hijab cosplay itu seperti ini. kalau mereka bisa terima ya alhamdulillah, kalau mereka belum bisa terima yasudah itu hak mereka
TINA: secara umum sih kalau menurut saya biar bisa diterima di
masyarakat yaa dengan nunjukin prestasi. Kalau hijab cosplay dan untuk orang yang paham dengan cosplay tunjukin kalau kita tidak OUT OF CHARACTER
NADA: ya tentu, dengan meyakinkan lingkungan sekitar tentang hijab
cosplay dan dibantu teman-teman dari komunitas, saya yakin suatu saat nanti hijab cosplay akan mendapat tempat dihati seluruh masyarakat dan penikmat
jejepangan 6.
Apakah anda merasa setara atau sama dengan cosplayer-cosplayer lain saat anda sedang menjadi seorang hijab cosplayer?
OCI:
kita engga pernah dapet diskriminasi kalo untuk masalah cosplay hijab maupun cosplay konvensional. Sewaktu cosstreet, lomba ataupun tampil kita
punya hak yang sama dengan cosplayer-cosplayer lainnya
DWI: kita sama sih dengan cosplayer-cosplayer lainnya. Contohnya aja
dalam event ennichisai kemarin, panitianya malah nyuruh kita untuk naik ke atas panggung, kita kan hijab apa bisa diterima? Ternyata respon yang bagus tuh
banyak. Pas naik ke atas panggung tuh udah seru jadi kita ngerasa setara dengan yang lainnya
RIFKA: setara aja. Tapi pandangan orang kan beda-beda sesuai kreasinya
sendiri. kayak semakin bagus kreasinya, semakin unik semakin tinggi antusias di masyarakat dan otaku-otaku yang lain
MAYA: setara. Karena kita sama-sama cosplayer Cuma bedanya kita
pakai hijab. Ya mungkin mentalnya saja yang masih beda, perlu ditingkatin lagi.
TINA:
kalau dimata orang secara umum dan belum terbiasa dengan hijab cosplay itu masih banyak komentar negatif, jadi masih agak sedikit terhina. Tapi
kalau sama teman-teman di lingkungan hijab cosplay kita sangat dihargaian dan malah merasa lebih tinggi dari cosplay lain. Yaa tergantung lingkungan sih.
NADA: kalau dalam bercosu saya merasa sama dengan cosplayer
lain,sama-sama memerankan karakter dari suatu anime, sama sama menghayati karakter, sama sama berusaha totalitas. Yang membedakan disini saya muslim
saya tidak bisa meinggalkan kewajiban saya untuk berhijab. Oleh karena itu saya
berjilbab, saya tidak merasa dengan berjilbab maka pribadi saya lebih baik dari cosplayer lain. Saya menyadari bahwa saya juga manusia yangg tidak sempurna,
setidaknya dengan berhijab cosplay saya bisa menjaga diri agar tidak lupa dengan
nilai islam. 7.
Apakah anda merasa diterima oleh orang lain atau dianggap penting oleh orang lain saat sedang bercosplay?
OCI: ya masih tergantung responnya di masyarakat. Misalnya mereka
suka kita ya kita dianggap spesial, dengan minta foto. Terus misal mereka engga suka samakita, belum diterima, ya itu hak mereka kita engga bisa maksa juga.
DWI: merasa diterima sih iya. Tapi kalau dianggap penting sih biasa aja.
Pasti orang-orang lebih mentingin yang mirip banget dengan karakternya. Ya kalau kita sih karea pakai hijab seperti ini, diterima alhamdulillah. Tapi belum
merasa dipentingkan
RIFKA: diterima dan dianggap penting itu biasanya di event-event
komunitas islam gitu, biasanya kita selalu diundang, hijab cosplay selalu diundang untuk ikut dalam parade di cfd atau di UIN. Jadi merasa penting kita tuh
MAYA: saya merasa diterima melihat dari antusias yang kemarin kita di
event ennichisai. Dianggap penting sih mungkin bukan kitanya, tetapi hijab cosplay secara keseluruhan. Seperti nanti akan ada acara hijab solidarity, disitu
akan mengundang hijab cosplayer juga, nanti kita akan parade dan berkeliling membagi-bagikan hijab
TINA:
yaa ngerasa.
NADA: sejauh ini sih saya merasa diterima aja ya. Soalnya pas ngecosu
tuh gak cuma satu atau dua orang yangg minta foto tapi banyak sampai cape. Selain itu temen temen hijab cosplay juga banyak diundang untuk meriahkan
acara, kayak acara ihsd itu loooh lupa panjangannya, terus kemaren juga kita diundang di acara seminar tentang jejepagan di kampus. Terus baru kemaren tgl 6
kalo tidak salah diundang buat meriahin pawai untuk pembukaan acara ICFest kampus. Saya tidak ikut tapi hahaha hiatus dulu mau nyekrip
8. Bagaimana respon dan sikap anda apabila menerima pujian dari orang lain
saat sedang bercosplay?
