aja engga baik dan engga pantas untuk ditiru. Ngapain juga di cosplaykan, kalau itu sih wajar kata aku. Kalau menurut kita itu karakternya baik-baik aja, paling
kayak introspeksi sih emang karakter di animenya ada yang salah atau engga baik untuk cosplaykan
MAYA: kalau mencaci kata aku sih wajar yaa, kalau ada yang engga suka
mungkin dia belum rela aja karakternya. Jangan terima caci maki itu sebagai penurun percaya diri. Tetapi jadikan cavi maki sebagai motivasi untuk bisa lebih
baik lagi. Supaya nanti kita bisa lebih baik dan siapa tahu lambat-laun dia bisa menerima hijab cosplay
TINA:
aku tipe yang “yaudah” diam aja. Terserah orang lain mau komentar apa aja. Kalau didepan mereka yang menghina, saya diam aja. Soalnya
kalau di lawan nanti malah jadi ribut. Yaudah jadi dipendem aja, kadang ngomongin sama temen-temen hijab cosplay yang lain. Karena mereka juga
ngalamin yang seperti itu
NADA: aku sih engga peduli dengan cacian orang, aku lebih peduli sama
orang yang ngedukung akuh. 6.
Apakah tindakan dalam bercosplay yang terbawa hingga dalam kehidupan sehari-hari?
OCI: aku sih engga ada yaa
DWI: aku juga engga ada. Kenapa engga ada? Soalnya kan karakter yang
kita cosplay-in dan karakter di dunia nyata beda. Kalau aku, karakter yang aku cosplay-in egois, pendiam yaa saat cosplay aku menjadi karakter itu. Padahal
kalau di duniaa nyata, aku orangnya engga bisa diam, hiperaktif dan reaktif gitu.
RIFKA: kalau dari segi berpakaian sempat kebawa sih. Pernah ke sekolah
bawa dasi untuk cosplay, terus coba-coba dan foto-foto untu dipakai di seragam. Kadang juga kerudungnya diiket-iket semacam kunciran.
MAYA: yang kebawa di aku sih make up. Di hijab cosplay kita make up
sendiri, jadi pas lagiengga cosplay bisa make up sendiri. kemarin pas teman aku wisuda, aku make up in dia dan hasilnya bagus. Aku seneng banget. Dari hijab
cosplay itu aku bawa pulang pengalaman
TINA: mungkin lebih ke menjaga image aja kali yaa, karena kan kalau
nge-cosplay kita juga menjaga image karakter
NADA: Mungkin kan pas cosplay tuh kita mek up-an naah sehari hari jadi
gatel gitu belanja alat mekup padahal dipake cuma buat ngecosu doang. 7.
Bagaimana cara anda mengimbangi antara menjadi hijab cosplayer profesional sekaligus mempertahankan keislaman?
RIFKA: selain kita hijab cosplay, dibalik itu kita harus menjaga ibadah.
Walaupun sering ikut event tapi sholat harus tetap dijaga. Sholatnya engga bolong-bolong, ngajinya juga. Dari perkataan juga, engga boleh menggunakan
kata-kata kasar pada saat jadi hijab cosplayer. Menjaga pandangan orang juga kalau cosplay hijab bicaranya engga kasar.
DWI : selagi kita engga melanggar batas-batas dan membelokan akidah
kita, kita aman-aman aja. Wajar saja kalau banyak yang ngejudge kita, tapi selagi kita engga ngelanggar batas-batas keislaman yang ada. Engga perlu takut
MAYA: seperti saat ini, mendekati waktu zuhur. Sebelum make up kita
wudhu dan jaga wudhu. Jadi kita tetap sholat. Jangan gara-gara kita udah make up tebal dan belum wudhu pas diajak sholat kita engga mau. Kalau kita mampu ya
kita harus kerjakan. Kita hijab cosplayer harus menjaga identitas yang udah kita buat sebagai orang islam.
OCI: ya sama seperti yang mereka sudah katakan kak
TINA: dengan kita menjadi hijab cosplay sendiri aja sudah mengimbangi
keislaman kita. Hijab cosplay dengan tidak mengumbar aurat atau jilbab yang terbuka, yang sesuai dengan islam dan bajunya juga engga ketat dan sebagainya,
masa kita udah islam dan berhijab tapi ga ngimbangin dengan pakaiannya juga.
NADA: kalo ngecosu ya gitu yang penting kostumnya nutup aurat dan
engga lupa biasanya kalo ada ngefen kan sampai malam ya jangqn sampai lupa lah sama sholatnya. Terus kalau saya pribadi sih kalo bisa sebelum adzan isya
udah harus dirumah. Itu kebiasaan dari dulu sih.
