75
restoran, meningkatkan penjualan, memberikan informasi keberadaan produk, memperluas pangsa pasar, dan menghadapi pesaing.
6.3.1. Faktor Meningkatkan Image Positif Restoran
Meningkatkan image positif restoran merupakan upaya promosi dalam meningkatkan citra positif brand restaurant merek restoran sehingga akan turut
membentuk pula citra brand product merek produk. Alternatif strategi promosi produk makanan yang dipilih sebaiknya mampu meningkatkan image positif
restoran.
6.3.2. Faktor Meningkatkan Penjualan
Meningkatkan penjualan merupakan upaya promosi dalam meningkatkan penjualan sehingga semakin tinggi hasil penjualan memungkinkan restoran
semakin meningkatkan alokasi dana promosi produk. Alternatif strategi promosi produk makanan yang dipilih oleh restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor
sebaiknya mampu meningkatkan penjualan.
6.3.3. Faktor Memberikan Informasi Keberadaan Produk
Memberikan informasi keberadaan produk merupakan upaya promosi dalam memberikan informasi keberadaan produk makanan sehingga produk dan
mereknya semakin dikenal, diingat, dan dibutuhkan oleh masyarakat. Alternatif strategi promosi produk makanan yang dipilih oleh restoran sebaiknya mampu
memberikan informasi keberadaan produk.
6.3.4. Faktor Memperluas Pangsa Pasar
Memperluas pangsa pasar merupakan upaya promosi dalam memperluas pangsa pasar sehingga semakin luas pangsa pasar memungkinkan restoran untuk
semakin mudah dalam menjangkau konsumen sasarannya. Alternatif strategi promosi produk makanan yang dipilih oleh perusahaan sebaiknya mampu
memperluas pangsa pasar.
6.3.5. Faktor Menghadapi Pesaing
Menghadapi pesaing merupakan upaya promosi dalam menghadapi pesaing sehingga semakin handal restoran dalam menentukan aktivitas promosi
76
yang tepat dalam menghadapi para pesaingnya memungkin restoran untuk dapat tumbuh dalam kondisi persaingan yang semakin kuat. Alternatif strategi promosi
produk makanan yang dipilih oleh restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor sebaiknya mampu menghadapi pesaing.
77
VII. PERUMUSAN DAN ANALISIS ALTERNATIF STRATEGI PROMOSI RESTORAN MIE JOGJA CABANG BOGOR
7.1. Urutan Tingkatan Model Hirarki Keputusan dalam Perumusan Alternatif Strategi Promosi Restoran
Model hirarki keputusan dalam perumusan alternatif strategi promosi restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor terbagi atas empat tingkatan. Tingkat
pertama sebagai fokus, yaitu merumuskan dan menganalisis alternatif strategi promosi yang tepat untuk produk makanan restoran waralaba Mie Jogja Cabang
Bogor. Tingkat kedua adalah menganalisis faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam mempengaruhi perumusan alternatif strategi promosi restoran waralaba
Mie Jogja Cabang Bogor meliputi faktor tujuan promosi, faktor karakteristik produk, faktor konsumen, faktor karakteristik pasar, faktor distribusi, dan faktor
sumberdaya manusia. Tingkat ketiga adalah subfaktor dari masing-masing faktor yang
dipertimbangkan memberikan pengaruh dalam perumusan alternatif strategi promosi yang berkaitan dengan tingkat kedua. Dan tingkat keempat adalah
alternatif strategi promosi restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor. Keseluruhan tingkatan tersebut menggambarkan model struktur hirarki keputusan
strategi promosi restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor Lampiran 3.
7.2. Faktor yang Dipertimbangkan dalam Merumuskan Strategi Promosi Restoran Waralaba Mie Jogja Cabang Bogor
Tahapan perumusan strategi promosi berdasarkan prioritas meliputi analisis faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam merumuskan alternatif strategi
promosi restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor dan analisis alternatif strategi promosi restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor.
Perumusan prioritas strategi promosi yang dipertimbangkan antara lain faktor meningkatkan image positif restoran, faktor meningkatkan penjualan,
faktor memberi informasi keberadaan produk, faktor memperluas pangsa pasar, dan faktor menghadapi pesaing. Keseluruhan faktor tersebut diberikan bobot
dalam menentukan prioritas faktor yang paling dipertimbangkan sebagai prioritas pertama, hingga yang kurang dipertimbangkan sebagai prioritas terakhir.
Keseluruhan prioritas dari faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 20.
