DWI: kita saling mengingatkan aja sih. Misal ada barang atau aksesoris
yang belum punya, terus kita ngumpulin uang untuk beli. Selain itu soal make up soalnya kan ribet dan beda dengan make up sehari-hari, jadi yang lebih mengerti
akan ngasih tau cara yang benar dalam make up karakter. Di IOC sendiri ada IOC cantik, dia akan ngasih tutorial untuk make up dan pakai hijab. Mereka dateng
kalau kita butuh, kita akan dipinjamkan alat-alat make up punya mereka untuk belajar
RIFKA: biasanya aku sih yang lebih ngeberatin mereka. Kayak misalnya
“jarum pentul” aku suka banget lupa bawa dan mereka yang akan pinjemin ke aku. Kalau aku bantuinnya kalau ada yang mita tolong ke aku.
MAYA: tergantung orang-orangnya sih. Kalau aku hanya sekedar
mengingatkan saja, misall aksesorisnya sudah lengkap atau belum. Misal belum ada ya aku bantu belikanan atau subsidikan.
TINA: misalnya saya lagi engga ngelihat teman-teman yang cosplay dan
dia lagi butuh bantuan, kadang saya engga peka. Jadi harus ada yang nanya atau misal saya secara langsung ngelihat dia kesusahan, baru saya bantu. Itupun kalau
saya melihat secara langsung. Tapi kalau saya lagi engga merhatiin dia dan dia engga minta tolong juga yaa saya engga bisa apa-apa.
NADA: Mungkin kadang saya lebih suka mengkoreksi dalam berhijabnya,
soalnya tuh kan suka ada tuh yang hijabnya masih berantakan atau jilbabnya
kependekan gitu. Pertanyaan Identitas Keislaman
1. Apakah cosplayer merasa bergaya hidup sehat dengan asupan makanan
halal? OCI:
kalau makan yang setau kita makanannya engga harus label halal sih tapi kita tahu komposisinya tidak ada yang haram aja. Kita kan makan biasanya
bareng-bareng gitu, jadi untuk label halalnya diyakini aja. Soalnya kan teman- teman yang lain juga ikutan makan.
MAYA: kalau makanan jepang yang di Indonesia, kan Insya Allah ini di
Indonesia yaa yang haram tuh tabu banget disini. Jadi bisanya makanan yang komposisinya daging babi diganti dengan dengan danging ikan atau daging ayam.
Liat komposisinya juga kalo makan-makanan apalagi yang dari luar negeri gitu
DWI: untuk makanan yang baik dan halal sih, banyak temen juga yang
sering beli makanan langsung dari jepang dan makan bareng. Emang sih engga ada label halalnya juga, pas dilihat komposisinya ternyata ada alkoholnya. Pernah
engga tau dan nyoba-nyobain aja saat itu. Sekali itu aja sih, engga lagi. Takut dosa.
RIFKA: aku sih liat dulu dari komposisinya, terbuat dari apa aja.
Misalnya terbuat dari minyak babi, yaa engga usah dimakan.
TINA: kita selektif aja sih untuk diri sendiri. soalnya kan kita udah ngerti
peraturan dalam islam mengenai makanan, jadi pili-pilih lah mana yang halal dan mana yang tidak boleh. Jangan beli yang macem-macem juga
NADA: sejauh ini sih kayaknya saya makan makanan halal terus, soalnya
jarang jajan di restoran yang make bahasa asing gitu hampir engga pernah malah
paling cuma sekali dua kali. Seringnya makan di warteg. 2.
Apakah cosplayer termasuk orang yang cinta dengan lingkungannya? Contohnya?
OCI: kita pasti menjaga lingkungan tempat kita ngecosplay. Kalau kita
buang sampah dan berantakin tempat sehabis make up, terus kita kumpulin dalam plastik dan buang ke tempat sampah. Ya walaupun sewaktu make up berserakan
dimana-mana tapi kalau sudah selesai ya kita bereskan kembali semuanya
DWI: kadang aku suka lupa, buang tisu sembarangan. Kadang teman
ingetin buat buang sampah milik sendiri. yaa saling ingetin aja sih, solanya kan aku orangnya suka lupa, kadang bahkan botol minum sering ketinggalan
RIFKA:
kalau aku misalnya selesai dandan yang membutuhkan tisu, pasti aku simpan di dalam tas. Terus masalah kalau lagi ngumpul-ngumpul di event,
kita pasti sedia plastik sampah untuk mungutin kembali sampah di sekitar situ.
