m.republika.co.idberitadunia-islamislam nusantara150527noywh5
inilah 10negara-dengan-populasi-muslim terbesar-di-dunia.
Islamic Otaku Community. 2015. Sekilas Mengenai Islamic Otaku Community.
[Online] Maret
2015. [Cited:
Mei 14,
2016.] http:www.islamicotaku.com201503sekilas-tentang-islamic-otaku
community.html.
LOOP KITA. 2015.
loop.co.id. [Online] September 17, 2015. [Cited: Mei 2016, 2016.]
http:www.loop.co.idarticlescosplay-bukan-sekedar-pakai kostum.
LPM INSTITUT. Akulturasi Islam dan Jepang dalam IOC. [Online] [Cited: Juli
12, 2016.]
Akulturasi Islam
dan Jepang
dalam IOC
| LPMINSTITUT.COM - UIN JAKARTA.
FGD DAN WAWANCARA
Wawancara dengan kapten IOC episode UIN Jakarta, Isma. Pada tanggal 6 September 2016 di UIN Jakarta
FGD pada tanggal 6 September 2016 di UIN Jakarta Wawancara langsung dengan Dwi saat photo session ke 2, tanggal 11 Juni 2016 di
UIN Jakarta Wawancara langsung dengan Tina saat photo session ke-2, pada tanggal 11 Juni
2016 di UIN Jakarta Wawancara langsung dengan Nada saat photo session ke-2, pada tanggal 11 Juni
2016 di UIN Jakarta Wawancara langsung dengan Mayya saat photo session, pada tanggal 11 Juni
2016 di UIN Jakarta Wawancara langsung dengan Rosi saat photo session, pada tanggal 11 Juni 2016
di UIN Jakarta Wawancara dengan Aida Sahabat Dwi, pada tanggal 20 Juni 2016
Wawancara dengan Mega Sahabat Mayya, pada tanggal 19 Juni 2016 Wawancara dengan Pipit Sahabat Tina, pada tanggal 20 Juni 2016
Wawancara dengan Alifia Sahabat Rifka pada tanggal 17 September 2016 di acara IC Fest
Wawancara dengan Ayu Sahabat Nada, pada tanggal 20 Juni 2016
Wawancara dengan wakil kapten sekaligus sekretaris IOC episode UIN Jakarta, Zia. Pada tanggal 27 Juli 2016
DOKUMENTASI
Dokumentasi Pribadi Anggota Komunitas Dokumentasi Pribadi Peneliti
Google.comOwari NoSeraphCosplay Google.comCrossdressCosplay
Google.comtokusatsu Google.comidolstar \cospaly
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA DAN FGD
Pertanyaan penelitian yang disusun sebagai panduan wawancara untuk menggali informasi mengenai konsep diri dan identitas keislaman dari responden
Hijab Cosplayer Islamic Otaku Community, antara lain:
Pertanyaan Konsep Diri
1. Apakah anda meyakini akan nilai-nilai keislaman dan prinsip keislaman?
dalam hal ini berkaitan dengan etika berbusana bagi wanita 2.
Apakah anda bersedia mempertahankan untuk menjadi hijab cosplayer, walaupun menghadapi tekanan dari kelompok yang lebih kuat?
3. Apakah anda merasa berlebihan ataupun bersalah ketika menjadi hijab
cosplayer? 4.
Apakah anda merasa cemas dengan masa depan hijab cosplay? Apakah anda merasa bangga menjadi bagian dari hijab cosplay itu sendiri?
5. Apakah anda bisa mengatasi persoalan, apabila hijab cosplay belum
mendapat tempat di hati masyarakat? 6.
Apakah anda merasa setara atau sama dengan cosplayer-cosplayer lain saat anda sedang menjadi seorang hijab cosplayer?
7. Apakah anda merasa diterima oleh orang lain atau dianggap penting oleh
orang lain saat sedang bercosplay? 8.
Bagaimana respon dan sikap anda apabila menerima pujian dari orang lain saat sedang bercosplay?
9. Apa respon anda, apabila ada orang lain yang mengatur model cosplay
yang anda pilih? 10.
Apakah anda merasa bahagia dan puas ketika karater yang anda cosplaykan sesuai dengan impian anda?
11. Apakah anda menikmati menjadi hijab cosplayer dalam berbagai kegiatan,
persahabatan dan waktu luang? 12.
Apakah anda peka terhadap kebutuhan gagasankoreksisaranmotivasi yang dubutuhkan oleh teman anda sebagai sesama cosplayer?
Pertanyaan Identitas Keislaman
1. Apakah cosplayer merasa bergaya hidup sehat dengan asupan makanan
halal? 2.
Apakah cosplayer termasuk orang yang cinta dengan lingkungannya? Contohnya?
3. Bagaimana cara anda mempertahankan menjadi hijab cosplayer
profesional? 4.
Bagaimana cara anda menjadi aktif, kreatif dan inovatif dalam bercosplay? 5.
Apa upaya yang anda lakukan apabila ada orang yang mencaci maki karakter yang anda perankan?
6. Apakah tindakan dalam bercosplay yang terbawa hingga dalam kehidupan
sehari-hari? 7.
Bagaimana cara anda mengimbangi antara menjadi hijab cosplayer profesional sekaligus mempertahankan keislaman?
PEDOMAN WAWANCARA DAN FGD
Pertanyaan penelitian yang disusun sebagai panduan wawancara untuk menggali informasi mengenai konsep diri dan identitas keislaman hijab cosplayer
dari responden Pengurus Islamic Otaku Community, antara lain:
Pertanyaan Konsep Diri
1. Apakah yang anda ketahui juga pahami mengenai hijab cosplay?
Dimanakah perbedaan antar hijab cosplay dengan cosplay secara umum? 2.
Bagaimana sikap dan tanggapan anda terhadap hijab cosplay? 3.
Apakah niat yang dimiliki kelompok dalam mempublikasikan hijab cosplay?
4. Bagaimana cara dan upaya kelompok mempertahankan identitas keislaman
anggotanya yang menjadi hijab cosplayer? 5.
Batasan-batasan cosplay seperti apakah yang bisa berubah dan tidak bisa berubah saat menjadi hijab cosplayer?
6. Apakah menjadi hijab cosplayer merubah tindakan dan perilaku dari hijab
cosplayer itu sendiri?
Pertanyaan Identitas Keislaman
1. Bagaimana cara kelompok dalam mempertahankan menjadi hijab
cosplayer profesional? 2.
Bagaimana cara menjadi aktif, kreatif dan inovatif dalam bercosplay? 3.
Apa upaya yang anda lakukan apabila ada orang yang mencaci karakter yang sedang diperankan oleh hijab cosplayer?
PEDOMAN WAWANCARA DAN FGD
Pertanyaan penelitian yang disusun sebagai panduan wawancara untuk menggali informasi mengenai konsep diri dari responden Sahabat anggota IOC,
antara lain: 1.
Apakah yang anda ketahui juga pahami mengenai hijab cosplay? Dimanakah perbedaan antar hijab cosplay dengan cosplay secara umum?
2. Bagaimana sikap dan tanggapan anda terhadap hijab cosplay?
3. Dampak seperti apakah yang ditimbulkan dari munculnya hijab cosplay?
4. Bagaimanakah karakter subjek dalam kehidupan sehari-hari?
5. Adakah tindakan subjek saat bercosplay yang terbawa hingga kehidupan
sehari-hari?
Tabel 4.5 Karakteristik Konsep Diri Positif Berdasarkan Modifikasi
Hamachek
1
Pertanyaan Nada
Dwi Tina Maya Rosi Rifka
1 Apakah
anda meyakini akan nilai-
nilai keislaman dan prinsip
keislaman? dalam
hal ini
berkaitan dengan etika berbusana
bagi wanita
YA YA
YA YA
YA YA
2
Apakah anda bersedia mempertahankan
untuk menjadi hijab cosplayer,
walaupun menghadapi tekanan
dari kelompok yang lebih kuat?
YA YA
YA YA
YA YA
3 Apakah anda merasa
berlebihan ataupun
bersalah ketika
menjadi hijab
cosplayer?
TD TD
TD TD
TD TD
4
Apakah anda merasa cemas dengan masa
depan hijab cosplay? Apakah anda merasa
bangga
menjadi bagian
dari hijab
cosplay itu sendiri?
TD TD
TD TD
TD TD
5
Apakah anda
bisa mengatasi persoalan,
apabila hijab cosplay belum
mendapat tempat
di hati
masyarakat?
YA YA
YA YA
YA YA
6 Apakah anda merasa
setara atau
sama dengan
cosplayer- cosplayer lain saat
anda sedang menjadi seorang
hijab cosplayer?
YA YA
R YA
YA YA
1
hasil FGD yang dilakukan pada 11 September 2016.
7 Apakah anda merasa
diterima oleh orang lain
atau dianggap
penting oleh orang lain
saat sedang
bercosplay?
R YA
YA YA
YA YA
8
Apakah anda merasa bahagia
dan puas
ketika karakter yang anda
cosplaykan sesuai dengan impian
anda?
