6. Status Merupakan posisi atau peringkat yang ditentukan secara sosial yang diberikan
kepada kelompok atau anggota kelompok dari orang lain Status pekerja memengaruhi motivasinya dalam bekerja. Status pekerja yang diperoleh dari
pekerjaannya antara lain ditunjukkan oleh klasifikasi jabatan, hak-hak istimewa yang diberikan serta peralatan dan lokasi kerja yang dapat menunjukkan
statusnya.
2.3.4 Manfaat Motivasi
Manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan semangat kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat dan pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Sesuatu yang dikerjakan dengan adanya motivasi yang mendorongnya akan membuat orang senang melakukannya. Orang pun akan merasa dihargai atau diakui,
hal ini terjadi karena pekerjaannya itu betul-betul berharga bagi orang yang termotivasi, sehingga orang tersebut akan bekerja keras. Hal ini dimaklumi karena
dorongan yang begitu tinggi menghasilkan sesuai target yang mereka tetapkan. Kinerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan
membutuhkan terlalu banyak pengawasan serta semangat juangnya akan tinggi Arep dan Tanjung, 2003.
2.4 Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat Mukti, 2007.
Menurut Azwar 2000 terdapat beberapa syarat pelayanan kesehatan yang baik, antara lain yaitu :
a. Tersedia dan berkesinambungan Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat
tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah pada setiap saat dibutuhkan
b. Dapat diterima dan wajar Pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan
kepercayaan masyarakat c. Mudah dicapai
Pelayanan kesehatan yang baik mudah dicapai accesible oleh masyarakat d. Mudah dijangkau
Dari sudut biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
e. Bermutu Menunjukkan tingkat kesempurnaan dalam pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan dan dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan serta tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar yang telah ditetapkan.
2.5 Dokter
Pengertian dokter sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Praktik Kedokteran adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dan dokter gigi spesialis
lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun diluar negeri yang diakui Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
perundang–undangan. Menurut Iswandari 2006, strategi WHO yang dikenal dengan sebutan Five
Stars Doctor a. Sebagai health
dimana setiap dokter diharapkan dapat berperan: care provider
b. Sebagai yang bermutu, berkesinambungan dan komprehensif
dengan mempertimbangkan keunikan individu, berdasarkan kepercayaan dalam jangka panjang,
decision maker
c. Sebagai yang mampu memilih teknologi yang tepat dengan
pertimbangan etika dan biaya, communicator,
d. Sebagai yang mampu mempromosikan gaya hidup sehat melalui
Komunikasi, Informasi dan Edukasi KIE serta memberdayakan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal,
community leader
e. Sebagai , yang mampu memperoleh kepercayaan, membangun
kesepakatan tentang kesehatan serta berinisiatif meningkatkan kesehatan bersama, manager
Hak dan kewajiban yang timbul dalam hubungan pasien dengan dokter meliputi 1 penyampaian informasi dan 2 penentuan tindakan. Pasien wajib
, yang mampu menggerakkan individu dan lingkungan demi kesehatan bersama dengan menggunakan data yang akurat.
memberikan informasi yang berkaitan dengan keluhannya dan berhak menerima informasi yang cukup dari dokter right to information serta berhak mengambil
keputusan untuk dirinya sendiri right to self determination. Di sisi lain dokter berhak mendapatkan informasi yang cukup dari pasien dan wajib memberikan
informasi yang cukup pula sehubungan dengan kondisi serta akibat yang akan terjadi. Selanjutnya dokter berhak mengusulkan yang terbaik sesuai kemampuan dan
penilaian profesionalnya ability and judgement dan berhak menolak bila permintaan pasien dirasa tidak sesuai dengan norma, etika serta kemampuan profesionalnya.
Selain itu, dokter wajib melakukan pencatatan rekam medik dengan baik dan benar Iswandari,
Menurut Budiarso 2007, pada beberapa dekade tahun yang lalu hubungan antara rumah sakit selaku produsen jasa layanan kesehatan dan penderita selaku
konsumen belum harmonis. Pada waktu memerlukan layanan kesehatan pada sebuah rumah sakit, seorang pasien hanya mempunyai hak untuk menentukan ke rumah sakit
mana pasien tersebut akan pergi. Setelah itu pasien harus menurut tentang semua hal kepada dokter dan rumah sakit tempat pasien dirawat, pemeriksaan dan pengobatan
apa saja yang harus dijalaninya tanpa didengar pendapatnya. Namun saat ini sudah banyak dicapai kemajuan hubungan antara rumah sakit dan pasien, sudah merupakan
kejadian yang biasa bahwa seorang pasien menuntut rumah sakit atas layanan yang dia terima. Akibat dari hal itu, dokter dan rumah sakit sudah lebih hati-hati dalam
melaksanakan kegiatan profesinya. Dalam hal ini rumah sakit berusaha benar untuk dapat diakreditasi disamping ini merupakan pengakuan atas kualitas produk jasa
2006.
layanan kesehatan yang dihasilkan. Kegiatan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan ditanggung rumah sakit, di lain pihak pasien akan menikmati layanan
kesehatan yang lebih meningkat mutunya.
2.6 Rumah Sakit 2.6.1 Pengertian Rumah Sakit