MAYA:
kita kan hijab cosplayer dan kita muslim, kita tau kalau :annadhofathu minal iman” kalau kebersihan itu sebagian dari iman, ada
sampah ya kita kumpulin dan kalau kita pindah dibuang dulu. Karena kita datang tempat itu bersih, jadi pas kita tinggaalin juga tempat itu harus bersih.
TINA: sedikit peka. Kadang kalau sampah orang lain saya akan nyuruh
orang itu untuk membuang sampahnya sendiri. tapi kalau dia engga mau buang, ya saya yang buang.
NADA: sejauh ini yang aku tahu temen-temen cosplayer cinta lingkungan
kok, tiap kita abis kumpul kumpu kita beresin lagi tempatnya, kita juga kalau kumpul tetep menjaga ketertiban berusaha enggak mengganggu sekitar. Terus kita
juga kadangan manfaatin limbah kertas untuk bikin weapon gitu. 3.
Bagaimana cara anda mempertahankan menjadi hijab cosplayer profesional?
RIFKA: kan ada hijab cosplay yang dia Cuma pakai daleman ninja doang,
terus dia pakai wig llagi. Nah dia itu menurutku kurang profesional, soalnya dia cosplaynya setengah-setengah. Maksudnya dia ingin cosplay hijab tapi dia tetap
pakai wig. Auratnya tetap kelihatan, kalau misalnya hijab cosplay kan tetap menutup aurat, dada tertutup, bagian kakai bisasanya celana dibuat longgar. Kalau
hijab kurang profesional, biasanya mereka hanya pakai legging atau stocking dan roknya pendek. Ih sebal banget lihatnya.
MAYA: banyak juga hijab cosplay yang dia pakai daleman ninja dan
hijabnya sudah dibentuk-bentuk tapi hijabnya tidak menutupi dada, tidak sesuai dengan anjuran islam. Nah kalau kita tetap sesuai dengan syariat namun berusaha
agar karakter yang kita cosplaykan keluar all out
OCI: aku belum tahu profesinalnya hijab cosplay tuh seperti apa dan
batasan-batasannya juga
DWI: pasti hijab cosplay ada aja yang kritik untuk buat hijabnya semacam
rambut. Kalau begitu sekalian aja kita pakai wig, tapi kita tidak maau seperti itu. Makanya kita pakai hijab seperti biasa, tinggal memakai aksesooris. Dan menurut
kapten IOC IUN jangan terlalu mirip dengan wig, karena itu tidak dianjurkan banget. Alasannya kerena terlalu dimirip-miripkan dengan rambut asli.
TINA:
kalau saya, dari diri sendiri misal pakai hijab yang tidak menutupi dada agak merasa engga nyaman. Nah kalau kita cosplay dan berhijab, itu kan
dipandang oleh orang lain baik yang islam maupun yang non-islam. Misal dia islam dan mengerti agama, saat melihat hijab cosplay tapi malah hijabnya pendek
jadi ngerasa malu sendiri sih
NADA: ya terus meningkatkan skill modifikasi jilbab biar makin mirip
sama karakter, belajar make up jugaa. Terus cari cosmaker yang terpercaya dan
memuaskan hasilnya. Kalo bisa sih pengen jahit sendiri. Yang paling penting
mendalami karakter yang di cosplaykan biar makin woow. 4.
Bagaimana cara anda menjadi aktif, kreatif dan inovatif dalam bercosplay? DWI:
aktifnya kita sering-sering ikut event, kreatifnya kita belajar buat weapon dan aksesoris sendiri. kita belajar make up sendiri
MAYA: kreasi hijabnya juga kan kita mengkreasikannya sendiri. terutama
karakter cosplaynya kan tidak berhijab, jadi kita mengkreasikannya hijabnya sesuai dengan karakter dan batasan-batasan dalam islam juga.
