana keberlanjutan pengelolaan
kemiri rakyat yang sudah ada diperoleh melalui Focus Group Disscussion FGD dengan tujuan agar diperoleh penjelasan yang lebih mendalam sehingga penilaian
dari indikator-indikator yang diperoleh lebih jelas dan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya.
Setelah setiap indikator dinilai, maka keberlanjutan pengelolaan tanaman kemiri rakyat merupakan penjumlahan dari seluruh indikator. Jumlah indikator