78
Tabel 20. Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan dalam Merumuskan Strategi
Promosi Restoran Waralaba Mie Jogja Cabang Bogor
Faktor Pertimbangan Bobot
Prioritas
Meningkatkan image
positif
restoran
0,144 4
Meningkatkan penjualan 0,325
1
Memberi informasi
keberadaan produk
0,241 3
Memperluas pangsa pasar 0,244
2 Menghadapi pesaing
0,046 5
Rasio Inkonsistensi 0,09
Nilai rasio inkonsistensi pada pembobotan prioritas faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam merumuskan strategi promosi restoran waralaba Mie
Jogja Cabang Bogor adalah 0,09 atau sebesar sembilan persen. Nilai tersebut menunjukkan konsistensi dengan batas lebih kecil atau sama dengan 10 persen,
dimana setiap faktor telah dikelompokkan menurut homogenitas dan relevansinya, serta intensitas relasi antarfaktor yang didasarkan pada kriterianya masing-masing
saling membenarkan secara logis. Restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor lebih memprioritaskan faktor
meningkatkan penjualan sebagai faktor yang paling dipertimbangkan dalam merumuskan alternatif promosi produk makanan restoran tersebut. Adapun bobot
dari faktor tersebut adalah sebesar 0,325. Faktor meningkatkan penjualan yang dipertimbangkan menjadi prioritas
pertama karena saat ini restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor sedang pada tahap perkenalan, yang belum memenuhi target penjualannya sehingga perlu
menginformasikan produk makanannya kepada masyarakat Kota Bogor secara luas. Indikator yang menunjukkan restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor ini
berada tahap perkenalan adalah dari kebaruan keberadaan restoran ini di Kota Bogor. Selain itu, target yang ditetapkan oleh restoran ini belum ditetapkan secara
stabil, yakni masih mempertimbangkan perkembangan potensi pasarnya. Tahap perkenalan ini merupakan tahap yang banyak membutuhkan promosi agar produk
79
makanan restoran tersebut dapat dikenal, diingat, dan diposisikan dalam benak konsumen sasarannya menjadi restoran yang menyediakan hidangan menu-munu
makanan santai sehingga target penjualannya meningkat dan terpenuhi. Bauran promosi yang sesuai adalah periklanan, promosi penjualan, dan pemasaran
langsung; karena dapat memberikan pengaruh yang cepat untuk mendapatkan konsumen baru.
Faktor memperluas pangsa pasar menjadi prioritas kedua dengan bobot 0,244 karena restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor mengharapkan produk
makanan khas dari daerah Jogjakarta ini dapat diterima khususnya di Kota Bogor. Produk makanan yang berkultur jawa ini, diharapkan menjadi menu makanan
pilihan masyarakat sunda pada umumnya. Dalam memperluas pangsa pasarnya restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor ini menetapkan target pasarnya.
Target pasar yang ditetapkan oleh restoran ini adalah kalangan menengah keatas. Dengan pertimbangan bahwa Kota Bogor merupakan kota wisata, yang para
pengunjung baik lokal maupun interlokal pada umumnya merupakan kalangan menengah keatas. Bauran promosi yang sesuai adalah periklanan, humas dan
publisitas, serta penjualan pribadi; karena dapat menjangkau konsumen secara luas khususnya di daerah Kota Bogor.
Faktor memberikan informasi keberadaan restoran menjadi prioritas ketiga dengan bobot 0,241 karena restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor
mengharapkan produk makanan dan mereknya semakin dikenal, diingat, dan di cari oleh masyarakat, khususnya di daerah Kota Bogor. Dengan semakin dikenal
dan dicari oleh masyarakat maka akan mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen. Dengan demikian, penjualan restoran secara bertahap akan terus
meningkat. Bauran promosi yang sesuai adalah periklanan, humas dan publisitas, pemasaran langsung, dan penjualan pribadi; karena mampu menjangkau
konsumen secara luas dan dapat menciptakan hubungan dan komunikasi langsung antara restoran dan konsumen.
Faktor meningkatkan image positif restoran menjadi prioritas keempat dengan bobot 0,144 karena restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor
menginginkan posisi restoran didalam benak konsumen adalah restoran yang
80
menyediakan hidangan menu makanan santai dan berbeda dengan restoran lain yang sejenis. Dalam mengupayakan hal tersebut, keunggulan produk makanan dan
pelayanan karyawannya selalu diperhatikan. Periklanan dan promosi penjualan merupakan bauran promosi yang sesuai untuk meningkatkan image positif
restoran; karena konsumen akan merasa senang dengan potongan harga dan iklan yang menarik.
Selanjutnya, prioritas terakhir adalah faktor menghadapi pesaing dengan bobot sebesar 0,046, karena restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor
mengharapkan menjadi mahir dalam menentukan aktivitas promosi yang tepat dalam menghadapi para pesaingnya, sehingga dapat bertahan dalam kondisi
persaingan yang semakin ketat. Periklanan dan humas serta publisitas merupakan bauran promosi yang tepat karena memiliki pengaruh yang kuat dan luas terhadap
konsumen.