YA YA
YA YA
YA YA
9 Apakah
anda menikmati
menjadi hijab cosplayer dalam
berbagai kegiatan,
persahabatan dan
waktu luang?
YA YA
YA YA
YA YA
10 Apakah anda peka
terhadap kebutuhan
gagasankoreksisara nmotivasi
yang dubutuhkan
oleh teman anda sebagai
sesama cosplayer?
YA YA
R YA
R R
Tabel 4.6 Sikap dan Tindakan Anggota Hijab Cosplay IOC Episode UIN
No Pertanyaan Nada
Dwi Tina Maya Rosi Rifka
1 Apakah
cosplayer merasa bergaya hidup
sehat dengan asupan makanan halal?
YA YA
YA YA
YA YA
2
Apakah cosplayer
termasuk orang yang cinta
dengan lingkungannya?
YA YA
YA YA
YA YA
3
Apakah tindakan
dalam bercosplay yang terbawa hingga dalam
kehidupan sehari-hari?
YA TD
K YA
YA TD
K YA
TRANSKRIP HASIL FOCUS GROUP DISCUSSION FGD
Narasumber:
1. Zuhroh Annada
Fakultas Syariah dan Hukum Perbankan Syariah 2.
Nabilah Sumayyah Fakultas Adab dan Humaniora Ilmu Perpustakaan 3.
Astina Riyana Fakultas Tarbiyah Manajemen Pendidikan
4. Dwi Rahmah NajiibahFakultas Dakwah dan Komunikasi Jurnalistik
5. Rifka Miftahul Aini Fakultas Sains dan Teknologi Matematika
6. Rosiana Pratama Efendi Fakultas Dakwah dan Komunikasi KPI
Waktu dan Tempat :
6 September 2016 Student Center Pertanyaan Konsep Diri
1. Apakah anda meyakini akan nilai-nilai keislaman dan prinsip keislaman?
dalam hal ini berkaitan dengan etika berbusana bagi wanita OCI:
iya, soalnya di IOC kayak ada rulesnya, ada peraturannya sendiri. walaupun kita cosplay, kerudung itu harus menutupi dada, walaupun bercosplay
juga kita engga boleh melanggar peraturan-peraturan keislaman itu sendiri.
DWI: kalo menurut aku sih iya. Soalnya kan dalam IOC sendiri itu
banyak banget larangannya, misalnya engga boleh anime yang echi atau anime yang terbuka. Jadi tuh kita harus cati anime yang aman-aman, yang udah tertutup
rapat jadi kita cosplaynya engga usah di vermak-vermak lagi.
RIFKA : kalo menurut saya, dalam islam sendiri itu kan wanita memang
diwajibkan untuk menggunakan hijab dengan menutup aurat. Nah, walaupun kita otaku tapi kita mau cosplay. Jadi kita harus tetap menutup aurat juga. Engga yang
buka-tutup gitu. Kalo misal masalah kostum, misalnya di karakter itu dia terbuka contoh rok mini, ya kita akalin aja, misalnya roknya jadi panjang.
TINA
: tentu saja saya meyakininya, terlebih lagi saat cosplay kita memilih dari awal akan memakai karakter yang seperti apa. Kalau mau memilih karakter
yang terbuka, pasti akan dipikir berulang kali untuk mengcosplaykannya.
NADA : ya, saya nilai-nilai dalam etika berbusana, namun bukan berarti
dalam berbusana kita harus mengikuti tradisi orang arab, karena indonesia memiliki ciri khas berbusana sendiri.
2. Apakah anda bersedia mempertahankan untuk menjadi hijab cosplayer,
walaupun menghadapi tekanan dari kelompok yang lebih kuat?
OCI: kepercayaan diri masing-masing aja sih, jdi kita hijab cosplay juga
engga sendiri, bareng teman-teman. Saat teman-teman percaya diri, kita juga jadi ikutan percaya diri. Mau orang ngomong apa juga, kita tutup kuping, toh kita juga
engga menyalahi aturan apapun. Kita hijab cosplay tetap dalam aturan islami dan kita engga merugikan mereka, engga merugikan siapapun jadi kita biasa aja
DWI: kalo saya sendiri waktu itu pernah ada yang ngjudge juga. Pernah
ada yang bikin postingan-postingan negatif. Tekanannya sih biasa aja. Karena kitta berpikir, ini hobi saya, dan saya bisa kok memisahkan yang mana agama
yang mana hobi saya. Jadi tenang aja, engga perlu dibesarin, kita juga udah sadar kok.
RIFKA: mereka itu kan haters ya, dia lagi mengumbar-umbar keburukan
kita. Anggap aja dia lagi promosiin kita, jadi semacam promosi gratis gitu kan. Kalo masalah dijelek-jelekin gitu, misal yang jelek-jelekin non islam, ya
pegangannya ya “la kum diinukum wa liyadin”.
MAYA: aku memilih jadi hijab cosplayer karena itu pilihan akku. Mereka
engga berhak marah-marah atas pilihan aku
TINA: insya Allah bersedia. Kalau disini FLAT baru tahu kalau saya
ikut cosplay dan mereka bilang kalau saya di IOC lebih terhormat, lebih dihargain. Kalau di organisasi lain FLAT mereka udah tahu banget aku kayak gimana, jadi
udah akrab banget. Kalau di IOC saat cosplay merasa dihargainnya dengan mereka nyebut kalau kita itu cosplayer
NADA:
iya, karena perempuan muslim wajib berhijab, dan bercosplay adalah hobi saya, saya tidak akan berhenti menekuni hobi hanya karena tekanan
kelompok lain 3.
Apakah anda merasa berlebihan ataupun bersalah ketika menjadi hijab cosplayer?
OCI: engga merasa berlebihan, kan yang kita pakai kostumnya bukan
yang membuka diri ataupun buka-bukaan banget gitu. Emang udah tertutup, misalnya itu rok mini yaa roknya dipanjangin.
DWI: kalo berlebihan sih engga. Soalnya kan kita udah sadar sendiri
karakternya seperti itu. Misal ada orang yang bilang “ih berlebihan banget, masa
roknya dipanjang- panjangin”, kita sih nanggapinnya “yaudah terserah kamu, ini
kan gaya cosplay saya. Dan saya ti dak menyalahi aturan dalam islam.”
RIFKA: engga berlebihan sih, malah ngerasa seneng banget karena hijab
cosplay.
MAYA: berlebihan sih engga ya. Soalnya apa yang kita pakai udah sesuai
aturan dalam islam. Kita bukan memakai pakaian yang terbuka, kita malah pakai yang menutup aurat. Jadi saya rasa itu engga berlebihan sih
TINA: kadang ada perasaan begitu. Tapi kalau saya, kalau mau cosplay ya
milih-milih gitu juga karakternya yang sesuai dan background dari karakternya engga nyeleneh juga. Jadi saat orang lain melihat kita cosplay dengan hijab tidak
memandang dengan tatapan yang terlalu aneh. Yaa walaupun ada guyonan- guyonan yang bilang langsung bakalan bilang karakter yang sedang kita
cosplaykan dengan versi pakai “gamis”. Tapi after all, engga ngerasa berlebihan sih.
NADA: menurut saya tidak berlebihan karena saya hanya mengganti wig
dengan jilbab, saya merasa bersalah jika kostumnya kurang totalitas seperti engga ada weapon atau senjata kurang maksimal terus warna kostum engga mirip seperti
di anime 4.
Apakah anda merasa cemas dengan masa depan hijab cosplay? Apakah anda merasa bangga menjadi bagian dari hijab cosplay itu sendiri?
OCI: oh engga cemas, solanya hijab cosplay jadi sesuatu yang unik. Jadi
kita malah bersemangat untuk membuat hijab cosplay sebagi suatu trending fasihion tersendiri. Dan tentunya bangga menjadi hijab cosplay, karena jarang ada
dan kita yang mempelopori
DWI:
kalo cemas sih engga, soalnya kan dari kepercayaan diri kita sendiri. misalnya kalo kita udah ada orang ang ngejudge kita tutup kuping, jadi dibawa
santai aja. Kalo bangga pasti, apalagi kalau lagi dalam event-event gitu terus ada yang bilang “eh liat deh ada yang syariah”, tapi mereka bukan ngatain kita tapi
malah minta foto sama kita. Jadi agak bingung sih, tapi ikutin aja.
RIFKA: mungkin kalau untuk para cosmaker hijab cosplay dapat
menambah penghasilan mereka sih, banyak cosplay hijab yang mesan baju ke mereka. Bahkan saya sendiri ingin belajar bikin costum.
MAYA: aku sih engga cemas yaa. Tapi justru kita bisa ajak teman-teman
yang tidak berhijab untuk mencoba hijab cosplay. Lama-lama mereka akan ikut hijab beneran. Terus kita kan menyebarkan syiar islam juga, jadi biar sekali
mendayung dua tiga pulau terlampaui. Yaa pencapaiannya sekaligus, hobinya dapet dakwahnya juga ada.
