49
bahwa hasil kuesioner evaluasi aktivitas promosi ini akan diolah secara kuantitatif, yang kebutuhan datanya minimal sebanyak 30.
4.3. Data dan Instrumentasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil kuesioner dari dua jenis
responden yang pertama pengambil keputusan, dalam hal ini adalah Manajer Cabang dan Bendahara Cabang; dan yang kedua adalah konsumen akhir.
Pengisian kuisioner dilakukan dengan memberikan form kuesioner Lampiran 1 dan mewawancarai langsung respondennya.
Data sekunder diperoleh melalui buku, internet, Instansi-Instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas
Pariwisata, Perpustakaan LSI IPB, dan berbagai perpustakaan lainnya, seperti hasil penelitian terdahulu dan majalah yang relevan dengan topik penelitian.
Instrumentasi yang digunakan adalah daftar pertanyaan, alat pencatat, penyimpan elektronik computer dan peralatan pendukung lain yang dibutuhkan dalam
penelitian.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara langsung kepada narasumber yang dinilai mampu memberikan data dan informasi
aktual dalam mendukung kegiatan penelitian ini. Data primer juga dikumpulkan dengan teknik observasi atau pengamatan langsung di lokasi penelitian. Metode
pengumpulan data sekunder dilakukan dengan menemukan dan mengumpulkan hasil riset atau penelitian terdahulu dan berbagai literatur seperti perpustakaan,
dan situs internet yang relevan dengan permasalahan penelitian.
4.5. Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data dilakukan dengan mengolah dan menganalisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Metode pengolahan data secara kualitatif ini
menggunakan alat analisis berupa analisis deskriptif. Metode pengolahan data secara kuantitatif ini menggunakan alat analisis berupa Proses Hirarki Analitik
PHA.
50
4.5.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh yang mendalam mengenai obyek penelitian, sehingga dalam pengamatan ini dapat
diketahui kondisi riil perusahaan baik internal maupun eksternal perusahan yang diteliti. Hasil analisis ini disajikan dalam bentuk tabel, gambar maupun persentase
sesuai hasil yang diperoleh. Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengevaluasi aktivitas promosi mie Jogja yang terdapat pada restoran waralaba Mie Jogja
Cabang Bogor.
4.5.2. Proses Hirarki Analitik
Proses Hirarki Analitik PHA ini digunakan untuk merumuskan dan menganalisis alternatif strategi promosi mie Jogja yang sesuai dijalankan oleh
restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor untuk meningkatkan omzet penjualannya. Dalam perumusan PHA tersebut, terdapat tiga langkah utama yang
harus dipahami untuk memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit yaitu: 1 menyusun hirarki; 2 menetapkan prioritas; dan 3 konsistensi logis. Ketiga
langkah tersebut yang mendasari perumusan PHA untuk penentuan strategi promosi yang tepat bagi restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor.
Langkah pertama adalah menyusun hirarki, artinya restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor berusaha untuk menggambarkan dan menguraikan
permasalahan atau realitas secara hirarki. Untuk memperoleh pengetahuan terinci, realitas yang kompleks disusun kedalam bagian yang menjadi elemen pokoknya
dan kemudian bagian ini dimasukkan kedalam bagian lain dan seterusnya secara hirarki. Dengan kata lain persoalan yang kompleks dipecahkan menjadi unsur-
unsur terpisah. Hirarki yang dirumuskan untuk restoran ini terbagi atas tiga level, yakni
1 Level 1: Fokus pada perumusan strategi promosi berdasarkan tujuan yang hendak dicapai oleh restoran ini; 2 Level 2: Faktor-faktor yang dipertimbangkan
dalam merumuskan strategi promosi restoran, dalam hal ini adalah meningkatkan image
positif restoran, meningkatkan penjualan, memberi informasi keberadaan
51
produk, memperluas pangsa pasar, dan menghadapi pesaing; dan 3 Level 3: Strategi yang menjadi alternatif, yakni fokus pada periklanan, fokus pada promosi
penjualan, fokus pada humas dan publisitas, fokus pada pemasaran langsung, dan fokus pada penjualan pribadi.
Langkah Kedua, yaitu menetapkan prioritas untuk menentukan peringkat- peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya. Prioritas pertama hingga
kelima berdasarkan level 2 faktor yakni, meningkatkan image positif restoran, meningkatkan penjualan, memberi informasi keberadaan produk, memperluas
pangsa pasar, dan menghadapi pesaing. Selanjutnya prioritas pertama sampai kelima berdasarkan level 3 strategi yang dinilai penting oleh restoran waralaba
Mie Jogja Cabang Bogor masing-masing adalah fokus perikanan; fokus promosi penjualan; fokus humas dan publisitas; fokus pemasaran langsung; dan fokus
penjualan pribadi. Langkah ketiga, konsistensi logis yaitu untuk menjamin bahwa semua
elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsistensi sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Upaya tersebut dilakukan dengan menggunakan
dua orang responden, yakni manager cabang dan bendahara cabang yang merupakan penanggung jawab dalam mengambil keputusan di restoran waralaba
Mie Jogja Cabang Bogor. Metode pengolahan kedua responden tersebut dilakukan dengan rata-rata aritmatik untuk membentuk matriks gabungan.