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA BERSAMA PENGURUS ISLAMIC OTAKU COMMUNITY EPISODE UIN JAKARTA
Narasumber:
Istiana kapten IOC eps UIN Jakarta
Zia wakil Kapten dan Sekretaris IOC eps UIN Jakarta
Suci bendahara IOC eps UIN Jakarta
Roma wakil Ketua 2 IOC eps UIN Jakarta
Annas anggota IOC eps UIN Jakarta
Waktu dan tempat : 27 Juli 2016 dan 6 September 2016 UIN Jakarta
Pertanyaan Konsep Diri 1.
Apakah yang anda ketahui juga pahami mengenai hijab cosplay? Dimanakah perbedaan antar hijab cosplay dengan cosplay secara umum?
ISMA: hijab cosplay tuh seperti identitas untuk komunitas kita. Karena
yang membedakan kita dengan yang lainnya itu ya hijab cosplaynya. Komunitas lain walaupun dia berhijab tetapi tidak mewajibkan cosplayernya untuk berhijab
tapi kita dengan segala aturannya sudah menjadikan hijab cosplay sebagai identitas IOC itu sendiri
SUCI: secara tidak langsung dengan adanya hiijab cosplay, IOC
mengenalkan islam kepada orang lain. Jadi jika sebelumnya ada orang islamyang juga ikut bercosplay namun dengan cosplay yang terbuka, dengan
diperkenalkannya hijab cosplay ini membuat dia tertarik dan terinspirasi untuk
berubah dan menjadi hijab cosplayer. 2.
Bagaimana sikap dan tanggapan anda terhadap hijab cosplay? ANNAS:
oke-oke aja, soalnya engga ada yang salah dari mereka gitu. Soalnya engga nyalahin aturan islam juga. Daripada mereka hobi tapi engga hijab,
mendingan ngelanjutin tetep make hijab ya engga apa-apa. 3.
Apakah niat yang dimiliki kelompok dalam mempublikasikan hijab cosplay? ISMA:
niatnya pastinya untuk berdakwah
SUCI: niatnya yaitu berdakwah melalui hobi. jadi kita bercosplay itu
bukan semata-mata hanya hobi, tapi kita juga menyiarkan islam dengan cara
bercosplay hijab. Yang pastinya sesuai dengan syariat islam
4. Bagaimana cara dan upaya kelompok mempertahankan identitas keislaman
anggotanya yang menjadi hijab cosplayer? ISMA:
kalau kita bercosplay kan biasanya ada foto session dan foto bareng. Itu ada batasannya, seperti dia engga boleh pegang-pegang, sentuh-
menyentuh dan engga boleh berpasangan cosplaynya. Karena itukan salah satu identitas kita sebagai seorang muslim. Untuk menjaga jarak antara laki-laki dan
perempuan, tidak berdekatan, beduaan yang melebihi batas kalau sedang foto-foto. 5.
Batasan-batasan cosplay seperti apakah yang bisa berubah dan tidak bisa berubah saat menjadi hijab cosplayer?
ISMA: IOC itu punya karakteristik tersendiri yang ada dalm rules IOC.
Pertam, dia bukan dari anime yang echi kalau kita nyebutnya yang mesum. Dan karakternya juga bukan karakter mesum. Kalau dari kostum sebenarnya itu tidak
jadi masalah, soalnya kita konvert dari yang bukan hijab menjadi berhijab. Jadi kalau dari segi kostum karakter apa aja bisa. Kalau dari segi sifat dan karakteristik
karakternya itu yang biasanya kita permasalahkan. Karena yang namanya bercosplay itukan tidak hanya membawa kostum aja, tapi harus sesuai dengan
karakter juga.
ROMA: kita punya dua aturan. Pertama, aturan di grup. Yaa engga boleh
melanggar SARA, memanggil orang dengan panggilan yang dia engga suka, engga boleh berkata kotor. Yaa, kayak-
kayak anak gaul yang ngomong “anjay”, ya secara “anjay” kalo di grup-grup biasa itu no problem, Cuma “anjay” itu
kesannya, gimanaa gitu. Kalo aturan selain di Grup, itu aturan cosplayer. Jadi, misalkan kalo dia nge-cosplay yang penting engga boleh ngebentuk banget.
Ketika dia ngebikin kostum ya enggak boleh fit body khusus cewek. Ya maksudnya di hijab itu sendiri ngeconvertnya di share dul
u gitu “gue nanti kayak gini, gimana? Ada perbaikan engga?” misalnya buatnya engga terlalu ketat, terus
kalo couple harus sama mahrom. Engga boleh kalo tiba-tiba couple aja. Terus misal cross dress, cowok engga boleh kayak cewek, kalo cewek mau jadi cowok,
aturannya auratnya harus tetep ketutup.
6. apa sanksi untuk yang melanggar aturan-aturan tersebut?
