Model Dave Ebbut Identifikasi Masalah

8 membacakan hasil diskusi. Setelah satu siklus berjalan, ternyata metode ini belum efektif dimana masih banyak siswa yang belum tuntas. Dalam hal ini, guru harus melakukan refleksi apakah pelaksanaan diskusi kelompok telah berjalan dengan baik? Apakah siswa dapat berdiskusi secara efetif, apakah terjadi dialog yang intens antar anggota kelompok, dan sebagainya. Bila guru menemukan sumber penyebab belum efektifnya diskusi karena jumlah kelompok yang besar, belum terjadinya tutor sebaya, dan belum meratanya tanggungjawab siswa dalam kelompok maka guru dapat melakukan perbaikan pada siklus II dengan memperbaiki jumlah anggota kelomok misalnya tiap kelompok 3-4 orang, waktu diskusi ditambah, presentasi ditunjuk oleh guru, dan sebagainya. Perubahan yang dibuat guru tersebut pengurangan anggota kelompok, penambahan waktu diskusi, presentasi ditunjuk guru merupakan perbaikan tindakan. Dengan demikian, perbaikan tindakan bukan mengganti tindakan yang telah dipilih sebelumnya tetapi memperbaiki kekurangankekurangan dalam implementasinya. Masalah lain yang sering didiskusikan para guru yang akan melaksanakan PTK adalah kurang cukupnya waktu penyajian materi untuk dua siklus. Siklus I misalnya materi pokok A disajikan dalam 3 pertemuan. Kemudian tiga pertemuan berikutnya adalah materi pokok B. Dalam hal ini peneliti harus memperhatikan prinsip PTK bahwa pelaksanaan PTK tidak boleh menghambat pelaksanaan kurikulum. Artinya, pada siklus II yang dikenakan tindakan adalah materi B bukan materi A diulang kembali. Oleh sebab itu, dalam pemilihan materi pokok yang akan digunakan untuk PTK perlu adanya pemikiran bahwa karakteristik materi A dan B hampir sama, masalah kedua materi tepat dipecahkan dengan tindakan yang dipilih.

2. Model Dave Ebbut

Sesudah Dave Ebbut mempelajari model-model PTK yang dikemukakan para ahli PTK sebelumnya, dia berpendapat bahwa model-model PTK yang ada seperti yang diperkenalkan oleh Kemmis dan Mctaggart dan sebagainya dipandang sudah cukup bagus. Akan tetapi, didalam model-model tersebut masih ada beberapa hal yang belum tepat hingga perlu dibenahi. Pandangan ebbut yang menyatakan banhwa bentuk spiral yang dilakukan Kemmis 9 dan Mc Taggart bukan merupakan cara yang terbaik untuk menggambarkan proses refleksi- aksi. PTK Ebbut secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut: Bagan 8.2. PTK Model Dove Ebbut

3. Model John Elliot

Model PTK Elliot didalam setiap siklus dimungkinkan terdapat terdiri beberapa aksi, yaitu antara tiga sampai lima aksi tindakan. Sementara itu, setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah yang terealiasi dalam bentuk kegiatan belajar mengajar. Maksud disusunya secara terinci pada PTK model Elliot ini supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf didalam pelaksanaan aksi atau proses belajar 10 mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran. Didalam kenyataan di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa rupa itulah yang menyebabkan Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara skematis. 11 Bagan 8.3. Model PTK John Elliot 12

C. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

PTK dalam pelaksanaannya didahului dengan mencari akar permasalahan dilanjutkan pencarian solusi yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah sampai dengan pelaksanaannya. Prosedurnya secara berurutan akan dibahas berikut ini.