Ketiga langkah utama tersebut dirumuskan dan dianalisis dengan menggunakan software expert choice 2000, yang merupakan salah satu software
untuk perumusan PHA. Pertimbangan menggunakan software tersebut karena lebih mudah dan praktis dari perhitungan secara matematis, mampu
mengintegrasikan pendapat pakar, dan tidak membatasi level dari struktur hirarki. Keseluruhan ketiga langkah utama tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.
52
MERUMUSKAN DAN MENGANALISIS ALTERNATIF STRATEGI PROMOSI RESTORAN WARALABA MIE JOGJA CABANG BOGOR
Meningkatkan image positif restoran
Meningkatkan penjualan
Memberi informasi produk
Memperluas pangsa pasar
Menghadapi pesaing
Fokus Periklanan Fokus Promosi
Penjualan Fokus Humas dan
Publisitas Fokus Pemasaran
Langsung Fokus Penjualan
Pribadi
LEVEL 1 FOKUS
LEVEL 2 FAKTOR
LEVEL 3 STRATEGI
5 2
Gambar 3. Model Hirarki Keputusan bagi Perumusan dan Analisis Strategi Promosi Restoran Waralaba Mie Jogja Cabang Bogor
53
V. GAMBARAN UMUM RESTORAN
5.1. Sejarah Berkembangnya Restoran Mie Jogja Cabang Bogor
Jogjakarta merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang banyak akan ragam hidangan khasnya. Selain itu, masakan dari Jogja juga terkenal enak dan
memiliki ciri khas tertentu. Mie Jogja Cabang Bogor adalah salah satu restoran yang menyajikan masakan khas dari Jogjakarta berupa menu olahan mie.
Mie Jogja Cabang Bogor dikembang pada Bulan Februari 2010 yang berlokasikan di jalan Padjajaran No. 28 B Bogor. Restoran ini merupakan
waralaba milik Bapak Karso dari Jogjakarta. Visinya adalah untuk memperkenalkan kultur Jogjakarta kepada masyarakat luas, terutama melalui
makanan. Pada awal dikembangkannya di Kota Bogor, restoran ini hanya berupa
warung biasa, yang menyajikan masakan-masakan mie dan lainnya khas dari Jogjakarta. Melihat perkembangan permintaan pengunjung yang terus
meningkat dan didukung Kota Bogor ini merupakan salah satu kota wisata kuliner, warung tersebut pun dikembangkan menjadi sebuah restoran. Restoran
Mie Jogja Cabang Bogor tersebut terus berkembang, hingga saat ini memiliki dua lokasi. Lokasi pertama terletak di jalan Padjajaran No. 28 B Bogor dan yang
kedua di Jalan Raya Puncak Bogor. Salah satu alasan dibukanya restoran Mie Jogja Cabang Bogor menurut
Bapak Juari selaku pimpinan cabang di restoran tersebut adalah karena belum ada restoran yang khusus menghidangkan mie yang khas dari Jogjakarta, selain itu
Kota Bogor juga merupakan salah satu Kota Wisata yang terus mengalami perkembangan pesat, sehingga menjadi peluang banyaknya kunjungan dari
wisatawan baik interlokal maupun mancanegara. Restoran Mie Jogja Cabang Bogor ini berdiri diatas lahan seluas lebih
kurang 500 m
2
. Warna khas dari bangunannya adalah didominasi dengan warna kuning yang mencerminkan warna mie dan merupakan warna netral yang artinya
penuh kesantaian. Santai yang dimaksud dalam hal ini adalah makanan ini lebih tepat dihidangkan pada saat-saat santai, seperti makan pada sore hari hingga
menjelang malam. Bangunannya berupa tenda permanen yang terletak di pinggir
54
jalan raya sehingga terkesan sederhana. Lokasi yang terletak di daerah Pajajaran Kota Bogor tersebut, memberikan nilai plus tersendiri bagi restoran ini karena
tempatnya yang strategis dan merupakan jalur yang menghubungkan kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Sukabumi, Tangerang dan Depok sehingga mudah
dilihat oleh pengunjung dari luar Kota Bogor. Produk olahan mie yang disajikan merupakan olahan sendiri. Menu Mie
Jogja yang disajikan dilengkapi dengan pilihan rasa daging ayam atau sapi. Aneka olahan mie ini disajikan dalam bentuk menu yang berupa mie godhok, mie goreng
dan bihun godhok. Selain menyajikan menu mie, restoran Mie Jogja juga menyediakan nasi goreng dan ayam penyet Surabaya untuk menambah variasi
menunya. Total menu makanan yang disajikan adalah sebanyak 35 jenis, sedangkan minumannya sebanyak 16 macam, seperti teh manis, es jeruk,
minuman dalam kemasan teh dalam botol dan lainnya. Keunikan restoran Mie Jogja ini dapat dilihat dari menu mie yang memiliki kelezatan rasa dari racikan
bumbu dan rempah yang tepat ditambah dengan perpaduan rasa daging ayam atau sapi. Juru masaknya sendiri sembilan puluh persen orang Jogjakarta yang sudah
terlatih, dan selebihnya berasal dari masyarakat Kota Bogor.
5.2. Visi dan Misi Restoran Waralaba Mie Jogja Cabang Bogor