ROMA: mereka akan kena tegur. Istilah kita tuh ada kartu kuning, kartu
merah, dan grup danger. Kartu kuning itu misalkan, si anggota caper cari
perhatian ke cewek dan intens banget. Kalo sekedar PM personal message sih engga apa-apa, tapi kalo misalkan belom kenal, baru ketemu tiba-tiba nge PM
intens dan ngebuat risih, nah itu yang bersangkutan boleh lapor ke admin dan adminnya nanti bakal nindak. Dapet kartu merah, misalkan kalo omongannya
udah kotor dan berani meluk-meluk. Misal lagi Gathering tiba-tiba meluk cewek. Nah kalo udah dapet kartu merah otomatis lo masuk ke grup Danger, di danger
yang bersangkutan Cuma berdua dengan kaichou ketua doang, disana akan diceramahin terus sama dia. Misal kita left group bakalan dimasukin lagi, tersu
misal kita nge-blokir, admin lain yang bakalan masukin kita lagi dalam grup itu, engga bakalan bisa kabur. Kalo mau kabur ya ganti nomer. Itu sampe kita tobat,
minta maaf dan engga mau ngulang lagi. Dari IOC Episode UIN sih belom ada yang masuk grup Danger.
7. Apakah menjadi hijab cosplayer merubah tindakan dan perilaku dari hijab
cosplayer itu sendiri? ANNAS:
sikap dari saat menjadi cosplay dan tidak menjadi cosplay tentu beda. Soalnya mereka saat jadi cosplay menjadi karakter yang diperankan, engga
Cuma penampilan tapi juga karakter dalam tokoh yang diperankan. Yang aslinya orangnya all out banget tapi saat jadi cosplayer misalnya karakternya pendiam dia
jadi pendiam juga. Soalnya kan mereka cosplay karakter juga engga penampilan doang.
8. Bagaimana cara menjadi aktif, kreatif dan inovatif dalam bercosplay?
ISMA:
kalau keaktifan kan diliatnya dari itensitas kita bertemu dan ikut event yaa. Untuk project besar sendiri IOC UIN udah 3 kali ada project cosplay.
Pertama tokyo ghoul. Kedua ONS dan yang ketiga sedang on going dengan project dororonpa.
ISMA: kalau kekreatifan kayak kita buat project dan weapon bareng.
Sama-sama belajar mengkreasikan jilbab ada tutorialnya untuk meningkatkan kreatifitas teman-teman. Jadi kita tidak langsung ke cosmaker, jika kita bisa buat
sendiri, ya kita usahakan untuk buat sendiri.
ISMA: inovatifnya seperti kita membuat karakter yang tadinya bukan
hijab cosplay menjadi hijab. Seperti yang project cosplay ONS ini, tadinya kan tidak ada tutorialnya, tetapi kita buat sendiri tutorialnya. Gimana yang itu
harusnya wig tapi dibuat dari hijab dan pas untuk karakternya dan diulang-ulang supaya yang copplay bisa bikin hijabnya sendiri.
9. Apa upaya yang anda lakukan apabila ada orang yang mencaci karakter
yang sedang diperankan oleh hijab cosplayer? ISMA:
sejauh ini, dalam projek ONS maupun tokyo ghoul belum pernah kejadian ada yang mencaci langsung paling kita hanay diteriaki “cosplayer
barokah”. Atau pas ada teim SAO disebutnya SAO versi ramadhan. Adanya sih
guyonan seperti itu. Kita tanggapannya paling hanya senyum-senyum aja. Kalau ada yang minta foto tetep kita layanin juga. Kita tetap berkreasi semampu kita.
Kita merasa tidak merugikan orang lain dan kita juga merasa tidak dirugikan
10. Tanggapan anda mengenai karakter dari 5 hijab cosplayer maya, dwi, oci,
nada, rifka dan Tina pada saat bercosplay dan sehari-hari di komunitas? ZIA:
well kalo keseharian mereka beda-beda. Banget. NADA, keliatannya pendiem tapi suka heboh sendiri kadang malah hiperaktif. TINA, yang pendiem
banget, sampai harus diingetin muka plus suaranya. ROSI, yang banyak tanya plus banyak ngemil. DWI, yang banyak makan plus paling bawel dan rada-rada.
MAYA, yang ditengah-tengah, maksudnya engga terlalu kalem tapi juga engga terlalu bawel. Tapi mereka sama untuk satu hal. Mereka kalau udah cosplay, bisa
banget pas sama karakter yang di cosplay-in. Maksudku bisa banget “masuk” ke
karakternya. Eh gimana ya, mungkin kayak, they really into it. They really turn into the character. Misalanya kayak waktu pada cosplay karakter owari no seraph,
pas siap-siap ganti kostum dan danda. Nada, rosi, dwi dan Maya bisa heboh banget. Dwi apalagi, bisa saingan hebohnya ama rosi dan maya. Sementara Tina
kalem-kalem aja tuh. Yah, walau akhirnya Tina suka engga sengaja ketinggalan didandanin atau dibatu ngurus aksesoris cosplaynya. Kalo nada sih hebohnya pas
di awal-awal doang. Sambil pake kostum atau dandan dan dia bisa kalem sendiri kok nantinya. Nah, pas udah kelar dandan, mereka siap. Dan tiba-tiba aja image
heboh, berisik atau apalah itu, ilang. Langsung berubah jadi karakter yang mereka cosplay-in. Salut deh sama mereka.
