a. dekat setiap tombol panggil untuk lif penumpang atau kelompok lif pada bangunan gedung, kecuali
b. lif kecil seperti dumb waiter atau sejenisnya yang digunakan untuk mengangkut barang-barang.
2. Dibuatkan tulisan dengan tinggi huruf minimal 20 mm seperti terlihat pada gambar 5.6., dengan ketentuan :
a. huruf yang diukirdipahat atau huruf timbul pada logam, kayu, plastik atau sejenisnya dan dipasang tetap di dinding atau
b. huruf diukir atau dipahat langsung dipermukaan lapis penutup dinding. c. bila diperlukan, dengan penampilan khusus sehingga dapat terbaca pada
keadaan gelap atau sewaktu-waktu terjadi kebakaran.
Gambar 5.6.
Tanda Peringatan Lif
BAGIAN 7: PENCAHAYAAN DARURAT DAN TANDA PENUNJUK ARAH 7.1 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penerapan persyaratan ini adalah untuk menyelamatkan penghuni dari kecelakaan ataupun ancaman bahaya dengan:
1. menyediakan pencahayaan yang memadai; dan 2. memberikan petunjukrambu rambu yang cukup jelas untuk menuju jalan
keluar eksit dan alur pencapaian menuju eksit; dan 3. memberikan peringatan kepada penghunipengguna bangunan akan terjadinya
keadaan darurat.
7.2 Tuntutan Fungsi
Suatu bangunan harus dilengkapi: 1. pencahayaan yang cukup memadai bila sistem pencahayaan buatan yang
normal pada bangunan tidak berfungsi saat keadaan darurat; dan 2. pencahayaan yang cukup diartikan masih mampu berfungsi untuk:
a. memperingatkan penghunipengguna bangunan untuk menyelamatkan diri; dan
b. mengatur proses evakuasi; dan c. mengenali tanda eksit dan jalur menuju ke eksit.
DILARANG MENGGUNAKAN LIF BILA TERJADI KEBAKARAN
10 mm
7.3 Persyaratan Kinerja
1. Suatu tingkat pencahayaan iluminasi untuk pelaksanaan evakuasi yang aman pada saat keadaan darurat harus disediakan pada bangunan disesuaikan
dengan: a. fungsi atau peruntukan bangunan; dan
b. luas lantai bangunan; dan c. jarak tempuh ke eksit.
2. Dalam menunjang proses evakuasi, tanda-tanda yang cocok atau cara lain untuk dapat mengenali, sampai pada tingkat yang diperlukan, harus:
a. dipasang pencahayaan darurat untuk mengidentifikasi lokasi eksit; dan b. dapat memandu penghunipengguna bangunan ke eksit; dan
c. dapat terlihat secara jelas; dan d. dapat beroperasi saat sumber daya untuk sistem pencahayaan tidak
berfungsi, untuk waktu yang cukup hingga penghuni bangunan terevakuasi dengan selamat.
3. Untuk mengingatkan penghunipengguna bangunan akan terjadinya kondisi darurat, maka sistem peringatan dini dan interkomunikasi darurat harus
disediakan sampai pada tingkat yang diperlukan, disesuaikan dengan: a. luas lantai bangunan, dan
b. fungsi atau penggunaan bangunan, dan c. ketinggian
bangunan.
7.4 Persyaratan Teknis Pencahayaan Darurat
Suatu sistem pencahayaan darurat harus dipasang: 1. disetiap tangga, ramp dan jalan terusan yang dilindungi terhadap kebakaran,
dan 2. disetiap lantai pada bangunan kelas 5, 6, 7, 8 atau 9 yang luas lantainya lebih
dari 300 m
2
, yakni di: a. setiap jalan terusan, koridor, jalur penghubung di ruangan besar hall atau
semacamnya yang menjadi bagian dari jalur perjalanan ke eksit ; dan b. setiap ruangan yang mempunyai luas lantai lebih dari 100 m2 yang tidak
membuka ke arah koridor atau ruang yang mempunyai pencahayaan darurat atau ke jalan umum atau ke ruang terbuka; dan
c. setiap ruangan yang mempunyai luas lantai lebih dari 300 m2; dan 3. disetiap jalan terusan, koridor, jalan menuju ke hall atau semacamnya yang
mempunyai panjang lebih dari 6 m dari pintu masuk pada unit hunian tunggal di bangunan kelas 2,3 atau bagian kelas 4 ke pintu terdekat yang langsung
membuka ke:
a. tangga, ramp atau jalan terusan yang dilindungi terhadap api, atau
b. tangga luar yang melayani atau pengganti tangga, ramp atau jalan terusan yang dilindungi terhadap api sesuai Bab III butir 2.9., atau
c. serambi atau balkon luar yang menuju ke tangga, ramp atau jalan terusan yang dilindungi terhadap api; atau
d. jalan umum atau ruang terbuka; dan 4. disetiap tangga yang dilindungi terhadap tepi dan memenuhi persyaratan
sebagai jalur penyelamatan, dan 5. di unit hunian tunggal pada bangunan kelas 5, 6, atau 9 bila:
a. luas lantai unit tersebut lebih dari 300 m
2
, dan b. eksit dari unit tersebut tidak membuka ke jalan umum atau ruang terbuka
atau ke tangga luar, jalan terusan, balkon atau ramp yang langsung menuju ke jalan umum atau ruang terbuka, dan
6. disetiap kamar atau ruang lantai bangunan kelas 6 atau 9b yang dihubungkan dengan jalan masuk untuk umum, bila:
a. luas ruang dilantai tersebut lebih dari 300 m
2
; atau b. setiap titik di lantai tersebut berjarak lebih dari 20 m dari pintu terdekat
yang membuka langsung ke tangga, ramp, jalan terusan, jalan umum atau ruang terbuka.
c. penyelamatan diri dari lantai tersebut dapat menggunakan kenaikan vertikal dalam bangunan lebih dari 1,5 m, atau setiap kenaikan vertikal
bila lantai tersebut tidak memiliki pencahayaan yang cukup ; atau d. lantai tersebut menyediakan suatu jalur dari lantai yang disyaratkan
memiliki pencahayaan darurat berdasarkan a, b, atau c diatas. 7. di bangunan kelas 9a:
a. disetiap jalan terusan, koridor, jalan menuju hall atau semacamnya yang melayani daerah perawatan atau bangsal perawatan; dan
b. di daerah perawatan pasien yang mempunyai luas lebih dari 120 m
2
, dan 8. disetiap pusat pengendalian kebakaran yang disyaratkan.
7.5 Desain Sistem Pencahayaan Keadaan Darurat