7
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengevaluasi aktivitas promosi yang telah dilakukan oleh restoran waralaba
Mie Jogja Cabang Bogor. 2. Mengidentifikasi bauran promosi mie Jogja.
3. Menganalisis faktor yang paling berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor.
4. Merumuskan alternatif strategi promosi yang tepat bagi restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor untuk meningkatkan penjualannya.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan alternatif terbaik dalam mengembangkan strategi promosi di
restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya mengkaji pada strategi promosi yang dijalankan oleh restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor,
selanjutnya membahas program promosi personal selling, periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan direct marketing yang efektif.
8
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian dan Perkembangan Bisnis Waralaba Restoran Mie
Perkembangan bisnis waralaba franchise di Indonesia termasuk sangat prospektif karena potensi pasarnya sangat besar. Hal tersebut dilihat dari 1
besarnya jumlah penduduk Indonesia yang pada tahun 2010 telah mencapai 238 juta jiwa dengan pendapatan perkapita mencapai 3000 dollar AS pada akhir tahun,
2 Kondisi perekonomian secara makro di Indonesia juga tergolong baik dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2010 mencapai enam persen dan pada tahun 2011
diperkirakan dapat tumbuh 6 - 6,5 persen, dan 3 Cadangan devisa Indonesia pada tahun 2010 mencapai 93 miliar dollar AS dan tahun 2011 diperkirakan dapat
mencapai 100 miliar dolar AS
2
. Menurut Hariyani dan Serfianto 2011, omzet waralaba di Indonesia dari
tahun 2007 hingga 2010 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 total omzet waralaba di Indonesia telah mencapai angka Rp. 81 triliun dan terus
meningkat sebanyak 15 persen pada tahun 2008 menjadi Rp. 93 triliun. Pada tahun 2009, omzet waralaba meningkat sebanyak lima persen menjadi Rp 95
triliun. Hingga akhir tahun 2010, omzet waralaba di Indonesia baik lokal maupun asing yang berbentuk franchise dan business opportunity diperkirakan mencapai
Rp 114,64 triliun. Jumlah tersebut diperkirakan naik sebanyak 20 persen dibandingkan perolehan tahun 2009. Saat ini jumlah waralaba di Indonesia
mencapai 1.010 perusahaan yang omzetnya sebanyak 60 persen dikuasai waralaba lokal sedangkan 40 persen dikuasai oleh waralaba asing
3
. Peningkatan omzet waralaba di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 5.
2
Laporan Keuangan BI. 2009. Memperkuat Ketahanan, Mendorong Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional. Ringkasan Eksekutif. www.bi.go.id. [24 Maret 2011]
3
Dharmadi W. 2010. Pertumbuhan Omzet Waralaba diperkirakan Rp 15 Triliun tahun 2011. Berita Kota Kategori Ekonomi. http:bataviase.co.idnode327322. [25 Maret 2011]
9
Tabel 5. Data Perkembangan Omzet Bisnis Waralaba di Indonesia pada Tahun
2007-2010.
No Tahun
Omzet Waralaba Rp triliun Persentase
1. 2007
81,00 -
2. 2008
93,00 15
3. 2009
95,00 5
4. 2010
114,64 20
Sumber : Asosiasi Franchise Inodesia AFI, 2010 dalam Hariyani dan Serfianto 2011
Jaringan waralaba franchisee Indonesia saat ini masih didominasi oleh bisnis waralaba produk makanan dan minuman dalam bentuk usaha restoran. Hal
ini karena makanan dan minuman merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi. Selain itu mengkonsumsi makanan dan minuman lebih dijadikan
sebagai gaya hidup masyarakat. Adanya perubahan gaya hidup masyarakat tersebut menuntut sebuah restoran untuk menyediakan fasilitas yang lebih baik
dengan menyajikan makanan yang enak, kenyamanan tempat dan suasana restoran yang menarik. Makan di restoran juga dapat dijadikan sebagai tempat untuk
berkumpul, bersosialisasi, acara-acara rapat dan pertemuan.
Menurut Soekresno 2001, restoran adalah suatu tempat atau bagian yang diorganisasikan secara komersial untuk menyelenggarakan pelayanan dengan baik
kepada semua tamunya dan produknya berupa makanan dan minuman. Jenis pelayanan yang diberikan oleh sebuah restoran memiliki pilihan makanan yang
beragam sehingga konsumen dapat leluasa memilih dan menikmati sesuai dengan yang dikehendakinya. Restoran dalam pengertian luas adalah menyajikan aneka
makanan lengkap mulai dari pembuka, makanan utama dan pencuci mulut dengan fasilitas tempat yang nyaman.