TINA: kalau menurut saya, hijab cosplay sudah mulai terangkat, tidak
dipandang sebelah mata lagi dan udah banyak yang kreatif juga dengan pakai hijab cosplay. Bangga juga menjadi hijab cosplay, tapi kalau di lingkungan UIN
sendiri sih masih agak malu untuk memperkenalkan diri sebagai cosplayer, karena sedikit pesimisi dan takut diejek tapi kenyataannya mengga diejek juga. Sekarang
sih mencoba untuk engga malu.
NADA:
saat ini saya tidk cemas, karena semakin banyak yg bisa menerima hijab cosplay selain itu sudah banyak teman teman yg tertarik juga
untuk berhijab cosplay. Tentu saya bangga karena bisa menikmati hobi tanpa
harus keluar dari nilai nilai islam. 5.
Apakah anda bisa mengatasi persoalan, apabila hijab cosplay belum mendapat tempat di hati masyarakat?
OCI: tergantung seleera masyarakat masing-masing yaa. Jadi mereka
memiliki pendapat yang berbeda-beda ada yang suka ada yang engga. Toh waktu pertama kita cosplay banyak yang minta foto. Berarti alhamdulillah kita diterima
baik di masyarakat.
DWI:
kita ngajak dan memperkenalkan budaya kita aja sih, terutama karena mayoritas kita islam jadi mencampurkannya dengan budaya jepang. Islam
kan identik dengan baju panjang, sopan, kita ikutin syariat islam. Sekaligus kita memperkenalkan pada masyarakat yang belum tahu.
RIFKA: tanya ke orang terdekat dulu, mereka tahu cosplay atau tidak.
misal mereka bilang “tahu” terus bilang deh kalau kita cosplay hijab, lalu jelasin cosplay hijab itu apa, lama-lama mereka jadi mengenal dan menerima hijab
cosplay itu sendiri.
MAYA: semua orang punya selera masing-masing, kalau mereka belum
bisa terima ya engga apa-apa yang penting kita udah ngasih pemahaman kalau
hijab cosplay itu seperti ini. kalau mereka bisa terima ya alhamdulillah, kalau mereka belum bisa terima yasudah itu hak mereka
TINA: secara umum sih kalau menurut saya biar bisa diterima di
masyarakat yaa dengan nunjukin prestasi. Kalau hijab cosplay dan untuk orang yang paham dengan cosplay tunjukin kalau kita tidak OUT OF CHARACTER
NADA: ya tentu, dengan meyakinkan lingkungan sekitar tentang hijab
cosplay dan dibantu teman-teman dari komunitas, saya yakin suatu saat nanti hijab cosplay akan mendapat tempat dihati seluruh masyarakat dan penikmat
jejepangan 6.
Apakah anda merasa setara atau sama dengan cosplayer-cosplayer lain saat anda sedang menjadi seorang hijab cosplayer?
OCI:
kita engga pernah dapet diskriminasi kalo untuk masalah cosplay hijab maupun cosplay konvensional. Sewaktu cosstreet, lomba ataupun tampil kita
punya hak yang sama dengan cosplayer-cosplayer lainnya
DWI: kita sama sih dengan cosplayer-cosplayer lainnya. Contohnya aja
dalam event ennichisai kemarin, panitianya malah nyuruh kita untuk naik ke atas panggung, kita kan hijab apa bisa diterima? Ternyata respon yang bagus tuh
banyak. Pas naik ke atas panggung tuh udah seru jadi kita ngerasa setara dengan yang lainnya
RIFKA: setara aja. Tapi pandangan orang kan beda-beda sesuai kreasinya
sendiri. kayak semakin bagus kreasinya, semakin unik semakin tinggi antusias di masyarakat dan otaku-otaku yang lain
MAYA: setara. Karena kita sama-sama cosplayer Cuma bedanya kita
pakai hijab. Ya mungkin mentalnya saja yang masih beda, perlu ditingkatin lagi.
TINA:
kalau dimata orang secara umum dan belum terbiasa dengan hijab cosplay itu masih banyak komentar negatif, jadi masih agak sedikit terhina. Tapi
kalau sama teman-teman di lingkungan hijab cosplay kita sangat dihargaian dan malah merasa lebih tinggi dari cosplay lain. Yaa tergantung lingkungan sih.
NADA: kalau dalam bercosu saya merasa sama dengan cosplayer
lain,sama-sama memerankan karakter dari suatu anime, sama sama menghayati karakter, sama sama berusaha totalitas. Yang membedakan disini saya muslim
saya tidak bisa meinggalkan kewajiban saya untuk berhijab. Oleh karena itu saya
berjilbab, saya tidak merasa dengan berjilbab maka pribadi saya lebih baik dari cosplayer lain. Saya menyadari bahwa saya juga manusia yangg tidak sempurna,
setidaknya dengan berhijab cosplay saya bisa menjaga diri agar tidak lupa dengan
nilai islam. 7.
Apakah anda merasa diterima oleh orang lain atau dianggap penting oleh orang lain saat sedang bercosplay?
OCI: ya masih tergantung responnya di masyarakat. Misalnya mereka
suka kita ya kita dianggap spesial, dengan minta foto. Terus misal mereka engga suka samakita, belum diterima, ya itu hak mereka kita engga bisa maksa juga.
DWI: merasa diterima sih iya. Tapi kalau dianggap penting sih biasa aja.
Pasti orang-orang lebih mentingin yang mirip banget dengan karakternya. Ya kalau kita sih karea pakai hijab seperti ini, diterima alhamdulillah. Tapi belum
merasa dipentingkan
RIFKA: diterima dan dianggap penting itu biasanya di event-event
komunitas islam gitu, biasanya kita selalu diundang, hijab cosplay selalu diundang untuk ikut dalam parade di cfd atau di UIN. Jadi merasa penting kita tuh
MAYA: saya merasa diterima melihat dari antusias yang kemarin kita di
event ennichisai. Dianggap penting sih mungkin bukan kitanya, tetapi hijab cosplay secara keseluruhan. Seperti nanti akan ada acara hijab solidarity, disitu
akan mengundang hijab cosplayer juga, nanti kita akan parade dan berkeliling membagi-bagikan hijab
TINA:
yaa ngerasa.
NADA: sejauh ini sih saya merasa diterima aja ya. Soalnya pas ngecosu
tuh gak cuma satu atau dua orang yangg minta foto tapi banyak sampai cape. Selain itu temen temen hijab cosplay juga banyak diundang untuk meriahkan
acara, kayak acara ihsd itu loooh lupa panjangannya, terus kemaren juga kita diundang di acara seminar tentang jejepagan di kampus. Terus baru kemaren tgl 6
kalo tidak salah diundang buat meriahin pawai untuk pembukaan acara ICFest kampus. Saya tidak ikut tapi hahaha hiatus dulu mau nyekrip
8. Bagaimana respon dan sikap anda apabila menerima pujian dari orang lain
saat sedang bercosplay?
OCI: kalau dapet pujian kita seneng, kita syukurin aja. Kita juga kan
bukan model yang benar-benar dibayar. Biasanya kita bil ang “makasih” engga
berlebihan juga. Senengnya dalam hati
DWI: senengnya banget, dapet energi positif. Saat ada yang bilang cantik
dengan menggunakan cosplay hijab, seneng aja.
RIFKA: dipuji atau engga kan hak mereka ya. Saya kkan sering upload
foto di instagram pake hastag, banyak orang luar negeri yang komen “nice” atau “awesome” ya kita jadi bangga sendiri. kadang di repost sama akun cosplayer
indonesia, yaa jadi seneng banget.
MAYA: ya kalau dipuji Alhamdulillah. Tapi jangan karena kita dipuji jadi
ngerasa kayak diatas angin, karena ada yang muji dan ada juga sebagian orang yang engga suka sama kita. Jadi kita harus tetap bersyukur
TINA: senang sih kalau dipuji. Kalau saat dipuji bersikap sewajarnya aja
dengan bilang “terima kasih” gitu aja sih
NADA: namanya juga dipuji ya seneng, dan makin semangat buat
ngecosu chara lain. 9.
Apa respon anda, apabila ada orang lain yang mengatur model cosplay yang anda pilih?
OCI: kita terima saran, misal kita engga cocok cosplay ini tapi cocoknya
karena karakter asli kita seperti ini maka cocoknya seperti ini. ada yang saran kayak gitu. Kalau misalnya kita masih suka saran mereka ya kita ikutin, tapi
misalnya kita tetep engga suka ya kita bisa pikir ulang, salahnya dimana. Apa salah di karakter animenya atau di karakter kita sendiri, atau di desain bajunya.
Jadi kalau misalnnya seperti itu kita lihat dari berbagai sisi. Sejauh ini pada saat milih karakter sih diterima-terima aja, belum ada yang protes.
DWI: di IOC sendiri kan ada rulesnya. Jadi kalau mau cosplay nanya dulu,
kalau karakter tersebut boleh atau engga, kalau misalnya engga boleh atau kurang baik ya lebih baik engga di cosplaykan. Terus ganti, tapi dikasih saran untuk
kostumnya untuk dipanjangin dikit kalau udah dapet persetujuan baru deh ke cosmaker.