OCI: kita juga belajar menawar harga kostum di cosmaker
RIFKA : ya sama seperti yang lain
TINA : kalau dari segi kreatif sih belajar dari tutorial yang ada di youtube
atau google. Soalnya saya sering lihat tutorila hijab cosplay yang rambutnya dibentuk-bentuk, jadi pengen nyoba. Aktifnya dengan ikut berbagai kegiatan, aku
dateng ke evemt sih udah lumayan sering. Dan dalam setahun ini kaku hijab cosplay di event udah sekitar 4 kali.
NADA : yah gimana yak .mungkin pertama bikin weapon sendiri, terus
ngedesain baju sendiri soalnya kan kadang bajunya tuh kebuka gitu jadi dibikin sendiri gitu versi hijabnya baru pesen di penjahitnya nah itu kadang penjahitnya
suka salah, makannya pengennya sih ngejahit sendiri maybe next time kalo ada
waktu luang. 5.
Apa upaya yang anda lakukan apabila ada orang yang mencaci maki karakter yang anda perankan?
OCI: kalau ada yang mencaci pasti kita merasa kecewa dan sakit hati.
Upayanya ya diam aja sih, show must go on sih. Engga mau cari ribut, masa mentang-mentang dia engga suka dengan kita jadi kita harus ribut dengan dia. Ya
engga kan
DWI: kita jangan memusuhi dia tapi kita balas dengan mencintai dia.
Misalnya dia ngejudge kita karena pakai karakter waifunya dan dia ngerasa kalau kita ngerusak citra karakternya, yaudah mau diapain. Kalau dia tidak terima tapi
kan masih ada orang lain yang terima kita
RIFKA: tergantung karakternya yaa, ada karakter yang menyimpang gitu
kalau kata aku itu wajar sih dihina. Ada yang karakternya echi gitu, karakternya
aja engga baik dan engga pantas untuk ditiru. Ngapain juga di cosplaykan, kalau itu sih wajar kata aku. Kalau menurut kita itu karakternya baik-baik aja, paling
kayak introspeksi sih emang karakter di animenya ada yang salah atau engga baik untuk cosplaykan
MAYA: kalau mencaci kata aku sih wajar yaa, kalau ada yang engga suka
mungkin dia belum rela aja karakternya. Jangan terima caci maki itu sebagai penurun percaya diri. Tetapi jadikan cavi maki sebagai motivasi untuk bisa lebih
baik lagi. Supaya nanti kita bisa lebih baik dan siapa tahu lambat-laun dia bisa menerima hijab cosplay
TINA:
aku tipe yang “yaudah” diam aja. Terserah orang lain mau komentar apa aja. Kalau didepan mereka yang menghina, saya diam aja. Soalnya
kalau di lawan nanti malah jadi ribut. Yaudah jadi dipendem aja, kadang ngomongin sama temen-temen hijab cosplay yang lain. Karena mereka juga
ngalamin yang seperti itu
NADA: aku sih engga peduli dengan cacian orang, aku lebih peduli sama
orang yang ngedukung akuh. 6.
Apakah tindakan dalam bercosplay yang terbawa hingga dalam kehidupan sehari-hari?
OCI: aku sih engga ada yaa
DWI: aku juga engga ada. Kenapa engga ada? Soalnya kan karakter yang
kita cosplay-in dan karakter di dunia nyata beda. Kalau aku, karakter yang aku cosplay-in egois, pendiam yaa saat cosplay aku menjadi karakter itu. Padahal
kalau di duniaa nyata, aku orangnya engga bisa diam, hiperaktif dan reaktif gitu.
RIFKA: kalau dari segi berpakaian sempat kebawa sih. Pernah ke sekolah
bawa dasi untuk cosplay, terus coba-coba dan foto-foto untu dipakai di seragam. Kadang juga kerudungnya diiket-iket semacam kunciran.
MAYA: yang kebawa di aku sih make up. Di hijab cosplay kita make up
sendiri, jadi pas lagiengga cosplay bisa make up sendiri. kemarin pas teman aku wisuda, aku make up in dia dan hasilnya bagus. Aku seneng banget. Dari hijab
cosplay itu aku bawa pulang pengalaman
TINA: mungkin lebih ke menjaga image aja kali yaa, karena kan kalau
nge-cosplay kita juga menjaga image karakter