BERKARYA SENI TEATER Penataan tata lampu

23

2. Penataan tata lampu

Proses kerja penataan cahaya dalam pementasan teater membutuhkan waktu yang lama. Seorang penata cahaya tidak hanya bekerja sehari atau dua hari menjelang pementasan. Kejelian sangat diperlukan, karena fungsi tata cahaya tidak hanya sekedar menerangi panggung pertunjukan. Kehadiran tata cahaya sangat membantu dramatika lakon yang dipentaskan. Tidak jarang sebuah pertunjukan tampak sepektakuler karena kerja tata cahayanya yang hebat. Untuk hasil yang terbaik, penata cahaya perlu mengikuti prosedur kerja mulai dari menerima naskah sampai pementasan. “u er : “ a uku se i teater eko sa tosa Prosedur atau langkah kerja pada dasarnya dibuat untuk mempermudah kerja seseorang. Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa kerja penata cahaya tidak hanya sekedar menata lampu, menghidupkan, dan mematikannya.

G. BERKARYA SENI TEATER

Dendam Anak Yatim Karya : Rio Fergie Yulianto Teater EKSIS Disebuah desa hiduplah Bapak dan anaknya yang bernama Fino, mereka hidup dalam kesusahan dan suatu hari si bapak terlibat hutang dengan rentenir... kemudian si bapak tidak bisa melunasi hutangnya hingga suatu hari si rentenir datang menagih hutang kepada si bapak. dok dok dok mengetuk pintu 24 Bapak : iya sebentar... membuka pintu, setelah membuka pintu si rentenir langsung berkata Rentenir : cepat kau lunasi semua hutangmu. . . Bapak : tapi saya tak punya uang pak. . . saya minta waktu lagi pak... Rentenir : enak saja minta waktu lagi sambil menendang bapak... Bapak : ampun pak... ampun... Rentenir : tak ada lagi kata ampun... terus memukuli dan menendang bapak Tiba-tiba datang anak yang baru pulang sekolah dan langsung berteriak Anak : BERHENTI . . . . .jangan kau siksa bapakku... Rentenir menoleh si anak dan kemudian mengatakan Rentenir : ya sudah . . .aku kasih kau waktu 1 minggu lagi... Rentenir dan para abdinya pergi meninggalkan si bapak dan anak tersebut Anak : bapak tidak apa-apa kan??? bertanya pada si bapak sambil menahan sakit dia menjawab Bapak : nak. . . bapak sayang kamu. . .seperti mendiang ibumu menyayangimu... tapi, bapak sudah tidak kuat lagi ... dan bapak harus pergi menyusul ibumu di surga...??? Si bapak akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya... Anak : Bapak ... apa yang sudah bapak ucapkan bapak harus kuat ... bangun pak bangun... namun si bapak sudah terbujur kaku, Si anak menangis dan terus berusaha membangunkan bapaknya tapi usaha si anak sia-sia bapaknya sudah meninggalkannya untuk selamanya kemudian wargapun berdatangan dan melayat kerumah si anak dan sambil memberi ucapan duka cita, dan kemudian si anak mengatakan Anak : aku tidak akan ikhlas atas kematian bapakku. . . aku akan balas dendam kepada Rentenir bangsat itu... Pak Ustad : Fino, taukah kamu balas dendam itu tidak baik...dan itu dosa. . . Dengan membantah si anak mengatakan Anak : saya tahu pak ustad, Balas dendam itu Dosa, tetapi akan lebih dosa jika saya hanya bisa diam melihat ayah saya yang di hakimi hingga meninggal oleh rentenir itu. . . . . dan kemudian dia berlari entah kemana Warga : pak ini gimana dengan jenazahnya??? bertanya kepada Pak Ustad 25 Ustad : ya sudahlah kita kuburkan sekarang jenazahnya... mungkin fino sedang sedih dan dia butuh ketenangan... Warga : ya sudah kalau gitu...mari kita kuburkan sekarang... lampu padam 15 tahun kemudian si anak sudah menjadi dewasa dan dia kembali ke rumahnya Anak : Bapak kini aku sudah kembali, dan tenanglah pak aku akan balas dendam atas kematian bapak kepada Rentenir keparat itu... selang beberapa saat ketika si anak mengatakan balas dendamnya akhirnya si rentenir dan abdinya lewat dan menjumpai si anak. Rentenir : hey. . . kau anak melarat.....dengan berteriak darimana saja kau... memangnya dengan melarikan diri aku bisa anggap hutang bapakmu lunas...si anak diam tidak akan sampai kapanpun hutang harus tetep di bayar...dengan sombong mengatakannya kepada anak Anak : ini aku lunasi semua hutang bapakku kepadamu...melemparkan uangnya kepada rentenir Rentenir : wahhh...jadi selama 15 tahun kau pergi untuk merampok dan mencuri agar bisa melunasi hutangmu za...dengan nada menghina mendengar ucapan si rentenir si anakpun semakin marah dan kemudian dia memukul si rentenir Rentenir : dasar anak babu beraninya kau memukulku... Anak : mengapa aku harus takut kepadamu... Rentenir : pengawal hajar dia menyuruh abdinya menghajar si anak perkelahianpun tak terhindari namun si anak menang, setelah selesai menghajar abdi rentenir si anak kemudian berkata Anak : dan sekarang giliranmu rentenir busuk... kini aku akan membalas dendam atas kematian bapakku...dengan penuh kebencian dan kemarahan Rentenir : tidak jangan kau sentuh aku baiklah ambilah uang ini, aku sudah menganggap lunas semua hutang bapakmu....sambil memberikan uang kepada si anak, namun di tolak si anak dengan mentah-mentah Anak : Aku tak butuh uangmu namun yang kubutuhkan adalah nyawamu... sambil memegang pistol dan menodongkan ke arah rentenir 26 Rentenir : tidak maafkan aku aku benar-benar minta maaf atas semua kesalahanku...memohon kepada si anak agar memaafkan Anak : Sampai kapanpun aku tidak akan ikhlas dan tidak akan memaafkanmu sebelum kau mati di tanganku.....terus menodongkan pistol ke arah rentenir, bersiap untuk menembak Rentenir : tidak-tidak ampuni aku... Anak : Terlambat... kemudian dia berteriak MATILAH KAU sambil menembak si rentenir Rentenir : ARRRRRGGGGHHHHHHHHHHHTTTTTTTTTTT matilah rentenir tersebut dan selesailah pementasan ini..... Selanjutnya cobalah anda membuat naskah yang sesuai untuk peserta didik anda.

H. RINGKASAN