RIFKA: awalnya aku tuh cosplay yang bajunya kayak gaun gitu, terus
cosplay ke dua aku pakai kostum yang potongan atas dan bawah. Ada teman yang
komentar, kalau aku lebih bagus pakai yang gaun, karena lebih anggun. Tapi menurut aku, sesuai sama diriku sendiri sih, aku ngeliat dari bajunya lucu atau
engga, ngeliat karakternya, sifatnya baik atau engga, kalau engga baik ya engga aku pilih
MAYA: dia mengatur pasti ada alasannya kan, karena saat kita bercoplay
kan mereka yang lihat. Mungkin mereka melihatnya engga cocok atau kurang, yaudah kita terima saran. Kalau misal kita engga suka dengan sarannya, kita buat
bagaimana pendapat dia dengan pendapat kita dapat disatukan
TINA: kalau sudah milih karater kan itu tergantung dari kita, sukanya
yang mana, cocoknya yang mana. Ehm.. kalau diatur banget sih engga suka tapi kalau misalnya diusulkan dan diberi masukan lebih cocok yang mana, itu bisa
saya terima. Dan kalau “dia” mau mengatur cara saya makai hijab, misal “dia” ngajarin yaa saya terima aja. Tapi kalau ternyata saya sudah bisa dan yang dia
ajarkan ternyata tidak lebih bagus saya lebih milih megatur sendiri. lebih selektif aja
NADA: kalo ngaturnya buat kebaikan sendiri sih seneng banget itu artinya
kan kita dibimbing biar engga salah. Tapi kalo ngaturnya sok-sokan gitu atau
engga bener gitu ya paling engga di dengerin 10.
Apakah anda merasa bahagia dan puas ketika karater yang anda cosplaykan sesuai dengan impian anda?
OCI: jadi sekiranya kita cocok. Hampir mirip, engga mungkin banget
kalau mirip. Seneng apalagi kalau liat bajunya cosplay yang lucu-lucu dan bagus- bagus. Jadi, kalau bajunya bagus kita jadi percaya diri gitu makainya.
DWI: bahagia dan puas pati dan tentunya. Karena kita udah mengeluarkan
banyak biaya untuk bikin kostum dan beli aksesoris. Bagngga, puas terus disandingin dengan cosplay karakter kita, diedit dan di share.
RIFKA; puas atau engganya sih tergantung kostumnya. Misalnya
desainku roknya agak ngembang eh pas udah jadi ternyata engga ngembang. Itu bikin sedikit kecewa sih tapi harus diterima aja. Tapi kalo misalkan ada yang
cosmakernya kerjanya maksimal banget. Itu seneng banget.
MAYA: yang pasti bahagia. Kita hijab cosplay dilihat dari kostumnya
sendiri. kalau kostumnya udah “fua-fua” banget atau udah “wow” banget tinggal
kita sendiri bagaimana mengkombinasikan hijab dan make upnya. Yang pasti seneng banget.
TINA: ya banget Pasti seneng banget.
NADA: puas banget....bahagianya sampe gabisa diungkapin dengan kata
kata. 11.
Apakah anda menikmati menjadi hijab cosplayer dalam berbagai kegiatan, persahabatan dan waktu luang?
OCI: menikmati setip event. Tapi ada saatnya kita cape juga, dimana saat
kita mau keliling di event tapi engga bisa keliling karena kecegat sama teman- tteman yang suka sama kita dang ngajak foto-foto. Lellah juga mungkin, karena
harus memaksakan senyum setiap ada yang ngajak foto
DWI:
menikmati banget. Tapi dalam arti kata menikmatinya ingin ngeliat orang bahagia saat melihat kita gitu
RIFKA: saya menikmati. kalau mau pergi kemana-mana event bilang
sama orang tua kalau ada acara. Orangtua tau banget kalau aku cosplay, jadi bilang aja mau ngisi acara.
MAYA: menikmati. Karena saat kita terjun menjadi hijab cosplay kita
sudah menentukan kalau kita memang mau hijab cosplay.
TINA: kalau dalam pertemanan menikmati. Sebenarnya lebih menikmati
menjadi hijab cosplay soalnya kita lebih tertutup dan tidak terekspos. Sama aja seperti kalau berhijab sehari-hari
NADA:
ya menikmati banget, kegiatannya seruu, temen-temennya asik asik, kalau kumpul juga pas banget waktunya cuma kadang males aja berangkat
dari rumahnya. Tapi pas ketemu atau kumpul mah hilang malesnya 12.
Apakah anda peka terhadap kebutuhan gagasankoreksisaranmotivasi yang dubutuhkan oleh teman anda sebagai sesama cosplayer?
OCI: lebih sering dalam hal make up yaa kalau itu. Mungkin kita lebih
membantu satu sama lain. Yang engga bisa pakai make up ya diratain, kalau engga bisa pakai alis ya kita pakaikan. Terus apalagi yang engga bisa pakai hijab,
soalnya hijabnya kan beda, butuh penanganan khusus, susah dipakai sendiri. jadi kita saling membantu aja satu sama lain. Saling support. Terus kita sering bareng,
jadi kita harus kompak.
DWI: kita saling mengingatkan aja sih. Misal ada barang atau aksesoris
yang belum punya, terus kita ngumpulin uang untuk beli. Selain itu soal make up soalnya kan ribet dan beda dengan make up sehari-hari, jadi yang lebih mengerti
akan ngasih tau cara yang benar dalam make up karakter. Di IOC sendiri ada IOC cantik, dia akan ngasih tutorial untuk make up dan pakai hijab. Mereka dateng
kalau kita butuh, kita akan dipinjamkan alat-alat make up punya mereka untuk belajar
RIFKA: biasanya aku sih yang lebih ngeberatin mereka. Kayak misalnya
“jarum pentul” aku suka banget lupa bawa dan mereka yang akan pinjemin ke aku. Kalau aku bantuinnya kalau ada yang mita tolong ke aku.
MAYA: tergantung orang-orangnya sih. Kalau aku hanya sekedar
mengingatkan saja, misall aksesorisnya sudah lengkap atau belum. Misal belum ada ya aku bantu belikanan atau subsidikan.
TINA: misalnya saya lagi engga ngelihat teman-teman yang cosplay dan
dia lagi butuh bantuan, kadang saya engga peka. Jadi harus ada yang nanya atau misal saya secara langsung ngelihat dia kesusahan, baru saya bantu. Itupun kalau
saya melihat secara langsung. Tapi kalau saya lagi engga merhatiin dia dan dia engga minta tolong juga yaa saya engga bisa apa-apa.
NADA: Mungkin kadang saya lebih suka mengkoreksi dalam berhijabnya,
soalnya tuh kan suka ada tuh yang hijabnya masih berantakan atau jilbabnya
kependekan gitu. Pertanyaan Identitas Keislaman
1. Apakah cosplayer merasa bergaya hidup sehat dengan asupan makanan
halal? OCI:
kalau makan yang setau kita makanannya engga harus label halal sih tapi kita tahu komposisinya tidak ada yang haram aja. Kita kan makan biasanya
bareng-bareng gitu, jadi untuk label halalnya diyakini aja. Soalnya kan teman- teman yang lain juga ikutan makan.
MAYA: kalau makanan jepang yang di Indonesia, kan Insya Allah ini di
Indonesia yaa yang haram tuh tabu banget disini. Jadi bisanya makanan yang komposisinya daging babi diganti dengan dengan danging ikan atau daging ayam.
Liat komposisinya juga kalo makan-makanan apalagi yang dari luar negeri gitu
DWI: untuk makanan yang baik dan halal sih, banyak temen juga yang
sering beli makanan langsung dari jepang dan makan bareng. Emang sih engga ada label halalnya juga, pas dilihat komposisinya ternyata ada alkoholnya. Pernah
engga tau dan nyoba-nyobain aja saat itu. Sekali itu aja sih, engga lagi. Takut dosa.
RIFKA: aku sih liat dulu dari komposisinya, terbuat dari apa aja.
Misalnya terbuat dari minyak babi, yaa engga usah dimakan.
TINA: kita selektif aja sih untuk diri sendiri. soalnya kan kita udah ngerti
peraturan dalam islam mengenai makanan, jadi pili-pilih lah mana yang halal dan mana yang tidak boleh. Jangan beli yang macem-macem juga
NADA: sejauh ini sih kayaknya saya makan makanan halal terus, soalnya
jarang jajan di restoran yang make bahasa asing gitu hampir engga pernah malah
paling cuma sekali dua kali. Seringnya makan di warteg. 2.
Apakah cosplayer termasuk orang yang cinta dengan lingkungannya? Contohnya?
OCI: kita pasti menjaga lingkungan tempat kita ngecosplay. Kalau kita
buang sampah dan berantakin tempat sehabis make up, terus kita kumpulin dalam plastik dan buang ke tempat sampah. Ya walaupun sewaktu make up berserakan
dimana-mana tapi kalau sudah selesai ya kita bereskan kembali semuanya
DWI: kadang aku suka lupa, buang tisu sembarangan. Kadang teman
ingetin buat buang sampah milik sendiri. yaa saling ingetin aja sih, solanya kan aku orangnya suka lupa, kadang bahkan botol minum sering ketinggalan
RIFKA:
kalau aku misalnya selesai dandan yang membutuhkan tisu, pasti aku simpan di dalam tas. Terus masalah kalau lagi ngumpul-ngumpul di event,
kita pasti sedia plastik sampah untuk mungutin kembali sampah di sekitar situ.