Menurut Fardiaz 1994, restoran termasuk dalam kategori usaha jasa boga. Walaupun prosesnya terkait dengan produk fisik namun kinerjanya pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi. Kotler 1981, mendefinisikan bahwa restoran terkait dengan orang,
bukti fisik dan proses karena sebagian besar jasa diberikan oleh orang, seleksi, pelatihan dan motivasi pegawai dapat membuat perbedaan yang besar dalam
10
kepuasan pelanggan. Bisnis restoran dapat dikatakan bisnis yang unik karena menggabungkan antara penjualan produk berupa makanan dan minuman dengan
usaha yang memberikan pelayanan jasa kepada konsumennya. Menurut Bartono dan Novianto 2005, restoran yang merupakan penyedia
produk makanan dan minuman serta jasa pelayanan memiliki beberapa peranan antara lain : 1 sebagai petunjuk bahwa bisnis di wilayah tersebut berkembang
baik, karena restoran memerlukan hasil pertanian dan peternakan yang menjadi pelaku dalam perputaran uang bank dan potensial untuk jasa-jasa perbankan; 2
sebagai penampung tenaga kerja setempat; 3 sebagai sarana penunjang pariwisata; 4 berperan sebagai promosi daerah ke luar negeri karena wisatawan
asing dapat menginformasikan kepada rekanannya; dan 5 sebagai tempat rapat- rapat dan ajang pertemuan penting.
Usaha restoran terbagi ke dalam beberapa jenis yang disesuaikan dengan target pasar sasaran, tujuan utamanya, lokasi, dekorasi tempat serta jenis menu
dan makanan yang disediakan. Terdapat 10 jenis restoran menurut Soekresno 2001 yang terdapat saat ini antara lain :
1. Family Conventional Restoran ini menawarkan pelayanan dan dekorasi yang sederhana.
Prioritas utama adalah dengan menyediakan makanan dan minuman yang enak dengan harga yang standar serta menyediakan suasana lokasi yang nyaman.
2. Fast Food Restoran ini memfokuskan pada kecepatan penyajiannya. Pemesanan
makanan dan minuman akan tersedia dengan cepat sesuai permintaan konsumen. Namun variasi menunya relatif terbatas dengan harga yang relatif murah.
Dekorasi tempat restoran ini dibuat dengan warna cerah dan pencahayaannya cukup terang dengan tujuan untuk berusaha menguatkan selera makan. Restoran
Fast Food ini lebih mengutamakan banyaknya pelanggan dari pada wisatawan
yang berkunjung waktu tertentu. Sehingga penerimaan keuntungan terbesar di restoran ini adalah dari pelangganya.
3. Speciality Restaurants
11
Restauran ini menyajikan menu yang khas, berkualitas dan menarik perhatian konsumen. Harga makanan yang dijual pada restauran ini relatif mahal
dan lokasinya berjauhan dari keramaian karena tujuan utamanya adalah para wisatawan, kegiatan rapat bisnis dan keluarga yang membutuhkan suasana yang
nyaman serta unik. 4. Cafetaria
Restoran ini menyajikan variasi menu yang terbatas, harga yang murah dan selalu melakukan penggantian dalam penyajian menu makanannya setiap hari.
Menu yang disediakan adalah menu makanan yang biasa terdapat didalam rumah menu keluarga. Lokasi restoran terlihat jelas dari tempat keramaian seperti di
tempat pusat perbelanjaan, perkantoran, sekitar sekolahan dan pabrik-pabrik. 5. Coffee Shop
Ciri khas dari restoran ini adalah posisi tempat duduknya mudah untuk dapat dipindahkan sehingga terkesan tidak formal. Pelayanan pesanan makanan
yang cepat menjadi daya tarik restoran ini. Menu utama restoran ini adalah coffee break
yang berlokasikan di sekitar gedung perkantoran, pabrik-pabrik dan pusat perbelanjaan.
6. Gaurmet Restoran ini merupakan restoran yang berkelas atas yang ditujukan untuk
konsumen yang menuntut standar penyajian yang tinggi dan bergengsi. Suasana lokasinya sangat nyaman dengan dekorasi tempat yang sangat berseni. Target
pasar yang dicapai restoran ini adalah kalangan atas dengan standar prestise yang tinggi.
7. Ethnic Restoran ini dicirikan dengan menyajikan menu makanan yang berasal
dari daerah tertentu yang spesifik. Memiliki seragam pakaian yang disesuaikan dengan asal daerah yang disediakan. Selain itu lokasi dan dekorasi ruangannya
sangat mencerminkan khas dari daerah tertentu. 8. Snack Bar
12
Restoran ini banyak menawarkan jajanan makanan daerah dan makanan ringan. Dekorasi tempatnya sederhana yang disesuaikan dengan jumlah
pengunjungnya. Prioritas restoran ini adalah untuk pesanan take out. 9. Buffet
Restoran ini menyediakan minuman berupa wine, linquor dan bir yang dapat dipesan dengan khusus. Makanan tersedia bersamaan dengan minumannya
sehingga ciri utama restoran buffet ini adalah berlaku satu harga paket. Penampilan makanan merupakan peranan penting untuk dijadikan sarana promosi
pada restoran ini. 10. Drive In Drive Thru Or Parking
Restoran ini melayani pembelian pesan antar hingga sampai ke pelanggan. Pelayanan makanannya dilakukan dengan membuat kemasan yang menarik,
praktis dan kecepatan pengirimannya. Restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor termasuk dalam kategori
restoran cafeteria karena menu yang disajikan oleh restoran Mie Jogja terbatas dan merupakan menu yang sering ditemukan didalam rumah keluarga. Menu
yang ditawarkan berupa aneka olahan mie, nasi goreng dan ayam penyet Surabaya. Selain menu, lokasi restoran Mie Jogja terlihat jelas keberadaannya di
keramaian kota. Pemilihan lokasi dikeramaian tersebut bertujuan juga sebagai media promosi.