OCI: kalau dapet pujian kita seneng, kita syukurin aja. Kita juga kan
bukan model yang benar-benar dibayar. Biasanya kita bil ang “makasih” engga
berlebihan juga. Senengnya dalam hati
DWI: senengnya banget, dapet energi positif. Saat ada yang bilang cantik
dengan menggunakan cosplay hijab, seneng aja.
RIFKA: dipuji atau engga kan hak mereka ya. Saya kkan sering upload
foto di instagram pake hastag, banyak orang luar negeri yang komen “nice” atau “awesome” ya kita jadi bangga sendiri. kadang di repost sama akun cosplayer
indonesia, yaa jadi seneng banget.
MAYA: ya kalau dipuji Alhamdulillah. Tapi jangan karena kita dipuji jadi
ngerasa kayak diatas angin, karena ada yang muji dan ada juga sebagian orang yang engga suka sama kita. Jadi kita harus tetap bersyukur
TINA: senang sih kalau dipuji. Kalau saat dipuji bersikap sewajarnya aja
dengan bilang “terima kasih” gitu aja sih
NADA: namanya juga dipuji ya seneng, dan makin semangat buat
ngecosu chara lain. 9.
Apa respon anda, apabila ada orang lain yang mengatur model cosplay yang anda pilih?
OCI: kita terima saran, misal kita engga cocok cosplay ini tapi cocoknya
karena karakter asli kita seperti ini maka cocoknya seperti ini. ada yang saran kayak gitu. Kalau misalnya kita masih suka saran mereka ya kita ikutin, tapi
misalnya kita tetep engga suka ya kita bisa pikir ulang, salahnya dimana. Apa salah di karakter animenya atau di karakter kita sendiri, atau di desain bajunya.
Jadi kalau misalnnya seperti itu kita lihat dari berbagai sisi. Sejauh ini pada saat milih karakter sih diterima-terima aja, belum ada yang protes.
DWI: di IOC sendiri kan ada rulesnya. Jadi kalau mau cosplay nanya dulu,
kalau karakter tersebut boleh atau engga, kalau misalnya engga boleh atau kurang baik ya lebih baik engga di cosplaykan. Terus ganti, tapi dikasih saran untuk
kostumnya untuk dipanjangin dikit kalau udah dapet persetujuan baru deh ke cosmaker.
RIFKA: awalnya aku tuh cosplay yang bajunya kayak gaun gitu, terus
cosplay ke dua aku pakai kostum yang potongan atas dan bawah. Ada teman yang
komentar, kalau aku lebih bagus pakai yang gaun, karena lebih anggun. Tapi menurut aku, sesuai sama diriku sendiri sih, aku ngeliat dari bajunya lucu atau
engga, ngeliat karakternya, sifatnya baik atau engga, kalau engga baik ya engga aku pilih
MAYA: dia mengatur pasti ada alasannya kan, karena saat kita bercoplay
kan mereka yang lihat. Mungkin mereka melihatnya engga cocok atau kurang, yaudah kita terima saran. Kalau misal kita engga suka dengan sarannya, kita buat
bagaimana pendapat dia dengan pendapat kita dapat disatukan
TINA: kalau sudah milih karater kan itu tergantung dari kita, sukanya
yang mana, cocoknya yang mana. Ehm.. kalau diatur banget sih engga suka tapi kalau misalnya diusulkan dan diberi masukan lebih cocok yang mana, itu bisa
saya terima. Dan kalau “dia” mau mengatur cara saya makai hijab, misal “dia” ngajarin yaa saya terima aja. Tapi kalau ternyata saya sudah bisa dan yang dia
ajarkan ternyata tidak lebih bagus saya lebih milih megatur sendiri. lebih selektif aja
NADA: kalo ngaturnya buat kebaikan sendiri sih seneng banget itu artinya
kan kita dibimbing biar engga salah. Tapi kalo ngaturnya sok-sokan gitu atau
engga bener gitu ya paling engga di dengerin 10.
Apakah anda merasa bahagia dan puas ketika karater yang anda cosplaykan sesuai dengan impian anda?
OCI: jadi sekiranya kita cocok. Hampir mirip, engga mungkin banget
kalau mirip. Seneng apalagi kalau liat bajunya cosplay yang lucu-lucu dan bagus- bagus. Jadi, kalau bajunya bagus kita jadi percaya diri gitu makainya.
DWI: bahagia dan puas pati dan tentunya. Karena kita udah mengeluarkan
banyak biaya untuk bikin kostum dan beli aksesoris. Bagngga, puas terus disandingin dengan cosplay karakter kita, diedit dan di share.
RIFKA; puas atau engganya sih tergantung kostumnya. Misalnya
desainku roknya agak ngembang eh pas udah jadi ternyata engga ngembang. Itu bikin sedikit kecewa sih tapi harus diterima aja. Tapi kalo misalkan ada yang
cosmakernya kerjanya maksimal banget. Itu seneng banget.