MAYA:
kita kan hijab cosplayer dan kita muslim, kita tau kalau :annadhofathu minal iman” kalau kebersihan itu sebagian dari iman, ada
sampah ya kita kumpulin dan kalau kita pindah dibuang dulu. Karena kita datang tempat itu bersih, jadi pas kita tinggaalin juga tempat itu harus bersih.
TINA: sedikit peka. Kadang kalau sampah orang lain saya akan nyuruh
orang itu untuk membuang sampahnya sendiri. tapi kalau dia engga mau buang, ya saya yang buang.
NADA: sejauh ini yang aku tahu temen-temen cosplayer cinta lingkungan
kok, tiap kita abis kumpul kumpu kita beresin lagi tempatnya, kita juga kalau kumpul tetep menjaga ketertiban berusaha enggak mengganggu sekitar. Terus kita
juga kadangan manfaatin limbah kertas untuk bikin weapon gitu. 3.
Bagaimana cara anda mempertahankan menjadi hijab cosplayer profesional?
RIFKA: kan ada hijab cosplay yang dia Cuma pakai daleman ninja doang,
terus dia pakai wig llagi. Nah dia itu menurutku kurang profesional, soalnya dia cosplaynya setengah-setengah. Maksudnya dia ingin cosplay hijab tapi dia tetap
pakai wig. Auratnya tetap kelihatan, kalau misalnya hijab cosplay kan tetap menutup aurat, dada tertutup, bagian kakai bisasanya celana dibuat longgar. Kalau
hijab kurang profesional, biasanya mereka hanya pakai legging atau stocking dan roknya pendek. Ih sebal banget lihatnya.
MAYA: banyak juga hijab cosplay yang dia pakai daleman ninja dan
hijabnya sudah dibentuk-bentuk tapi hijabnya tidak menutupi dada, tidak sesuai dengan anjuran islam. Nah kalau kita tetap sesuai dengan syariat namun berusaha
agar karakter yang kita cosplaykan keluar all out
OCI: aku belum tahu profesinalnya hijab cosplay tuh seperti apa dan
batasan-batasannya juga
DWI: pasti hijab cosplay ada aja yang kritik untuk buat hijabnya semacam
rambut. Kalau begitu sekalian aja kita pakai wig, tapi kita tidak maau seperti itu. Makanya kita pakai hijab seperti biasa, tinggal memakai aksesooris. Dan menurut
kapten IOC IUN jangan terlalu mirip dengan wig, karena itu tidak dianjurkan banget. Alasannya kerena terlalu dimirip-miripkan dengan rambut asli.
TINA:
kalau saya, dari diri sendiri misal pakai hijab yang tidak menutupi dada agak merasa engga nyaman. Nah kalau kita cosplay dan berhijab, itu kan
dipandang oleh orang lain baik yang islam maupun yang non-islam. Misal dia islam dan mengerti agama, saat melihat hijab cosplay tapi malah hijabnya pendek
jadi ngerasa malu sendiri sih
NADA: ya terus meningkatkan skill modifikasi jilbab biar makin mirip
sama karakter, belajar make up jugaa. Terus cari cosmaker yang terpercaya dan
memuaskan hasilnya. Kalo bisa sih pengen jahit sendiri. Yang paling penting
mendalami karakter yang di cosplaykan biar makin woow. 4.
Bagaimana cara anda menjadi aktif, kreatif dan inovatif dalam bercosplay? DWI:
aktifnya kita sering-sering ikut event, kreatifnya kita belajar buat weapon dan aksesoris sendiri. kita belajar make up sendiri
MAYA: kreasi hijabnya juga kan kita mengkreasikannya sendiri. terutama
karakter cosplaynya kan tidak berhijab, jadi kita mengkreasikannya hijabnya sesuai dengan karakter dan batasan-batasan dalam islam juga.
OCI: kita juga belajar menawar harga kostum di cosmaker
RIFKA : ya sama seperti yang lain
TINA : kalau dari segi kreatif sih belajar dari tutorial yang ada di youtube
atau google. Soalnya saya sering lihat tutorila hijab cosplay yang rambutnya dibentuk-bentuk, jadi pengen nyoba. Aktifnya dengan ikut berbagai kegiatan, aku
dateng ke evemt sih udah lumayan sering. Dan dalam setahun ini kaku hijab cosplay di event udah sekitar 4 kali.
NADA : yah gimana yak .mungkin pertama bikin weapon sendiri, terus
ngedesain baju sendiri soalnya kan kadang bajunya tuh kebuka gitu jadi dibikin sendiri gitu versi hijabnya baru pesen di penjahitnya nah itu kadang penjahitnya
suka salah, makannya pengennya sih ngejahit sendiri maybe next time kalo ada
waktu luang. 5.
Apa upaya yang anda lakukan apabila ada orang yang mencaci maki karakter yang anda perankan?
OCI: kalau ada yang mencaci pasti kita merasa kecewa dan sakit hati.
Upayanya ya diam aja sih, show must go on sih. Engga mau cari ribut, masa mentang-mentang dia engga suka dengan kita jadi kita harus ribut dengan dia. Ya
engga kan
DWI: kita jangan memusuhi dia tapi kita balas dengan mencintai dia.
Misalnya dia ngejudge kita karena pakai karakter waifunya dan dia ngerasa kalau kita ngerusak citra karakternya, yaudah mau diapain. Kalau dia tidak terima tapi
kan masih ada orang lain yang terima kita
RIFKA: tergantung karakternya yaa, ada karakter yang menyimpang gitu
kalau kata aku itu wajar sih dihina. Ada yang karakternya echi gitu, karakternya
aja engga baik dan engga pantas untuk ditiru. Ngapain juga di cosplaykan, kalau itu sih wajar kata aku. Kalau menurut kita itu karakternya baik-baik aja, paling
kayak introspeksi sih emang karakter di animenya ada yang salah atau engga baik untuk cosplaykan
MAYA: kalau mencaci kata aku sih wajar yaa, kalau ada yang engga suka
mungkin dia belum rela aja karakternya. Jangan terima caci maki itu sebagai penurun percaya diri. Tetapi jadikan cavi maki sebagai motivasi untuk bisa lebih
baik lagi. Supaya nanti kita bisa lebih baik dan siapa tahu lambat-laun dia bisa menerima hijab cosplay
TINA:
aku tipe yang “yaudah” diam aja. Terserah orang lain mau komentar apa aja. Kalau didepan mereka yang menghina, saya diam aja. Soalnya
kalau di lawan nanti malah jadi ribut. Yaudah jadi dipendem aja, kadang ngomongin sama temen-temen hijab cosplay yang lain. Karena mereka juga
ngalamin yang seperti itu
NADA: aku sih engga peduli dengan cacian orang, aku lebih peduli sama
orang yang ngedukung akuh. 6.
Apakah tindakan dalam bercosplay yang terbawa hingga dalam kehidupan sehari-hari?
OCI: aku sih engga ada yaa
DWI: aku juga engga ada. Kenapa engga ada? Soalnya kan karakter yang
kita cosplay-in dan karakter di dunia nyata beda. Kalau aku, karakter yang aku cosplay-in egois, pendiam yaa saat cosplay aku menjadi karakter itu. Padahal
kalau di duniaa nyata, aku orangnya engga bisa diam, hiperaktif dan reaktif gitu.
RIFKA: kalau dari segi berpakaian sempat kebawa sih. Pernah ke sekolah
bawa dasi untuk cosplay, terus coba-coba dan foto-foto untu dipakai di seragam. Kadang juga kerudungnya diiket-iket semacam kunciran.
MAYA: yang kebawa di aku sih make up. Di hijab cosplay kita make up
sendiri, jadi pas lagiengga cosplay bisa make up sendiri. kemarin pas teman aku wisuda, aku make up in dia dan hasilnya bagus. Aku seneng banget. Dari hijab
cosplay itu aku bawa pulang pengalaman
TINA: mungkin lebih ke menjaga image aja kali yaa, karena kan kalau
nge-cosplay kita juga menjaga image karakter
NADA: Mungkin kan pas cosplay tuh kita mek up-an naah sehari hari jadi
gatel gitu belanja alat mekup padahal dipake cuma buat ngecosu doang. 7.
Bagaimana cara anda mengimbangi antara menjadi hijab cosplayer profesional sekaligus mempertahankan keislaman?
RIFKA: selain kita hijab cosplay, dibalik itu kita harus menjaga ibadah.
Walaupun sering ikut event tapi sholat harus tetap dijaga. Sholatnya engga bolong-bolong, ngajinya juga. Dari perkataan juga, engga boleh menggunakan
kata-kata kasar pada saat jadi hijab cosplayer. Menjaga pandangan orang juga kalau cosplay hijab bicaranya engga kasar.
