4.5.3. Pengujian Secara Parsial
Pengujian secara parsial ini dimaksudkan untuk menguji keberartian pengaruh variabel motivasi meliputi; motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik terhadap
kinerja. Hasil uji secara parsial disajikan pada Tabel 4.25.
Tabel 4.25 Hasil Uji Regresi Berganda Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja
Dokter Motivasi
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
Constant 0,250
7,903 0,032 0,975
Intrinsik 0,710
0,174 0,505
4,069 0,001 Ekstrinsik
1,035 0,285
0,451 3,634 0,001
Sumber : Lampiran 5 Hasil uji regresi berganda
Berdasarkan Tabel 4.25 di atas hasil uji regresi dapat ditulis dengan persamaan :
= 0,250 + 0,710X
1
+ 1,035X Hasil persamaan regresi linier berganda menunjukkan bahwa jika motivasi
intrinsik X
2
1
, dan motivasi ekstrinsik X
2
a. Pengaruh Motivasi Intrinsik
terhadap Kinerja
ditingkatkan maka hal ini akan menyebabkan perubahan kinerja Y. Hasil uji tersebut dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Berdasarkan hasil uji statistik regresi berganda terangkum pada Tabel 4.25 di atas untuk membuktikan apakah motivasi intrinsik
berpengaruh secara parsial digunakan uji t dengan membandingkan nilai t-
tabel
dan nilai t-
hitung
. Hasil uji statistik menunjukkan nilai t
-hitung
=4,069t
-tabel
=1,699 dengan probabilitas p=0,001p=0,05.
Karena nilai probabilitas p=0,001p=0,05, hal ini memberikan makna motivasi intrinsik X
1
b. Pengaruh Motivasi Ekstrinsik
terhadap Kinerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dokter Y.
Berdasarkan hasil uji statistik regresi berganda terangkum pada Tabel 4.25 di atas untuk membuktikan apakah motivasi ekstrinsik
berpengaruh secara parsial digunakan uji t dengan membandingkan nilai t-
tabel
dan nilai t-
hitung
. Hasil uji statistik menunjukkan nilai t
-hitung
=3,634t
-tabel
=1,699 dengan probabilitas p=0,001p=0,05. Karena nilai probabilitas p=0,001p=0,05, hal ini memberikan makna motivasi
ekstrinsik X
2
c. Variabel Motivasi yang Paling Berpengaruh
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dokter Y.
Dari variabel motivasi yang paling berpengaruh terhadap kinerja dokter adalah motivasi intrinsik hal ini diketahui dari nilai koefisien determinasi regresi
sederhana motivasi intrinsik terhadap kinerja dengan nilai R-Square=0,458 sedangkan nilai koefisien determinasi motivasi ekstrinsik sebesar 0,414 Lampiran 6.
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Kinerja Dokter a. Penilaian Atasan
Hasil penelitian tentang kinerja dokter dalam memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap indikator kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas
pembiayaan dan kebutuhan supervisi ditanyakan pada atasan. Skor total kinerja 53,8 berbeda dengan mean teoritik 80 begitu juga dengan skor rata-rata per masing-masing
indikator kinerja. Skor rata-rata paling tinggi adalah 54,3 ketepatan waktu dan skor terendah 53,0 kuantitas dengan kategori kinerja 61,3 pada kategori kurang. Hal ini
memberikan gambaran bahwa kinerja dokter belum optimal, karena skor penilaian atasan berada pada interval
[cukup 60-kurang 40], hal ini dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja kurang dari target yang direncanakan dalam memberikan
pelayanan. Manajemen rumah sakit perlu mengupayakan pembenahan tentang kinerja dokter dan hal ini sesuai dengan latar belakang penelitian yang diutarakan
sebelumnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Candra 2012
menyimpulkan bahwa kinerja dokter belum optimal dalam memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit
Barisan Medan. Hasil penelitian Ardian 2012 menyimpulkan kinerja dokter di RS Advent 67,2 kategori sedang dalam memberikan pelayanan kepada pasien.