atau b. untuk pintu yang dapat menutup sendiri:
atau c. untuk pintu yang digunakan sebagai titik hamburan dari eksit yang
dilindungi terhadap kebakaran:
Gambar: 3.11.
Tulisan pada pintu kebakaran
BAGIAN 4: KETENTUAN UNTUK TANGGA, RAMP DAN ESKALATOR BUKAN UNTUK JALUR PENYELAMATAN SAAT TERJADI
KEBAKARAN
4.1 Lingkup
Ketentuan ini mengandung persyaratan-persyaratan yang membolehkan tangga, ramp atau eskalator yang bukan untuk sarana penyelamatan, untuk dapat
menghubungkan tiap lantai pada bangunan kelas 5 atau 6. Persyaratan ini tidak berlaku untuk atrium ataupun di luar bangunan.
4.2 Persyaratan
Suatu eskalatorlif, ban berjalan ataupun tangga serta ramp yang bukan untuk sarana penyelamatan dan tidak dilindungi oleh struktur tahan api harus memenuhi
persyaratan berikut:
1. Eskalator, ban berjalan, tangga ataupun ramp tersebut harus dibatasi oleh suatu saf dengan ketentuan:
a. dikonstruksikan dengan TKA tidak kurang dari 120120120 bila dari dinding pemikul atau 120120120 bila dari struktur tidak memikul beban
dan bila dari konstruksi ringan harus memenuhi persyaratan yang berlaku, atau
b. konstruksi bahan kaca dengan TKA tidak kurang dari -6030 yang dilindungi dengan sistem pembasah dinding dengan sistem sprinkler untuk
perlindungan dinding kaca.
“PINTU KEBAKARAN ASAP DILARANG MENEMPATKAN BARANG DI DEPAN PINTU“
“PINTU KEBAKARAN ASAP DILARANG MENEMPATKAN BARANG DI DEPAN PINTU
JANGAN DIBIARKAN TERBUKA“
“PINTU AMAN KEBAKARAN DILARANG MENEMPATKAN BARANG DI DEPAN PINTU“
2. Ruang kosong yang terdapat pada setiap tangga, ramp atau eskalator yang tidak dipersyaratkan tidak boleh berhubungan lebih dari 2 lantai.
3. Naik dan turunnya eskalator, ban berjalan, tangga ataupun ramp dalam satu saf harus dipisahkan oleh konstruksi yang memiliki TKA tidak kurang dari -
6030. 4. Bukaan ke dalam saf harus dilindungi oleh pintu kebakaran yang memiliki
TKA tidak kurang dari -6030. 5. Bilamana pintu kebakaran berada pada posisi menutup, maka lantai ataupun
penutup lantai di bawah pintu kebakaran harus tidak boleh mudah terbakar combustible.
6. Pada pintu-pintu kebakaran harus dipasang penutup asap dan pintu beserta kelengkapannya harus diuji sesuai ketentuan dan standar yang berlaku.
7. Pintu-pintu kebakaran harus: a. menutup dan mengunci untuk maksud-maksud keamanan security, atau
b. dalam keadaan terbuka dan menutup secara otomatis.
8. Detektor asap harus dipasang pada kedua sisi bukaan, dengan jarak horisontal tidak lebih dari 1,5 m dari bukaan.
9. Pada posisi menutup, pintu-pintu kebakaran harus dapat dibuka lewat satu tangan dengan gerakan ke bawah atau gerakan mendorong arah horisontal
pada peralatan tunggal untuk membuka dari dalam saf dan lewat kunci bila membuka dari arah luar saf.
10. Suatu tanda peringatan harus dipasang dekat semua bukaan pintu ke arah saf sedemikian rupa agar dapat terbaca secara langsung dari luar saf. Tanda
tersebut harus memenuhi syarat dimensi dan rincian sebagaimana pada Gambar 3.12.
DILARANG MENGGUNAKAN TANGGA INI SAAT TERJADI KEBAKARAN
Tinggi huruf = 20 m atau
Dilarang Menggunakan Tangga Ini Saat Terjadi Kebakaran
Tinggi huruf = 16 mm
Gambar 3.12.
Tanda Peringatan untuk Tangga Ramp dan Eskalator yang bukan untuk sarana Penyelamatan Saat Kebakaran.
11. Semua bukaan pintu ke arah saf harus berjarak tidak lebih 20 m dari eksit yang dipersyaratkan.
12. Tanda-tanda yang menunjukkan arah menuju ke eksit terdekat harus dipasang di tempat-tempat yang memungkinkan mudah dan segera terlihat.
13. Bahan-bahan yang melekat ketiap dinding, langit-langit atau lantai yang berada dalam saf harus mempunyai Indeks Penyebaran Nyala 0 nol dan
Indeks Penimbunan Asap tidak lebih dari 5. 14. Pencahayaan darurat harus dipasang di dalam saf sesuai ketentuan yang
berlaku. 15. Tidak ada anak tangga atau ramp yang berjarak lebih dekat dengan batas
ambang pintu dari pada lebar daun pintu.
BAGIAN 5: LANDASAN HELIKOPTER 5.1 Helipad Untuk Penyelamatan Rescue