DWI : selagi kita engga melanggar batas-batas dan membelokan akidah
kita, kita aman-aman aja. Wajar saja kalau banyak yang ngejudge kita, tapi selagi kita engga ngelanggar batas-batas keislaman yang ada. Engga perlu takut
MAYA: seperti saat ini, mendekati waktu zuhur. Sebelum make up kita
wudhu dan jaga wudhu. Jadi kita tetap sholat. Jangan gara-gara kita udah make up tebal dan belum wudhu pas diajak sholat kita engga mau. Kalau kita mampu ya
kita harus kerjakan. Kita hijab cosplayer harus menjaga identitas yang udah kita buat sebagai orang islam.
OCI: ya sama seperti yang mereka sudah katakan kak
TINA: dengan kita menjadi hijab cosplay sendiri aja sudah mengimbangi
keislaman kita. Hijab cosplay dengan tidak mengumbar aurat atau jilbab yang terbuka, yang sesuai dengan islam dan bajunya juga engga ketat dan sebagainya,
masa kita udah islam dan berhijab tapi ga ngimbangin dengan pakaiannya juga.
NADA: kalo ngecosu ya gitu yang penting kostumnya nutup aurat dan
engga lupa biasanya kalo ada ngefen kan sampai malam ya jangqn sampai lupa lah sama sholatnya. Terus kalau saya pribadi sih kalo bisa sebelum adzan isya
udah harus dirumah. Itu kebiasaan dari dulu sih.
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA BERSAMA PENGURUS ISLAMIC OTAKU COMMUNITY EPISODE UIN JAKARTA
Narasumber:
Istiana kapten IOC eps UIN Jakarta
Zia wakil Kapten dan Sekretaris IOC eps UIN Jakarta
Suci bendahara IOC eps UIN Jakarta
Roma wakil Ketua 2 IOC eps UIN Jakarta
Annas anggota IOC eps UIN Jakarta
Waktu dan tempat : 27 Juli 2016 dan 6 September 2016 UIN Jakarta
Pertanyaan Konsep Diri 1.
Apakah yang anda ketahui juga pahami mengenai hijab cosplay? Dimanakah perbedaan antar hijab cosplay dengan cosplay secara umum?
ISMA: hijab cosplay tuh seperti identitas untuk komunitas kita. Karena
yang membedakan kita dengan yang lainnya itu ya hijab cosplaynya. Komunitas lain walaupun dia berhijab tetapi tidak mewajibkan cosplayernya untuk berhijab
tapi kita dengan segala aturannya sudah menjadikan hijab cosplay sebagai identitas IOC itu sendiri
SUCI: secara tidak langsung dengan adanya hiijab cosplay, IOC
mengenalkan islam kepada orang lain. Jadi jika sebelumnya ada orang islamyang juga ikut bercosplay namun dengan cosplay yang terbuka, dengan
diperkenalkannya hijab cosplay ini membuat dia tertarik dan terinspirasi untuk
berubah dan menjadi hijab cosplayer. 2.
Bagaimana sikap dan tanggapan anda terhadap hijab cosplay? ANNAS:
oke-oke aja, soalnya engga ada yang salah dari mereka gitu. Soalnya engga nyalahin aturan islam juga. Daripada mereka hobi tapi engga hijab,
mendingan ngelanjutin tetep make hijab ya engga apa-apa. 3.
Apakah niat yang dimiliki kelompok dalam mempublikasikan hijab cosplay? ISMA:
niatnya pastinya untuk berdakwah
SUCI: niatnya yaitu berdakwah melalui hobi. jadi kita bercosplay itu
bukan semata-mata hanya hobi, tapi kita juga menyiarkan islam dengan cara
bercosplay hijab. Yang pastinya sesuai dengan syariat islam
4. Bagaimana cara dan upaya kelompok mempertahankan identitas keislaman
anggotanya yang menjadi hijab cosplayer? ISMA:
kalau kita bercosplay kan biasanya ada foto session dan foto bareng. Itu ada batasannya, seperti dia engga boleh pegang-pegang, sentuh-
menyentuh dan engga boleh berpasangan cosplaynya. Karena itukan salah satu identitas kita sebagai seorang muslim. Untuk menjaga jarak antara laki-laki dan
perempuan, tidak berdekatan, beduaan yang melebihi batas kalau sedang foto-foto. 5.
Batasan-batasan cosplay seperti apakah yang bisa berubah dan tidak bisa berubah saat menjadi hijab cosplayer?
ISMA: IOC itu punya karakteristik tersendiri yang ada dalm rules IOC.
Pertam, dia bukan dari anime yang echi kalau kita nyebutnya yang mesum. Dan karakternya juga bukan karakter mesum. Kalau dari kostum sebenarnya itu tidak
jadi masalah, soalnya kita konvert dari yang bukan hijab menjadi berhijab. Jadi kalau dari segi kostum karakter apa aja bisa. Kalau dari segi sifat dan karakteristik
karakternya itu yang biasanya kita permasalahkan. Karena yang namanya bercosplay itukan tidak hanya membawa kostum aja, tapi harus sesuai dengan
karakter juga.
ROMA: kita punya dua aturan. Pertama, aturan di grup. Yaa engga boleh
melanggar SARA, memanggil orang dengan panggilan yang dia engga suka, engga boleh berkata kotor. Yaa, kayak-
kayak anak gaul yang ngomong “anjay”, ya secara “anjay” kalo di grup-grup biasa itu no problem, Cuma “anjay” itu
kesannya, gimanaa gitu. Kalo aturan selain di Grup, itu aturan cosplayer. Jadi, misalkan kalo dia nge-cosplay yang penting engga boleh ngebentuk banget.
Ketika dia ngebikin kostum ya enggak boleh fit body khusus cewek. Ya maksudnya di hijab itu sendiri ngeconvertnya di share dul
u gitu “gue nanti kayak gini, gimana? Ada perbaikan engga?” misalnya buatnya engga terlalu ketat, terus
kalo couple harus sama mahrom. Engga boleh kalo tiba-tiba couple aja. Terus misal cross dress, cowok engga boleh kayak cewek, kalo cewek mau jadi cowok,
aturannya auratnya harus tetep ketutup.
6. apa sanksi untuk yang melanggar aturan-aturan tersebut?
ROMA: mereka akan kena tegur. Istilah kita tuh ada kartu kuning, kartu
merah, dan grup danger. Kartu kuning itu misalkan, si anggota caper cari
perhatian ke cewek dan intens banget. Kalo sekedar PM personal message sih engga apa-apa, tapi kalo misalkan belom kenal, baru ketemu tiba-tiba nge PM
intens dan ngebuat risih, nah itu yang bersangkutan boleh lapor ke admin dan adminnya nanti bakal nindak. Dapet kartu merah, misalkan kalo omongannya
udah kotor dan berani meluk-meluk. Misal lagi Gathering tiba-tiba meluk cewek. Nah kalo udah dapet kartu merah otomatis lo masuk ke grup Danger, di danger
yang bersangkutan Cuma berdua dengan kaichou ketua doang, disana akan diceramahin terus sama dia. Misal kita left group bakalan dimasukin lagi, tersu
misal kita nge-blokir, admin lain yang bakalan masukin kita lagi dalam grup itu, engga bakalan bisa kabur. Kalo mau kabur ya ganti nomer. Itu sampe kita tobat,
minta maaf dan engga mau ngulang lagi. Dari IOC Episode UIN sih belom ada yang masuk grup Danger.
7. Apakah menjadi hijab cosplayer merubah tindakan dan perilaku dari hijab
cosplayer itu sendiri? ANNAS:
sikap dari saat menjadi cosplay dan tidak menjadi cosplay tentu beda. Soalnya mereka saat jadi cosplay menjadi karakter yang diperankan, engga
Cuma penampilan tapi juga karakter dalam tokoh yang diperankan. Yang aslinya orangnya all out banget tapi saat jadi cosplayer misalnya karakternya pendiam dia
jadi pendiam juga. Soalnya kan mereka cosplay karakter juga engga penampilan doang.
8. Bagaimana cara menjadi aktif, kreatif dan inovatif dalam bercosplay?
ISMA:
kalau keaktifan kan diliatnya dari itensitas kita bertemu dan ikut event yaa. Untuk project besar sendiri IOC UIN udah 3 kali ada project cosplay.
Pertama tokyo ghoul. Kedua ONS dan yang ketiga sedang on going dengan project dororonpa.
ISMA: kalau kekreatifan kayak kita buat project dan weapon bareng.
Sama-sama belajar mengkreasikan jilbab ada tutorialnya untuk meningkatkan kreatifitas teman-teman. Jadi kita tidak langsung ke cosmaker, jika kita bisa buat
sendiri, ya kita usahakan untuk buat sendiri.
ISMA: inovatifnya seperti kita membuat karakter yang tadinya bukan
hijab cosplay menjadi hijab. Seperti yang project cosplay ONS ini, tadinya kan tidak ada tutorialnya, tetapi kita buat sendiri tutorialnya. Gimana yang itu
harusnya wig tapi dibuat dari hijab dan pas untuk karakternya dan diulang-ulang supaya yang copplay bisa bikin hijabnya sendiri.
