2 pembangkit bunyi terintegrasi dengan alarm asap dapat digunakan untuk memenuhi keseluruhan atau sebagian dari yang dipersyaratkan;
dan b. Dalam bangunan kelas 2, kelas 3, atau bagian bangunan kelas 4 yang
dilengkapi dengan suatu sistem deteksi asap yang memenuhi butir 5.2.4.c., tingkat tekanan suara dari suatu sistem peringatan bahaya tidak perlu
diukur dalam suatu unit hunian tunggal, bila suatu tingkat tekanan suara tidak kurang dari 100 dBA dan terdapat pada pintu yang menyediakan
akses ke unit hunian tunggal tersebut; dan
c. Dalam suatu bangunan kelas 3 yang digunakan sebagai panti usia lanjut, sistem peringatan bahaya:
1 harus ditata untuk menyediakan suatu tanda peringatan bagi petugas panti
2 dalam ruang penghuni, alarm harus diatur kekerasan bunyinya dan isi pesan untuk meminimalkan trauma berkaitan dengan jenis dan kondisi
penghuni. d. Dalam suatu bangunan kelas 9a pada suatu ruang perawatan pasien, sistem
peringatan bahaya: 1 harus ditata untuk memberikan tanda bahaya bagi petugas rumah sakit,
dan 2 dalam bangsal perawatan keras bunyi alarm dan isi pesan dari tanda
bahaya harus diatur untuk meminimalkan trauma berkaitan dengan jenis dan kondisi penghuni.
7. Pemantauan Sistem
Instalasi berikut ini harus dihubungkan secara permanen ke suatu pos instansi pemadam kebakaran, atau peralatan pemantauan yang diperbolehkan lainnya
dengan suatu hubungan data langsung ke suatu pos instansi pemadam kebakaran:
a. Suatu sistem deteksi asap dalam bangunan kelas 3 yang dipasang sesuai butir 5.2.2.a.2.
b. Suatu sistem deteksi asap dalam bangunan kelas 9a, bila bangunan menampung lebih dari 20 pasien,
c. Suatu sistem deteksi asap sesuai butir 5.2.5. yang dipasang untuk mengaktifkan:
1 suatu sistem pembuangan asap sesuai dengan ketentuan butir 5.3., atau 2 ventilasi asap dan panas sesuai dengan ketentuan butir 5.4.
d. Suatu sistem deteksi yang dipasang menurut ketentuan Bab IV butir 3.3.1.a. tentang bangunan-bangunan besar kelas 7 dan 8 dengan luas
lantai kurang dari 18.000 m
2
.
5.3 Sistem Pembuangan Asap
1. Lingkup
Spesifikasi ini menjelaskan syarat-syarat untuk sistem pembuangan asap secara mekanis.
2. Kapasitas Pembuangan Asap a. Fan pembuangan asap harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk
menghisap lapisan asap: 1 Berada di dalam reservoir asap, yang tepi bawahnya tidak kurang dari
2 m diatas permukaan lantai tertinggi 2 Diatas puncak setiap bukaan yang menghubungkan reservoir-reservoir
asap yang berbeda b. Laju pembuangan asap ditentukan menurut Gambar 5.5. dengan
pengukuran ketinggian ditentukan dari permukaan lantai terendah terhadap bagian bawah reservoir atap
Gambar 5.5.
Laju Pembuangan Asap
30 10
20 30
40 50
60 70
80 90
100 110
120 130
140 150
160 170
180 190
200 210
220 230
240 250
260 270
280 290
300 310
320 330
340 350
4 6
2 8
10 12
15 20
25
Ketinggian di bawah lapisan asap meter Pembuangan asap untuk tiap reservoir asap m
3
dt LAJU PEMBUANGAN ASAP
1.5 MW 5 MW
10 MW 15 MW
Kelas Bangunan Tanpa Sprinkler
Dengan Sprinkler Kelas 2, 3, atau 5 5 MW
1.5 MW Kelas 6
10 MW 5 MW
Kelas 7 atau 8 15 MW
5 MW Kelas 9
umum 5 MW
1.5 MW ruang pamer
10 MW 5 MW
bioskop, ruang umum dan
panggung 10 MW
5 MW
Catatan: jika reservoir asap di atas panggung dan daerah penonton terpisah, beban api hanya di terapkan di panggung
sedangkan beban api untuk daerah penonton sesuai dengan Kelas 9 - umum
3. Fan pembuangan asap Setiap fan pembuangan asap berikut kelengkapannya harus:
a. mampu beroperasi terus menerus pada titik kerja yang ditentukan pada temperatur 200
C untuk selang waktu tidak kurang dari 60 menit, dan b. beroperasi terus menerus pada temperatur 300
C untuk selang waktu 30 menit untuk gedung yang tidak dilindungi sistem sprinkler.
c. karakteristik fan ditentukan berdasarkan temperatur udara luar d. bila fan dilengkapi dengan alat pengaman temperatur tinggi maka alat
tersebut akan diabaikan secara otomatis selama sistem pembuangan asap beroperasi.