Kalo lagi engga cosplay, yang sering muncul bataang hidungnya di kegiatan IOC itu, Rosi, dwi dan maya. Biar Cuma di grup whatsapp juga, mereka rajin banget
munculnya.bahkan bisa dibilang berisik banget kalo udah ngumpul bertiga. Lain
sama nada dan tina. Nada bisanya baru muncul kalo obrolan di grup lagi seru dan bisa diikutin. Sementara tina lebih milih jadi reader aja. Kalau untuk kumpul-
kumpul, nada biasanya menyesuaikan. Bolak-balik soalnya jadi engga pernah bisa kumpul sampai malem. Sementara IOC kalo kumpul suka lupa waktu. Dan kalo
Tina sebisanya, soalnya tina punya kegiatan lain yang menurut dia lebih penting dari kumpul IOC.bukan gimana-gimana, tapi dari awal IOC engga pernah
mengikat kok. Kita engga ngeharusin buat kumpul kalau engga bisa. Karena ada yang lebih di prioritaskan sama masing-masing member IOC.
ISMA: maya sehari-hari karakternya periang, selalu tersenyum, baik,
sering traktir, intinya sih baik. Maya, dwi, nada, oci itu karakternya mirip-mirip dalam kesehariannya. Cuma Tina yang agak lebih pendiam, tidak banyak bicara.
Kalau pas cosplay sama aja, karakter mereka engga berubah. Kecuali pada saat photo session, atau saat memerankan karakter di lomba, atau saat ada yang
meminta foto bareng di event. Biasanya akan mengikuti karakter dari yang dicosplaykan.
Selain itu, yang berbeda dari mereka itu kedewasaan menghadapi atau menanggapi masalah. Kalo diurut dari yang paling dewasa sapai yang kurang
dewasa itu, Maya, nada, dwi, oci. Kalo Tina saya belum terlalu tahu banyak karakternya. Ketemu juga belum lebih dari sepuluh kali. Karena tina baru masuk
saat project ONS.
HASIL WAWANCARA BERSAMA 6 ANGGOTA HIJAB COSPLAY ISLAMIC OTAKU COMMUNITY EPISODE UIN JAKARTA
Narasumber:
1. Zuhroh Annada
Fakultas Syariah dan Hukum Perbankan Syariah 2.
Nabilah Sumayyah Fakultas Adab dan Humaniora Ilmu Perpustakaan 3.
Astina Riyana Fakultas Tarbiyah Manajemen Pendidikan
4. Dwi Rahmah NajiibahFakultas Dakwah dan Komunikasi Jurnalistik
5. Rifka Miftahul Aini Fakultas Sains dan Teknologi Matematika
6. Rosiana Pratama Efendi Fakultas Dakwah dan Komunikasi KPI
Waktu dan Tempat :
31 Juli 2016 dan 17 September 2016 Student Center
Narasumber 1: Dwi FDK UIN Jakarta Pertanyaan Latar Belakang
Q: Apakah alasan yang membuat anda tertarik untu ber-hijab cosplay pertama kali?
A: alasannya ya mungkin karena hobi dan suka sama hal yang begituan. Awalnya ragu takut ditolak banyak orang tapi apresiasinya lumayan dan seneng juga dapet
banyak temen yang pengertian. Daya tarik, lebih ke penasarankarena suka mencoba hal baru
Q: adakah pengaruh yang ditimbulkan dari persepsi orang lain saat bercosplay terhadap diri anda di kehidupan sehari-hari?
A: orang lain khususnya temen-temen di kampus pada manggil dwi-chan. Jadi lucu gitu sih, sering juga ditanya-tanya mereka
“kenapa suka gituan sih, wi? Kan modalnya lumayan”. Aku Cuma jawab, “namanya juga hobi”
Pertanyaan psikologis Q: bagaimana watak anda pada kehidupan sehari hari dan pada saat ber-
cosplay?
A: kalo dalam kehidupan sehari-hari sih orangnya lebih ke cerewet, lebih aneh sikapnya, terus suka jailin orang. Kalo saat bercosplay sih biasanya sesuai sama
karakter yang lagi di cosplay-in, misalnya karakter yang sekarang tuh lebih ke pendiem, suka senyum. Tapi senyumnya tuh senyum palsu.