9. Apa upaya yang anda lakukan apabila ada orang yang mencaci karakter
yang sedang diperankan oleh hijab cosplayer? ISMA:
sejauh ini, dalam projek ONS maupun tokyo ghoul belum pernah kejadian ada yang mencaci langsung paling kita hanay diteriaki “cosplayer
barokah”. Atau pas ada teim SAO disebutnya SAO versi ramadhan. Adanya sih
guyonan seperti itu. Kita tanggapannya paling hanya senyum-senyum aja. Kalau ada yang minta foto tetep kita layanin juga. Kita tetap berkreasi semampu kita.
Kita merasa tidak merugikan orang lain dan kita juga merasa tidak dirugikan
10. Tanggapan anda mengenai karakter dari 5 hijab cosplayer maya, dwi, oci,
nada, rifka dan Tina pada saat bercosplay dan sehari-hari di komunitas? ZIA:
well kalo keseharian mereka beda-beda. Banget. NADA, keliatannya pendiem tapi suka heboh sendiri kadang malah hiperaktif. TINA, yang pendiem
banget, sampai harus diingetin muka plus suaranya. ROSI, yang banyak tanya plus banyak ngemil. DWI, yang banyak makan plus paling bawel dan rada-rada.
MAYA, yang ditengah-tengah, maksudnya engga terlalu kalem tapi juga engga terlalu bawel. Tapi mereka sama untuk satu hal. Mereka kalau udah cosplay, bisa
banget pas sama karakter yang di cosplay-in. Maksudku bisa banget “masuk” ke
karakternya. Eh gimana ya, mungkin kayak, they really into it. They really turn into the character. Misalanya kayak waktu pada cosplay karakter owari no seraph,
pas siap-siap ganti kostum dan danda. Nada, rosi, dwi dan Maya bisa heboh banget. Dwi apalagi, bisa saingan hebohnya ama rosi dan maya. Sementara Tina
kalem-kalem aja tuh. Yah, walau akhirnya Tina suka engga sengaja ketinggalan didandanin atau dibatu ngurus aksesoris cosplaynya. Kalo nada sih hebohnya pas
di awal-awal doang. Sambil pake kostum atau dandan dan dia bisa kalem sendiri kok nantinya. Nah, pas udah kelar dandan, mereka siap. Dan tiba-tiba aja image
heboh, berisik atau apalah itu, ilang. Langsung berubah jadi karakter yang mereka cosplay-in. Salut deh sama mereka.
Kalo lagi engga cosplay, yang sering muncul bataang hidungnya di kegiatan IOC itu, Rosi, dwi dan maya. Biar Cuma di grup whatsapp juga, mereka rajin banget
munculnya.bahkan bisa dibilang berisik banget kalo udah ngumpul bertiga. Lain
sama nada dan tina. Nada bisanya baru muncul kalo obrolan di grup lagi seru dan bisa diikutin. Sementara tina lebih milih jadi reader aja. Kalau untuk kumpul-
kumpul, nada biasanya menyesuaikan. Bolak-balik soalnya jadi engga pernah bisa kumpul sampai malem. Sementara IOC kalo kumpul suka lupa waktu. Dan kalo
Tina sebisanya, soalnya tina punya kegiatan lain yang menurut dia lebih penting dari kumpul IOC.bukan gimana-gimana, tapi dari awal IOC engga pernah
mengikat kok. Kita engga ngeharusin buat kumpul kalau engga bisa. Karena ada yang lebih di prioritaskan sama masing-masing member IOC.
ISMA: maya sehari-hari karakternya periang, selalu tersenyum, baik,
sering traktir, intinya sih baik. Maya, dwi, nada, oci itu karakternya mirip-mirip dalam kesehariannya. Cuma Tina yang agak lebih pendiam, tidak banyak bicara.
Kalau pas cosplay sama aja, karakter mereka engga berubah. Kecuali pada saat photo session, atau saat memerankan karakter di lomba, atau saat ada yang
meminta foto bareng di event. Biasanya akan mengikuti karakter dari yang dicosplaykan.
Selain itu, yang berbeda dari mereka itu kedewasaan menghadapi atau menanggapi masalah. Kalo diurut dari yang paling dewasa sapai yang kurang
dewasa itu, Maya, nada, dwi, oci. Kalo Tina saya belum terlalu tahu banyak karakternya. Ketemu juga belum lebih dari sepuluh kali. Karena tina baru masuk
saat project ONS.
HASIL WAWANCARA BERSAMA 6 ANGGOTA HIJAB COSPLAY ISLAMIC OTAKU COMMUNITY EPISODE UIN JAKARTA
Narasumber:
1. Zuhroh Annada
Fakultas Syariah dan Hukum Perbankan Syariah 2.
Nabilah Sumayyah Fakultas Adab dan Humaniora Ilmu Perpustakaan 3.
Astina Riyana Fakultas Tarbiyah Manajemen Pendidikan
4. Dwi Rahmah NajiibahFakultas Dakwah dan Komunikasi Jurnalistik
5. Rifka Miftahul Aini Fakultas Sains dan Teknologi Matematika
6. Rosiana Pratama Efendi Fakultas Dakwah dan Komunikasi KPI
Waktu dan Tempat :
31 Juli 2016 dan 17 September 2016 Student Center
Narasumber 1: Dwi FDK UIN Jakarta Pertanyaan Latar Belakang
Q: Apakah alasan yang membuat anda tertarik untu ber-hijab cosplay pertama kali?
A: alasannya ya mungkin karena hobi dan suka sama hal yang begituan. Awalnya ragu takut ditolak banyak orang tapi apresiasinya lumayan dan seneng juga dapet
banyak temen yang pengertian. Daya tarik, lebih ke penasarankarena suka mencoba hal baru
Q: adakah pengaruh yang ditimbulkan dari persepsi orang lain saat bercosplay terhadap diri anda di kehidupan sehari-hari?
A: orang lain khususnya temen-temen di kampus pada manggil dwi-chan. Jadi lucu gitu sih, sering juga ditanya-tanya mereka
“kenapa suka gituan sih, wi? Kan modalnya lumayan”. Aku Cuma jawab, “namanya juga hobi”
Pertanyaan psikologis Q: bagaimana watak anda pada kehidupan sehari hari dan pada saat ber-
cosplay?
A: kalo dalam kehidupan sehari-hari sih orangnya lebih ke cerewet, lebih aneh sikapnya, terus suka jailin orang. Kalo saat bercosplay sih biasanya sesuai sama
karakter yang lagi di cosplay-in, misalnya karakter yang sekarang tuh lebih ke pendiem, suka senyum. Tapi senyumnya tuh senyum palsu.
Q: Apa yang membuat anda bahagia juga sedih saat bercosplay dan di luar bercosplay?
A: bahagianya sih pas pengen ngebuat alat-alatnya, pas prosesnya. Terus pas hari- harinya mau selesai berasa engga rela gitu.
Q: bagaimana pengaruh kesan atau persepsi orang lain saat anda bercosplay terhadap diri anda di kehidupan nyata ?
A: kemarin sih pas cosplay di event ennichisai yang lihat seneng semua, banyak applause, banyak yang di wawancarain juga. Ngebuat lebih percaya diri aja dan
diterima.
Q: apa yang dapat membuat anda cemas saat bercosplay dan di luar bercosplay?
A: takut waktu itu di mal pastikan banyak yang liat, sinis gitu. Terus deg-degan, bisa enggak nih. gitu
Pertanyaan Sosial Q: bagaimana orang lain memandang anda dalam kegiatan sehari-hari dan
saat anda bercosplay?
A: kalo di luar cosplay sih orang lain mandang saya ya biasa aja. Pas lagi cosplay ya pada keget juga. “ini dwi, kok gini sih?” biasanya lo cerewet kok jadi diem?
Q: apakah mereka menghargai atau merendahkan anda di kehidupan nyata atau saat anda sedang bercosplay?
A: merendahkan paling orang- orang yang pasti terlalu “kok kayak gini sih? Kan
engga boleh pake hijab. Denger-denger dari orang sih, belum pernah denger sendiri. ini juga bukan yang pertama kali saya ber-cosplay, yang pertama tuh pas
ada event-event JDC ikut jadi cosplaynya Silica, terus ikut GGO jadi Asuna dan sekarang jadi Shinoa.
Q: apakah mereka membenci atau meyukai anda di kehidupan nyata atau saat anda sedang bercosplay?
A: pasti ada, tatapan-tatapan sinis gitu.
Peratanyaan Fisik Q: Bagaimana pandangan anda terhadap penampilan anda pada kehidupan
sehari-hari dan saat anda bercosplay?
A: sehari-hari ya biasa, kayak jilbab, kaos sama celana panjang udah keluar, kalo neg-cosplay harus pake make up pake segala macem, ribet banget. Kalo misal
sehari-hari ya biasa aja.
