4.18 Sambungan-sambungan Konstruksi.
1. Sambungan-sambungan konstruksi, celah-celah dan sejenisnya yang terdapat diantara unsur-unsur bangunan yang disyaratkan perlu tahan terhadap api
dikaitkan dengan keutuhan dan penahan panas serta harus dilindungi dengan baik untuk menjaga kinerja ketahanan api dari unsur yang bersangkutan.
2. Sambungan-sambungan konstruksi dan celah harus disekat dengan bahan dan cara yang sama dengan prototip yang telah diuji menurut ketentuan yang
berlaku tentang Tata Cara Pengujian Ketahanan Kebakaran pada bahan bangunan dan komponen struktur, agar memenuhi persyaratan ketahanan api
sesuai dengan butir 4.18.1.
4.19 Kolom Yang Dilindungi dengan Konstruksi Ringan Untuk TKA Tertentu.
1. Bila kolom, yang dilindungi dengan konstruksi ringan agar mencapai TKA tertentu, melewati suatu unsur bangunan yang mempunyai TKA atau memiliki
ketahanan terhadap rambatan api, maka harus diupayakan sehingga kinerja ketahanan api dari unsur bangunan yang dilewati tidak berkurang atau rusak.
2. Metoda dan material yang digunakan harus sama dengan prototip konstruksi yang telah mencapai TKA yang diperlukan atau memiliki ketahanan rambatan
api.
BAB V SISTEM PROTEKSI AKTIF
BAGIAN 1: TUJUAN, FUNGSI, DAN PERSYARATAN KINERJA 1.1 Tujuan
1. Melindungi penghuni dari kecelakaan atau luka, dengan memperingatkan kepada penghuni akan adanya suatu kebakaran, sehingga dapat melaksanakan
evakuasi dengan aman. 2. Melindungi penghuni dari kecelakaan atau luka pada waktu melakukan
evakuasi pada saat kejadian kebakaran.
1.2 Fungsi
Suatu bangunan dilengkapi dengan sarana Proteksi kebakaran sedemikian rupa sehingga:
1. penghuni diperingatkan akan adanya suatu kebakaran dalam bangunan sehingga dapat melaksanakan evakuasi dengan aman.
2. penghuni mempunyai waktu untuk melakukan evakuasi secara aman sebelum kondisi pada jalur evakuasi menjadi tidak tertahankan oleh akibat kebakaran.
1.3 Persyaratan Kinerja
1. Dalam suatu bangunan yang menyediakan akomodasi tempat tidur, harus disediakan sistem peringatan otomatis pada sistem deteksi asap, sehingga
mereka dapat berevakuasi ke tempat yang aman pada saat terjadi kebakaran. Persyaratan ini berlaku untuk bangunan gedung kelas 2, 3, 4, dan 9 a.
2. a. Pada saat terjadi kebakaran pada bangunan gedung, kondisi pada setiap jalur evakuasi harus dijaga untuk periode waktu yang diperlukan penghuni
untuk melakukan evakuasi dari bagian bangunan, sehingga: 1 Temperatur tidak membahayakan jiwa manusia
2 Jalurrute evakuasi masih dapat terlihat jelas 3 Tingkat keracunan asap tidak membahayakan jiwa manusia
b. Periode waktu yang diperlukan untuk melakukan evakuasi harus memperhitungkan:
1 jumlah, mobilitas, dan karakteristik lain dari penghuni, dan 2 fungsi bangunan, dan
3 jarak tempuh dan karakteristik lainnya dari bangunan, dan 4 beban api, dan
5 potensi intensitas kebakaran, dan 6 tingkat bahaya kebakaran, dan
7 setiap sistem konstruksi kebakaran aktif yang terpasang dalam bangunan, dan