14
Menurut Standar Nasional Indonesia SNI No. 3551-1994 dalam Astawan 2002, mendifinisikan mie instan sebagai produk makanan kering yang dibuat
dari tepung terigu dengan tambahan bahan makanan lain dan tambahan makanan yang diizinkan, berbentuk khas mie dan siap dihidangkan setelah dimasak atau
diseduh dengan air mendidih paling lima empat menit dan memiliki kadar air lima persen.
Mie yang disediakan oleh restoran Mie Jogja dikenal dengan mie godhok dan mie goreng. Bahan baku mie yang digunakan untuk membuat olahan mie
tersebut termasuk dalam jenis mie basah. Pembuatan mie basah dilakukan sendiri oleh restoran Mie Jogja untuk menghasilkan kualitas yang baik.
2.2. Penelitian Terdahulu 2.2.1. Evaluasi Aktivitas Promosi
Aktivitas promosi yang dilakukan oleh restoran Mie Jogja Cabang Bogor penting untuk dievaluasi. Evaluasi aktivitas promosi ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik dan penilaian konsumen terhadap aktivitas promosi yang dilakukan perusahaan saat ini. Karakteristik responden yang diidentifikasi oleh
Sisilia 2010 dan Subangkit 2009 dalam mengevaluasi aktivitas promosi meliputi jenis kelamin, lokasi tempat tinggal, status pernikahan, usia, pendidikan
terakhir, pekerjaan, rata-rata pendapat per bulan, cara mengetahui produk dan rata-rata pengeluaran responden untuk membeli produk.
Teknik evaluasi aktivitas promosi yang terdapat dalam penelitian Sisilia 2010 dan Subangkit 2009 adalah menggunakan kuisioner yang memanfaatkan
skala pengukuran berupa skala Likert dengan skor 1-5 yang menunjukkan penilaian sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan tidak sangat setuju.
Analisis tersebut dilakukan dengan menganalisis sebanyak 30 responden yang merupakan konsumen atau pelanggan produk perusahaan. Analisis yang
digunakan berupa analisis deskriptif. Hasil dari evaluasi aktivitas promosi ini diharapkan dapat mendukung upaya rekomendasi prioritas alternatif strategi
promosi yang tepat bagi perusahaan.
2.2.2. Faktor – Faktor yang Menentukan Alternatif Strategi Promosi
15
Subangkit 2009, Syafriani 2009, Simorangkir 2009 dan Rentiana 2009 dalam penelitiannya menyatakan bahwa faktor yang menentukan prioritas
alternatif strategi promosi adalah: 1 tujuan promosi; 2 danaanggaran; 3 karakteristik produk; 4 karakteristik pasar; dan 5 pelanggankonsumen. Sisilia
2010 menambahkan faktor lain yang dapat dijadikan prioritas alternatif strategi promosi yaitu: 1 perusahaan; 2 perusahaan pesaing; 3 distribusi; 4 lembaga
pendukung. 5 manajemen produksi; dan 6 sumberdaya manusia. Selain itu, faktor daur hidup produk dan pesaing juga dapat berpengaruh terhadap penentuan
strategi promosi Rentiana 2009, Subangkit 2009 dan Syavriani 2009. Menurut Rentiana 2009, Subangkit 2009 dan Syavriani 2009, faktor
karakteristik produk merupakan prioritas pertama karena perusahaan cenderung mengandalkan kualitas produk untuk menarik minat konsumen sasarannya.
Simorangkir 2009, menetapkan bahwa faktor dana sebagai prioritas pertama karena dana yang tersedia sangat terbatas, sehingga merupakan kendala bagi
perusahaan dalam menjalankan kegiatan promosinya. Sedangkan Sisilia 2010, memasukkan faktor pelanggankonsumen sebagai prioritas pertama karena sasaran
kegiatan promosinya ditujukan kepada konsumen untuk mempertahankan loyalitasnya.
Dalam penentuan prioritas strategi promosi restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya antara lain:
1 meningkatkan image positif restoran; 2 meningkatkan penjualan; 3 memberi informasi produk; 4 memperluas pangsa pasar; dan 5 menghadapi
pesaing. Pengidentifikasian tersebut berdasarkan analisis dari perumusan faktor internal dan eksternal di restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor.