Q: apakah anda merasa pantas dengan penampilan anda sehari-hari dan apakah anda juga merasa pantas dengan penampilan anda saat bercosplay?
A: kadang-kadang sih kalo bercosplay sesuai dengan karakter kita, ada juga yang bertolak belakang. Kalo mi
salnya “ah gue mau cosplay ini” tapi tanya dulu ke orang “ eh cocok engga?” kalo engga cocok ya udah ganti.
Pertanyaan identitas Q: bagaimana cara anda mempertahankan identitas anda sebagai seorang
muslimah dalam kehidupan sehari-hari dan saat bercosplay?
A: sebisa mungkin kita menunjukan kalo kita muslim, ya kita pake jilbab. Pastinya tetep sholat, sebelum make up kita wudhu dulu
Q: tahukah anda batasan-batasan berpakaian bagi wanita dalam Islam? Apakah anda masih dalam koridor penamiplan yang disayaratkan dalam
Islam?
A: tahu, ini sebenernya roknya engga panjang sebetis sambil ngasih liat rok cosplay yang sedang dipakai. Ini tuh sebenernya roknya di atas lutut yang pendek
banget, terus bajunya yang ngepas banget dibuat agak longgarin, terus roknya juga panjangin.
Q: bagaimana anda menyisipkan nilai-nilai rukun Iman, Islam dan menghadirkan Allah dalam setiap kegiatan sehari-hari juga saat bercosplay?
A: sebisa mungkin kita tetap tertutup tapi sesuai dengan apa yang di cosplay-kan gitu. Karakternya, sifat-sifatnya dan baju-bajunya kita harus kreasi dengan hijab
Q: Apakah anda bangga menjadi seorang muslimah yang bercosplay atau dalam kata lain hijab cosplayer?
A: bangga sih, pas di panggung ennichisai pas AFAID naik panggung terus banyak yang applause juga. Tapi kalo bareng-bareng percaya diri, kalo sendiri-
sendiri kadang ngerasa “kok gue sendiri ya pake jilbab terus nge-cospalya, gimana ya pandangan orang-
orang?” gitu
Q: bagaimana pendapat teman, guru atau keluarga anda di kehidupan nyata dan saat anda menjadi cosplayer?
A: kalau orang tua sih, aku engga bilang kalo aku ikut gini-gini-an. Kalo temen- temen, pengen minta foto, soalnya hampir tau semua malah. Di kelas aku
dipanggil Dwi-chan malah. Kalo dosen statistika manggil aku kawaii karena aku kelepasan ngomong bahasa Jepang.
Q: apakah bercosplay mempengaruhi diri anda di kehidupan nyata?
A: karakternya sih engga mempengaruhi, jadi masing-masing. Cosplaynya gimana, akunya gimana.
Narasumber 2: Tina Tarbiyah UIN Jakarta Pertanyaan latar belakang
Q: Apakah alasan yang membuat anda tertarik untu ber-hijab cosplay pertama kali?
A: pertamanya tertarik cosplay aja kak. Pas ke event kadang envy liat orang bisa cosplay keren. Dan aku selalu ngejar foto kan kalau ke event. Nah, tertarik untuk
cosplay dan mikir-mikir sih jilbabnya mau dikemanain. Awalnya sebelum aku gabung sama anak ONS udah pernah punya kostum tapi engga versi hijab dan wig,
tapi lengan panjang tertutup gitu dan engga pernah aku pakai event. Tertarik karena hijab cosplay bisa mewujudkan keinginan awal aku cosplay dan engga
ngebuat aku pakai kostum yang terbuka, tetap tampil muslimah gitu sih kak.
Q: adakah pengaruh yang ditimbulkan dari persepsi orang lain saat bercospay terhadap diri anda di kehidupan sehari-hari?
A: ada sih kak, jadi lebih hati-hati bersikap dan berpikir untuk engga buang-buang waktu, karena ada seseorang yang bilang secara langsung ke aku, kalau aku
ngecosplay Cuma buang-buang waktu dan malah engga fokus kuliah.
Pertanyaan psikologis Q: bagaimana watak anda pada kehidupan sehari hari dan pada saat ber-
cosplay?
A: aku tuh rada pendiam, kalo dengan orang baru itu susah akrab. Kalo sama temen-temen di IOC sih udah lumayan akrab, soalnya sering bareng.
Q: Apa yang membuat anda bahagia juga sedih saat bercosplay dan di luar bercosplay?
A: bahagia kalau urusannya lancar, terus kalo tugas juga lancar, bahagia juga kalau punya temen yang engga “wacana” doang. Terus kalo sedih biasanya karena
nunggu kelamaan, terus engga pasti. Kalo pas lagi nge-cosplay bahagianya kalau bisa make-up sesuai sama karakternya, terus dapet cos-maker yang harganya
engga mahal, ya kayak hitu. Sedihnya sih kalo dengar kata-kata yang engga enak di denger.
Q: apa yang dapat membuat anda cemas saat bercosplay dan di luar bercosplay?
A: kalau lagi nge cosplay cemasnya tuh mikirin waktu buat pulang, terus kalo omongan orang sih biarin aja, engga usah dimasukin ke hati.
Pertanyaan Sosial Q: bagaimana orang lain memandang anda dalam kegiatan sehari-hari dan
saat anda bercosplay?
A: di luar nge-cosplay sih orang-orang ya cuek aja, sebenernya kalo pas nge- cosplay takut di bilang out of character sih, takutnya dibilang “kok lo jauh banget
sih dari karakter yang lo cosplay- in”
Q: apakah mereka menghargai atau merendahkan anda di kehidupan nyata atau saat anda sedang bercosplay?
A: kalau untuk temen sih mereka ngehargain, ada orang lain yang minta foto juga seneng sih. Tapi ada juga yang ngeliat aneh. Pernah ngerasain sendiri juga sama
yang ngeliatinnya aneh gitu.
Q: apakah mereka membenci atau meyukai anda di kehidupan nyata atau saat anda sedang bercosplay?
A: kalau untuk secara langsung bilang benci atau engga suka sih engga pernah,. Tapi pas di comic fest kemarin ketemu juga sama yang hijab tapi dia engga
dimodifikasi, hijabnya make hijab biasa doang. Dia ngomong, “ka, keren yaa bisa nge-
cosplay”. Dia muji doang sih, aku engga kenal juga sama orang itu.
Peratanyaan Fisik Q: Bagaimana pandangan anda terhadap penampilan anda pada kehidupan
sehari-hari dan saat anda bercosplay?
A: simple, pake kerudung, biasa aja sih. Pas ngecosplay “Kayaknya bukan gue.”
sebenernya kadang engga pede sih takut gitu
Q: apakah anda merasa pantas dengan penampilan anda sehari-hari dan apakah anda juga merasa pantas dengan penampilan anda saat bercosplay?
A: kalau di postifi-in pantes-pantes aja. Pernah sih ngerasa engga PD juga. Padahal ini bukan yang pertama kali juga aku nge-cosplay, kalo yang pake hijab
baru yang ONS ini, sebelumnya sih nge cosplay tapi engga pake hijab dan belum masuk IOC juga.
Pertanyaan identitas Q: bagaimana cara anda mempertahankan identitas anda sebagai seorang
muslimah dalam kehidupan sehari-hari dan saat bercosplay?
A: kalau menurut aku sih, IOC itu beda banget sama komunitas luar, yang bebas terus peraturan Yang engga boleh pacaran sesama member atau ngeledekin terlalu
parah. Nah menurut aku tuh kayak ngelindungin kita banget. Yaa, jadi karakter islaminya tetap terjaga.
Q: tahukah anda batasan-batasan berpakaian bagi wanita dalam Islam? Apakah anda masih dalam koridor penamiplan yang disayaratkan dalam
Islam?
A: iya tahu, ya kalau menurut aku sih masih yaa. Yang dipake sekarang juga masih sambil memperlihatkan kostum yangg dipakai. Soalnya kan jilbab masih
menutupi, baju kita engga ketat.
Q: bagaimana anda menyisipkan nilai-nilai rukun Iman, Islam dan menghadirkan Allah dalam setiap kegiatan sehari-hari juga saat bercosplay?
A: pas ngecosplay kita masih ngajak dan diajak sholat, biasanya diakalinnya tuh ngambil wudhu dulu sebelum make up. Dan kita kan engga boleh bersentuhan
sama lawan jenis juga pas lagi nge-cosplay, jadi masih bisa sholat.
Q: Apakah anda bangga menjadi seorang muslimah yang bercosplay atau dalam kata lain hijab cosplayer?
A: Bangga
Q: bagaimana pendapat teman, guru atau keluarga anda di kehidupan nyata dan saat anda menjadi cosplayer?
A: wah, kalau orang tua engga tau, engga izin orang tua sih, belum bilang. Lagian kayaknya orang tua engga paham banget sama cosplay. Kalau temen, ada yang tau.
Waktu kemarin sih ketemu katanya, “keren tau”. Tapi, sama temen yang jauh bukan sahabat, takut sih. Takut dibilang aneh.
Q: apakah bercosplay mempengaruhi diri anda di kehidupan nyata?