4. Reservoir Asap
a. Kompartemen kebakaran harus dibagi pada permukaan langit-langit dalam reservoir asap yang dibentuk oleh tirai asap dari bahan tidak mudah
terbakar dan tidak mudah patah b. Luas horisontal dari reservoir asap tidak boleh melebihi 2000 m
2
dan koridor tertutup atau mal tertutup pada bangunan Kelas 6 panjangnya tidak
boleh melampaui 60 m. c. Reservoir asap harus mempunyai tinggi yang cukup untuk mewadahi
lapisan asap dan tidak boleh kurang dari 500 mm di bawah langit-langit atau atap yang licin dan padat.
d. 1 Di dalam kompartemen kebakaran pada gedung bertingkat banyak, dinding penyekat atau pembatas yang tidak mudah terbakar dipasang di
sekeliling bagian bawah dari bukaan diantara tiap tingkat untuk meminimalkan penjalaran asap ke tingkat lain.
2 Kedalaman dari tirai asap tidak boleh lebih rendah dari kedalaman reservoir atap yang disediakan menurut ketentuan butir c diatas dan
ditambah 400 mm. 5. Fan pembuangan asap dan lokasi ven.
Fan pembuang asap dan ven harus ditempatkan: a. pada setiap reservoir asap dilayani oleh satu fan atau lebih dengan laju
pembuangan maksimum pada sembarang titik yang dibatasi untuk menghindari penghisapan udara di bawah lapisan asap, dan untuk
mencegah terbentuknya daerah stagnasi yang dapat mengakibatkan pendinginan yang berlebihan dari asap dan terjadi pencampuran asap
dengan udara yang ada di bawahnya, dan
b. pada titik kumpul alami dari panas di dalam masing-masing reservoir asap yang disebabkan oleh geometri langit-langit dan jalur pergerakan asap, dan
c. jauh dari perpotongan koridor atau mal, dan d. untuk memastikan bahwa setiap ruang kosong void dimana terdapat
eskalator dan tangga yang biasa dipergunakan oleh umum, tidak digunakan sebagai jalur pembuangan asap, dan
e. sedemikian rupa untuk membuang langsung keluar dengan kecepatan tidak kurang dari 5mdetik, pada titik yang tepat pada jarak tidak kurang 6 meter
terhadap titik masuk udara bersih atau pintu keluar. 6. Udara
pengganti. a. Udara pengganti dalam jumlah kecil harus disediakan secara otomatis atau
melalui bukaan ventilasi permanen sebagai pengganti udara yang dibuang untuk meminimalkan:
1 gangguan terhadap lapisan asap karena turbulensi yang terjadi oleh udara yang masuk, dan
2 resiko perpindahan asap ke daerah yang jauh dari api, yang disebabkan oleh pengaruh udara pengganti terhadap keseimbangan udara dari
seluruh sistem, b. Kecepatan udara pengganti melalui bukaan tidak boleh lebih dari 2,5
mdetik. c. Di dalam suatu kompartemen kebakaran bertingkat banyak, udara
pengganti harus disediakan melalui bukaan vertikal dari ruang kosong bangunan ke lantai yang terpengaruh kebakaran dengan kecepatan rata-rata
1 mdetik, untuk meminimalkan penjalaran asap dari lantai yang terpengaruh kebakaran ke lantai lain.
7. Sistem pengendali pembuangan asap a. Setiap fan pembuangan asap harus diaktifkan secara berurutan oleh
detektor asap sesuai butir 5.2. Detektor asap tersebut diletakkan dalam zona-zona yang sesuai dengan
reservoir asap yang dilayani oleh Fan tersebut. b. Kecuali untuk butir c dan d, sistem pengolahan udara selain unit-unit
individual yang kapasitasnya kurang dari 1.000 ldetik, dan sistem pembuangan lain, yang tidak merupakan bagian dari sistem pengendalian
asap kebakaran secara otomatis dimatikan pada saat sistem pembuangan asap bekerja.
c. Dalam kompartemen kebakaran satu lantai, sistem pengolahan udara air handling dalam semua zona yang tidak terpengaruh kebakaran boleh
beroperasi dengan menggunakan seluruhnya udara segar untuk menyediakan udara pengganti ke zona yang terpengaruh kebakaran.
d. Di dalam kompartemen kebakaran bertingkat banyak sistem pengolahan udara didalam zona yang tidak berpengaruh kebakaran, harus beroperasi
dengan menggunakan seluruhnya udara segar untuk menyediakan udara pengganti ke zona yang terpengaruh kebakaran melalui ruang kosong
bangunan ke lantai yang berhubungan.
e. Panel kontrol manual dan indikator kebakaran serta buku petunjuk pengoperasian bagi petugas jaga, harus disediakan dekat panel kontrol dan
indikator kebakaran. f. Tombol kontrol manual untuk sistem pembuangan asap harus ditempatkan
di ruang pimpinan harian pada gedung pertunjukan.
g. Instalasi listrik untuk pembuangan asap harus memenuhi PUIL SNI yang berlaku.
8. Deteksi asap
Deteksi asap harus dipasang sesuai dengan butir 5.2. untuk mengaktifkan sistem pembuangan asap.
5.4 Ven asap dan Ven panas