MAYA: yang pasti bahagia. Kita hijab cosplay dilihat dari kostumnya
sendiri. kalau kostumnya udah “fua-fua” banget atau udah “wow” banget tinggal
kita sendiri bagaimana mengkombinasikan hijab dan make upnya. Yang pasti seneng banget.
TINA: ya banget Pasti seneng banget.
NADA: puas banget....bahagianya sampe gabisa diungkapin dengan kata
kata. 11.
Apakah anda menikmati menjadi hijab cosplayer dalam berbagai kegiatan, persahabatan dan waktu luang?
OCI: menikmati setip event. Tapi ada saatnya kita cape juga, dimana saat
kita mau keliling di event tapi engga bisa keliling karena kecegat sama teman- tteman yang suka sama kita dang ngajak foto-foto. Lellah juga mungkin, karena
harus memaksakan senyum setiap ada yang ngajak foto
DWI:
menikmati banget. Tapi dalam arti kata menikmatinya ingin ngeliat orang bahagia saat melihat kita gitu
RIFKA: saya menikmati. kalau mau pergi kemana-mana event bilang
sama orang tua kalau ada acara. Orangtua tau banget kalau aku cosplay, jadi bilang aja mau ngisi acara.
MAYA: menikmati. Karena saat kita terjun menjadi hijab cosplay kita
sudah menentukan kalau kita memang mau hijab cosplay.
TINA: kalau dalam pertemanan menikmati. Sebenarnya lebih menikmati
menjadi hijab cosplay soalnya kita lebih tertutup dan tidak terekspos. Sama aja seperti kalau berhijab sehari-hari
NADA:
ya menikmati banget, kegiatannya seruu, temen-temennya asik asik, kalau kumpul juga pas banget waktunya cuma kadang males aja berangkat
dari rumahnya. Tapi pas ketemu atau kumpul mah hilang malesnya 12.
Apakah anda peka terhadap kebutuhan gagasankoreksisaranmotivasi yang dubutuhkan oleh teman anda sebagai sesama cosplayer?
OCI: lebih sering dalam hal make up yaa kalau itu. Mungkin kita lebih
membantu satu sama lain. Yang engga bisa pakai make up ya diratain, kalau engga bisa pakai alis ya kita pakaikan. Terus apalagi yang engga bisa pakai hijab,
soalnya hijabnya kan beda, butuh penanganan khusus, susah dipakai sendiri. jadi kita saling membantu aja satu sama lain. Saling support. Terus kita sering bareng,
jadi kita harus kompak.
DWI: kita saling mengingatkan aja sih. Misal ada barang atau aksesoris
yang belum punya, terus kita ngumpulin uang untuk beli. Selain itu soal make up soalnya kan ribet dan beda dengan make up sehari-hari, jadi yang lebih mengerti
akan ngasih tau cara yang benar dalam make up karakter. Di IOC sendiri ada IOC cantik, dia akan ngasih tutorial untuk make up dan pakai hijab. Mereka dateng
kalau kita butuh, kita akan dipinjamkan alat-alat make up punya mereka untuk belajar
RIFKA: biasanya aku sih yang lebih ngeberatin mereka. Kayak misalnya
“jarum pentul” aku suka banget lupa bawa dan mereka yang akan pinjemin ke aku. Kalau aku bantuinnya kalau ada yang mita tolong ke aku.
MAYA: tergantung orang-orangnya sih. Kalau aku hanya sekedar
mengingatkan saja, misall aksesorisnya sudah lengkap atau belum. Misal belum ada ya aku bantu belikanan atau subsidikan.
TINA: misalnya saya lagi engga ngelihat teman-teman yang cosplay dan
dia lagi butuh bantuan, kadang saya engga peka. Jadi harus ada yang nanya atau misal saya secara langsung ngelihat dia kesusahan, baru saya bantu. Itupun kalau
saya melihat secara langsung. Tapi kalau saya lagi engga merhatiin dia dan dia engga minta tolong juga yaa saya engga bisa apa-apa.
NADA: Mungkin kadang saya lebih suka mengkoreksi dalam berhijabnya,
soalnya tuh kan suka ada tuh yang hijabnya masih berantakan atau jilbabnya
kependekan gitu. Pertanyaan Identitas Keislaman
1. Apakah cosplayer merasa bergaya hidup sehat dengan asupan makanan
halal? OCI:
kalau makan yang setau kita makanannya engga harus label halal sih tapi kita tahu komposisinya tidak ada yang haram aja. Kita kan makan biasanya
bareng-bareng gitu, jadi untuk label halalnya diyakini aja. Soalnya kan teman- teman yang lain juga ikutan makan.
MAYA: kalau makanan jepang yang di Indonesia, kan Insya Allah ini di
Indonesia yaa yang haram tuh tabu banget disini. Jadi bisanya makanan yang komposisinya daging babi diganti dengan dengan danging ikan atau daging ayam.
Liat komposisinya juga kalo makan-makanan apalagi yang dari luar negeri gitu