kerja dari para dokter secara berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan kepada pasien dengan menggunakan potensi sumber daya yang
tersedia di Rumah Sakit.
5.2. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Dokter
Pengaruh motivasi dalam penelitian ini meliputi; pengaruh motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap kinerja. Adapun pembahasan secara rinci sebagai berikut :
5.2.1. Pengaruh Motivasi Intrinsik terhadap Kinerja Dokter
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara univariat rata-rata skor motivasi intrinsik tertinggi 13,4 terendah 6,4 dan skor total rata-rata 38,9. Skor maksimum 56
namun berbeda dengan skor mean teoritik 72 dan kategori motivasi intrinsik 51,6 pada kategori sedang. Hal ini memberikan masukan bagi manajemen rumah sakit
dalam hal pemberian motivasi kepada dokter dalam rangka meningkatkan kinerja di rumah sakit.
Hasil uji secara bivariat berdasarkan uji statistik korelasi Pearson product moment menunjukkan bahwa motivasi intrinsik berhubungan dengan kinerja dokter
dalam memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap p=0,001p=0,05 dengan nilai koefisien korelasi r= 0,677.
Hasil penelitian secara multivariat menggunakan uji regresi berganda menunjukkan bahwa variabel motivasi intrinsik berpengaruh signifikan terhadap
kinerja dokter dengan nilai p=0,001p=0,05, artinya semakin meningkat motivasi
intrinsik maka kinerja dokter semakin optimal dalam memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Candra 2012 yang menyimpulkan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja dokter dalam
memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan Medan dan kontribusi motivasi secara intrinsik lebih
besar dari pada motivasi ekstrinsik. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Ginting 2011; Meliala 2011 dan Sitanggang 2012, menyimpulkan
bahwa motivasi secara intrinsik dan ekstrinsik berpengaruh signifikan terhadap kinerja dokter dalam pengisian rekam medis serta motivasi intrinsik paling
berpengaruh terhadap kinerja dokter dalam pengisian rekam medis. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukan Maslow dalam
Robbins 2006, bahwa manusia mempunyai berbagai kebutuhan dan mencoba mendorong untuk bergerak memenuhi kebutuhan. Kebutuhan itu wujud dalam
beberapa tahap kebutuhan. Setiap manusia mempunyai keperluan untuk memenuhi kepuasan diri dan bergerak memenuhi kebutuhan tersebut. Maslow memisahkan
kelima kebutuhan sebagai kategori tinggi dan kategori rendah, kebutuhan faali dan kebutuhan keamanan digambarkan sebagai kebutuhan kategori rendah dan kebutuhan
sosial dan kebutuhan akan penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan kategori tinggi. Kebutuhan kategori tinggi dipenuhi secara internal di dalam diri
orang itu. Sedangkan kebutuhan kategori rendah terutama dipenuhi secara eksternal dengan upah, kontrak serikat buruh, dan masa kerja.
Demikan juga dengan pendapat Gibson et.al. 2003, menyatakan bahwa manusia termotivasi untuk bekerja dengan bersemangat tinggi, apabila ia memiliki
keyakinan akan terpenuhinya harapan-harapan yang didambakan serta tingkat manfaat yang akan diperolehnya. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi terpenuhinya
akan harapan-harapan dan hasil kongkrit yang akan diperolehnya, maka semakin tinggi pula motivasi positif yang akan ditunjukkan olehnya.
Pembahasan variabel motivasi intrinsik secara deskriptif untuk masing- masing indikator tanggung jawab, prestasi kerja, pengakuan hasil kerja, dan
kemajuanuntuk masing-masing indikator sebagai berikut:
a. Motivasi Intrinsik Indikator Tanggung Jawab