7.3. Alternatif Strategi Promosi yang Sesuai untuk Dijalankan oleh Restoran Waralaba Mie Jogja Cabang Bogor
Setiap subfaktor dari seluruh faktor yang dipertimbangkan selanjutnya disesuaikan dengan masing-masing alternatif promosi. Prioritas alternatif strategi
promosi dilakukan dengan pembobotan, yang dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Alternatif Strategi Promosi Restoran Waralaba Mie Jogja Cabang
Bogor yang Sesuai untuk Dijalankan
Alternatif Strategi Promosi Bobot
Prioritas Fokus Periklanan
0,343 1
Fokus Promosi Penjualan 0,215
2 Fokus Humas dan Publisitas
0,143 5
Fokus Pemasaran Langsung 0,151
3 Fokus Penjualan Pribadi
0,148 4
Rasio Inkonsistensi 0, 06
Fokus periklanan dipilih menjadi prioritas pertama dengan bobot 0,343 karena bauran promosi ini dinilai efektif dan memberikan dampak positif dalam
peningkatan penjualan produk makanan restoran waralaba Mie Jogja Cabang
81
Bogor. Hal ini menunjukkan bahwa restoran ini memanfaatkan periklanan pada lini bawah dalam mayoritas aktivitas promosinya. Periklanan lini bawah tersebut
berupa spandukpapan nama yang terletak di lokasi restoran, brosurleaflet, dan daftar menu harga. Berdasarkan ketiga bentuk periklanan tersebut yang dapat
memberikan pengaruh terbesar untuk mendapatkan konsumen baru adalah penggunaan spandukpapan nama, karena penempatannya strategis dan mudah
dilihat bagi setiap masyarakat yang melewati lokasi restoran tersebut. Bentuk periklanan lini bawah berikutnya berupa brosur yang berisi foto produk beserta
harganya. Brosur tersebut sengaja dibagikan oleh restoran setelah pengunjung beranjak pulang agar dapat dilihat kepada temankerabat pengunjung tersebut.
Dengan demikian diharapkan dapat mendatangkan calon konsumen baru berikutnya.
Prioritas kedua adalah promosi penjualan dengan bobot sebesar 0,215. Bauran ini menjadi prioritas kedua karena memiliki dampak baik terhadap
peningkatan penjualan terutama pada hari-hari besar. Promosi penjualan yang dilakukan selama ini hanya pada hari-hari tertentu seperti lebaran, natal, tahun
baru dan lain sebagainya. Promosi penjualan yang dilakukan adalah berupa potongan harga sebesar 10 persen, minimal tiga porsi. Namun, potongan harga
tidak diberlakukan pada layanan pesan antar. Hal ini karena mempertimbangkan biaya transportasinya, sedangkan harga menu makanannya adalah sama dengan
yang makan di lokasi restoran. Jumlah minimal order pada layanan pesan antar delivery order tersebut adalah lima porsi.
Prioritas ketiga adalah pemasaran langsung dengan bobot sebesar 0,151. Bauran promosi pemasaran langsung direct marketing ini menjadi prioritas
ketiga karena dapat menciptakan hubungan langsung dengan konsumen sasarannya. Pemasaran langsung yang dilakukan adalah melalui telepon, email
dan pos. Ketiga bentuk tersebut yang paling berpengaruh adalah telepon atau lewat handphone karena lebih mudah dan cepat aksesnya. Pasar yang dituju
melalui pemasaran langsung ini adalah konsumen yang pernah malakukan pemesanan pada layanan pesan antar delivery order.
82
Prioritas keempat adalah penjualan pribadi dengan bobot sebesar 0,148. Prioritas ini kurang diperhatikan karena keterbatasan jumlah sumberdaya manusia
yang di miliki oleh restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor. Sumberdaya manusia yang terdapat pada restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor hanya
menyediakan untuk karyawan layanan pesan antar dan bagian pemasaran umum. Namun, karyawan yang bertugas sebagai pengantar makanan ini juga bertindak
sebagai penjualan pribadi, yakni memasarkan ke konsumen lainnya sambil mengantarkan produk ke pemesan.
Alternatif strategi yang menjadi prioritas kelima adalah humas dan publisitas dengan bobot sebesar 0,143. Bauran promosi humas dan publisitas ini
dapat memberikan dampak positif terhadap penjualan produk makanan restoran karena jika terdapat pameran tentang wisata kuliner, order pemesanan makanan
akan meningkat. Namun pameran wisata kuliner saat ini sering diadakan di Kota Jakarta. Sehingga tidak dapat memberi pengaruh terhadap restoran waralaba Mie
Jogja Cabang Bogor. Oleh karena itu, humas dan publisitas ini kurang diprioritaskan.
Nilai rasio inkonsistensi pada pembobotan prioritas alternatif strategi promosi tersebut adalah 0,06 atau sebesar enam persen. Nilai tersebut kurang dari
10 persen, artinya pembobotan tersebut memiliki konsistensi yang logis.
83
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan