SIMPULAN SIMPULAN DAN SARAN

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis kelayakan ekonomi kegi- atan penambangan batu kapur dan lempung oleh PT Tambang Semen Sukabumi PT TSS di kawasan hutan yang dikelola KPH Sukabumi, dapat dirumuskan be- berapa kesimpulan sebagai berikut : 1. PT TSS merencanakan kegiatan penambangan batu kapur dan lempung di dalam kawasan hutan melalui proses pinjam pakai kawasan hutan yang ber- lokasi di petak 11, 12, 13 dan 27 kelompok Hutan Cimerang, RPH Cikembar, BKPH Cikawung, KPH Sukabumi seluas ± 493,54 ha. Fungsi hutan pada lo- kasi yang akan dilakukan penambangan merupakan Hutan Produksi Terbatas dengan vegetasi mayoritas pinus Kelas Perusahaan Pinus. 2. Daur yang digunakan di KPH Sukabumi saat ini adalah 25 tahun. Nilai pe- nerimaan bersih pengusahaan hutan pinus sampai dengan jumlah daur tak berhingga sebesar Rp 9.739.200.118,-. NPV tersebut akan diperoleh KPH Su- kabumi apabila kawasan hutan tersebut dikelola untuk pengusahaan KP Pinus pada saat ini. Namun karena pada saat sekarang kawasan hutan tersebut akan dilakukan kegiatan penambangan oleh PT TSS selama 30 tahun, maka KPH Sukabumi baru akan memperoleh penerimaan bersih setelah kegiatan pe- nambangan selesai sebesar Rp 883.520.168,-. Akibat dari kehilangan kesempatan selama 30 tahun itu, KPH Sukabumi menderita kerugian sebesar Rp 8.855.679.950,-. Nilai terakhir tersebut harus digantikan oleh perusahaan pertambangan sebagai akibat hilangnya opportunity cost hutan produksi. 3. Nilai ekonomi kegiatan penambangan batu kapur dan lempung selama umur tambang adalah sebesar Rp 75.930.244.504,-. Karena penambangan dilaku- kan di dalam kawasan hutan maka PT TSS harus menanggung nilai ekonomi yang seharusnya diperoleh apabila kawasan hutan tersebut diusahakan sebagai hutan produksi yang menghasilkan kayu dan getah. Nilai ekonomi tersebut harus dibebankan kepada PT TSS sebagai tambahan biaya yang harus diper- hitungkan dalam perhitungan finansialnya. Sehingga nilai NPV akan menjadi lebih kecil lagi dibandingkan dengan yang telah dihitung di atas. 4. Daur optimal yang menghasilkan pendapatan maksimal dalam pengusahaan hutan adalah pada daur 13 tahun dan nilai PV sebesar Rp 15.721.259.276,- de- ngan discount rate r sebesar 8. NPV maksimal pengusahaan hutan pinus tersebut akan diperoleh KPH Sukabumi apabila kawasan hutan tersebut di- kelola untuk saat ini. Namun karena pada saat ini kawasan hutan tersebut akan dilakukan kegiatan penambangan oleh PT TSS, maka KPH Sukabumi baru akan memperoleh penerimaan bersih setelah kegiatan penambangan se- lesai sebesar Rp 1.426.200.249,-. Akibatnya, kompensasi yang harus digan- tikan oleh pengusaha pertambangan sebagai akibat hilangnya opportunity cost hutan produksi selama 30 tahun karena kegiatan pertambangan adalah sebesar Rp 14.295.059.027,- 5. Jumlah cadangan batu kapur dan lempung adalah sebesar 148.770.000 MT de- ngan umur tambang 30 tahun. Ekstrasi optimal dalam penambangan batu ka- pur dan lempung menghasilkan pendapatan sebesar Rp 73.754.009.851,-. Constrainkendala yang digunakan pada solver excell adalah kapasitas pabrik semen, tingkat penggunaan kapasitas pabrik semen dan komposisi kebutuhan bahan baku untuk tiap ton semen.

5.2 SARAN