Restoran waralaba Mie Jogja menyajikan menu mie dengan aneka olahan bercita rasa khas dari daerah Jogjakarta. Mie yang disajikan merupakan mie
olahan sendiri yang dilengkapi dengan pilihan rasa daging ayam atau sapi. Aneka olahan mie ini disajikan dalam bentuk menu yang berupa mie godhok, mie goreng
dan bihun godhok. Mie pertama kali dibuat pada masa Dinasti Han pada 1900 tahun lalu.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat mie pada masa itu terdiri dari dua jenis padi - padian asli Cina yang telah dibudidayakan sekitar 7000 tahun lalu
4
. Bahan pembuatan mie pada Dinasti Han tersebut membedakan dengan mie yang
dibuat pada masa kini. Mie yang ada saat ini menggunakan bahan baku gandum sebagai bahan utama.
13
Mie merupakan produk olahan tepung terigu. Menurut Khomsan, dkk 2003, diantara berbagai produk turunan terigu peranan mie dalam pola konsumsi
pangan masyarakat Indonesia lebih tinggi. Gandum atau terigu dan produk olahannya seperti mie mempunyai tingkat partisipasi konsumsi terus meningkat
dan lebih tinggi dari tingkat partisipasi konsumsi jagung serta ubi kayu. Menurut Sajdad 2007, mie memiliki fungsi yang sama dengan nasi yaitu sebagai sumber
karbohidrat dan energi. Walaupun banyak masyarakat yang masih memegang alternatif gaplek singkong dan beras jagung atau yang lebih sedikit lagi sagu dan
ubi jalar, namun kenyataannya dimasa depan tepung terigu untuk membuat mie dan roti kue lebih aditif dan adoptif dari pada pangan lokal.
Menurut Astawan 2002, terdapat beberapa jenis mie yang banyak dijumpai di pasaran antara lain :
1. Mie Segar Raw Chinesse Noodle Mie jenis ini tidak memiliki tamabahan setelah tahap pemotongan dan
mengandung air sekitar 35 persen. Kandungan air yang cukup tinggi menyebabkan mie jenis ini mudah rusak. Penyimpanan dalam lemari es dapat
mempertahankan kesegaran mie sampai dengan 60 jam. Mie segar umumnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan mie ayam.
2. Mie Basah Wet Noodle Mie basah ini mengalami proses perebusan setelah tahap pemotongan dan
sebelum dipasarkan. Kadar air dalam mie basah mencapai 52 persen. Kadar air yang sangat tinggi mengakibatkan daya simpannya relatif singkat 40 jam pada
suhu kamar. Mie basah ini dikenal dengan nama mie bakso atau mie kuning. 3. Mie Kering Dry Noodle
Mie kering adalah mie yang telah mengalami proses pengeringan sehingga kadar airnya mencapai 8 – 10 persen. Pengeringan dilakukan dengan penjemuran
dibawah sinar matahari atau dengan oven. Kandungan air yang rendah membuat mie jenis ini mempunyai daya simpan yang relatif panjang dan mudah dalam
penanganannya. 4. Mie Instan Instant Noodle
4
“Semangkuk Mie Redakan Perang”. http:www.repoblika.co.idartikel.html. [1April 2011]
14
Menurut Standar Nasional Indonesia SNI No. 3551-1994 dalam Astawan 2002, mendifinisikan mie instan sebagai produk makanan kering yang dibuat
dari tepung terigu dengan tambahan bahan makanan lain dan tambahan makanan yang diizinkan, berbentuk khas mie dan siap dihidangkan setelah dimasak atau
diseduh dengan air mendidih paling lima empat menit dan memiliki kadar air lima persen.
Mie yang disediakan oleh restoran Mie Jogja dikenal dengan mie godhok dan mie goreng. Bahan baku mie yang digunakan untuk membuat olahan mie
tersebut termasuk dalam jenis mie basah. Pembuatan mie basah dilakukan sendiri oleh restoran Mie Jogja untuk menghasilkan kualitas yang baik.
2.2. Penelitian Terdahulu 2.2.1. Evaluasi Aktivitas Promosi