2.2.3. Alternatif Strategi Promosi
Simorangkir 2009 dan Sisilia 2010 menggunakan beberapa alternatif strategi bauran promosi yang diperlukan oleh perusahaan antara lain : 1
periklanan; 2 promosi penjualan; 3 pemasaran langsung; 4 penjualan pribadi; dan 5 hubungan masyarakat humas. Hasil penelitian Subangkit 2009,
Syavriani 2009 dan Rentiana 2009, menyatakan bahwa alternatif strategi promosi yang digunakan adalah periklanan dan promosi penjualan karena
16
disesuaikan dari faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan alternatif strategi promosi pada perusahaan yang diteliti.
Sisilia 2010, menyatakan bahwa fokus promosi penjualan dipilih menjadi prioritas pertama karena bauran promosi ini dinilai memberikan dampak
positif dalam peningkatan penjualan produk Asambugar, terutama dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh DH Organik. Hal ini menunjukkan
bahwa DH Organik memanfaatkan promosi penjualan dalam mayoritas aktivitas promosinya. Kegiatan promosi penjualan yang dilakukan oleh DH Organik saat
ini adalah mengemas produk Asambugar dalam dua ukuran kemasan produk yaitu kemasan unit kecil dan kemasan jumbo atau ganda. Simorangkir 2009, juga
menyatakan bahwa promosi penjualan sales promotion menjadi prioritas pertama dalam strategi promosi produk Curma yang dipilih PT Biofarmaka
Indonesia. Kegiatan promosi penjualan seperti pemberian potongan harga pembelian discount untuk pembelian tertentu dapat menarik perhatian konsumen
dan mitra usaha untuk melakukan pembelian. Promosi penjualan ini bertujuan untuk membujuk konsumen melakukan pembelian pada saat itu juga dalam
jumlah besar. Promosi penjualan dilakukan dengan memberikan contoh produk, mengikuti pameran penjualan dan pekan raya untuk menarik konsumen
melakukan pembelian saat itu juga. Rentiana 2009 menyatakan bahwa alternatif yang tepat bagi UD
Kalimosodo adalah periklanan. Bentuk periklanan yang telah dilakukan oleh UD Kalimosodo adalah iklan di media cetak maupun media elektronik. Tujuan
pemasangan iklan tersebut untuk menjangkau konsumen semakin luas sehingga pangsa pasar akan semakin besar. Selain itu, memberikan informasi dan
meningkatkan keberadaan produk cuka apel semakin kuat dibenak konsumen. Penelitian Syavriani 2009, juga menyatakan bahwa alternatif strategi yang
utama di restoran Gurih 7 menitikberatkan pada periklanan. Periklanan membawa pengaruh yang besar bagi restoran Gurih 7 dilihat dari banyaknya pengunjung
yang datang. Selain itu, ditujukan untuk menginformasikan menu-menu baru dan keunggulan yang dimiliki restoran Gurih 7.
17
Subangkit 2009, menyatakan bahwa strategi promosi produk Natural Handmade Soap
yang menjadi prioritas utama adalah penjualan pribadi personal selling
. Kegiatan promosi melalui personal selling dilakukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat lebih mengenal pelanggan secara langsung, sehingga
berdampak pada terkumpulnya informasi motif pembelian dan keinginan konsumen. Dengan demikian, hal ini memungkinkan feedback langsung dari
konsumen dalam bentuk pertanyaan dan memberikan informasi yang kompleks mengenai karakteristik produk.
2.2.4. Alat Analisis yang Sesuai untuk Merumuskan dan Menganalisis Alternatif Strategi Promosi
Perumusan dan analisis alternatif strategi promosi yang sesuai bagi perusahaan dilakukan dengan menggunakan alat analisis berupa Proses Hirarki
Analitik PHA atau Analytic Hierarchy Process AHP yang dipilih dengan pertimbangan mampu mengatasi permasalahan yang kompleks, melalui
pengukuran skor secara kuantitatif. Skor tersebut didapatkan berdasarkan perbandingan berpasangan pairwise comparison antarfaktor yang digunakan
untuk mendapatkan tingkat kepentingan relatif pada tiap faktor. Skor perbandingan berpasangan ini menggunakan skala Likert. Penggunaan alat
analisis PHA ini terdapat dalam penelitian Subangkit 2009, Syavriani 2009, Simorangkir 2009, Rentiana 2009 dan Sisilia 2010.
2.2.5. Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Terdahulu