1. Identifikasi Masalah

Masalah adalah suatu keadaan dimana terjadi kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Ketika mengajar di kelas, kita selalu berharap bahwa apa yang kita jelaskan dapat dipahami dengan baik dan mudah oleh siswa. Dengan pemahaman yang baik, maka siswa akan dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan seperti itu menunjukkan bahwa siswa yang kita ajar telah mencapai kompetensi yang ditetapkan. Tetapi pada kenyataannya, sering kita jumpai bahwa ketika diajar siswa hanya diam. Kita belum yakin apakah mereka sudah memahami penjelasan guru atau belum. Kemudian setelah dilakukan penilaian diperoleh hasil yang kurang memuaskan. Bila hal itu terjadi maka telah terjadi kesenjangan antara harapan guru dengen kenyataan atau telah terjadi masalah dalam pembelajaran tersebut. Apakah Anda pernah mengalami keadaan seperti itu? Bila ya, berarti kita telah biasa berhadapan dengan masalah di kelas. Masalah tersebut perlu kita atasi, salah satunya dengan PTK. Beberapa hal di bawah ini bisa menjadi permasalahan di dalam kels seni budaya. Kesulitan Belajar Peserta Didik Dalam Matapelajaran Seni Budaya Kesulitan belajar dapat dialami oleh siapa saja, mulai dari anak yang terbelakang mental, rata-rata, sampai yang berinteligensi tinggi. Kemampuan intelektual dapat berpengaruh luas terhadap berbagai kemampuan manusia, terutama dalam perilaku belajarnya. Terdapat dua masalah utama yang dihadapi anak kesulitan belajar yaitu masalah akademik dan masalah pribadi-sosial. Berdasar ini diduga kuat bahwa paduan antara keunggulan intelektual yang dimiliki dan kesulitan belajar yang dihadapi dapat melahirkan karaktersitik sendiri yang berbeda dengan peserta didik, termasuk kesulitan belajar pada umumnya, serta khususnya untuk bidang studi seni budaya. 13 Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Kesulitan belajar seorang peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor yakni, internal dan eksternal. Faktor Internal disebabkan oleh dua hal yaitu: Pertama sebab yang bersifat fisik, yaitu karena sakit, kurang sehat dan cacat tubuh. Kedua sebab kesulitan belajar karena rohani, yaitu intelegensi, bakat, minat, motivasi, faktor kesehatan, mental dan tipe khusus seorang peserta didik. Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kesulitan belajar adalah faktor keluarga orang tua, suasana rumahkeluarga dan keadaan ekonomi keluarga, faktor sekolah guru, alat, kondisi gedung, kurikulum, waktu sekolah dan disiplin kurang. Faktor lain yang berpengaruh mendorong timbulnya kesulitan belajar siswa adalah faktor media massa dan lingkungan sosial TV, surat kabar, majalah, buku komik, teman bergaul, lingkungan tetangga, aktivitas dalam masyarakat. Ke dua faktor tersebut saling berpengaruh dalam perkembangan belajar peserta didik dalam bidang seni budaya. Gejala Kesulitan Belajar Seorang guru perlu melakukan tindakan untuk mengetahui gejala kesulitan belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Seni Budaya dengan cara: 1. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang anak ketika mengikuti pelajaran. 2. Memeriksa penglihatan dan pendengaran anak khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar. 3. Mewawancarai orang tua untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar. 4. Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan Seni Budaya untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami oleh anak. 5. Memberikan tes kemampuan dan keterampilan bidang Seni Budaya pada anak yang diduga mengalami kesulitan belajar. Ciri-ciri peserta didik yang mengalami problema dalam belajar Seni Budaya 1. Tidak bisa menemukan idea atau gagasan 14 2. Bingung memilih tema untuk menciptakan suatu produk karya seni 3. Mewujudkan karya yang tidak sesuai dengan tema dan ide garapan 4. Tidak antusias ketika mengikuti pelajaran Seni Budaya 5. Malas mengerjakan tugas observasi terhadap obyek tertentu 6. Tidak bisa membedakan warna buta warna total ataupun sebagian 7. Memiliki postur tubuh yang kurang ideal sehingga kesulitan dalam melakukan suatu gerakan 8. Keterampilan motorik yang kurang 9. Tidak dapat menilai keindahan suatu karya seni 10. Tidak dapat menyebutkan kaidah-kaidah seni 11. Sulit membedakan jenis-jenis karya seni 12. Tidak bisa melafalkan konsonanvocal dengan jelas cedal 13. Menunjukkan prestasi yang rendahdi Bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas 14. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia berusaha dengan keras tetapi nilainya selalu rendah. 15. Lambat melaksanakan tuga-tugas belajar. Selalu tertinggal dari kawan-kawannya dalam segala hal, misalnya dalam mengerjakan soal-soal latihan, berkarya seni dsb. 16. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan, misalnya mudah tersinggung, murung, pemarah, bingung, cemberut, kurang gembira, selalu sedih. 17. Kacau sulit memahami antara kanan dan kiri 18. Bingung membedakan antara obyek utama dan latar belakang. 19. Sulit mengkoordinasi antara mata penglihatan dengan tindakan tangan, kaki dan lain- lain. 20. Sulit membedakan bunyi; menangkap secara berbeda apa yang didengarnya. 21. Bingungkacau dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru 22. Kesulitan motorik halus sulit mewarnai, menggunting, menempel, dsb. 23. Memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan canggung dan kaku dalam gerakannya. 15 Selanjutnya cobalah anda memilah kesulitan belajar siswa berdasar masing masing bidang, seni rupa, seni tari, seni musik, seni teater maupun ketrampilan. Diskusikan dengan teman lain apakah temuan anda memang seperti pengalaman observasi yang dilakukan oleh teman anda tersebut Kasus I Seorang guru kelas 10 sedang mengajarkan materi menggambar bentuk. Guru mulai pelajara de ga perta yaa , “e utka e da- e da apa ya g ada di kelas kita?” “iswa menjawab pertanyaan guru dengan koor, menyebutkan benda-benda yang ada seperti bangku,buku, tinta, air, balon berisi udara, kertas, dll. Kemudian guru bertanya lebih lanjut, kalau dilkelo pokka ada erapa a a e da ya g ada di dala kelas i i?” Dari orang siswa yang ada dalam kelas, hanya dua orang yang mengacungkan tangan. Siswa tersebutmenjawab pertnyaan gur u, padat da air”. Guru erta ya lagi, adakah ya g lai ? Siswa diam semua. Karena tidak ada yang menjawab, kemudian guru menjelaskan jeis-jenis benda yang ada yaitu padat, cair, dan gas, memberikan contoh masing-masing jenis benda tersebut; menjelaskan sifat-sifat masing-masing jenis benda. Siswa mencatat dengan tekun penjelasan guru. Tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan lebih lanjut. Dengan kegiatan yang hampir sama, setelah beberapa pertemuan akhirnya siswa diberikan ulangan. Rata-rata kelas hasil ulangan 54, sekitar 40 siswa memperoleh nilai dibawah 65 dibawah SKM. Beberapa siswa mempunyai pemahaman yang salah tentang bentuk benda dan wujud benda. Kegiatan berikut yang dilakukan adalah: a. mengidentifikasi masalah, b. menganalisis masalah, dan c. merumuskan masalah. Cobalah Anda tuliskan masalah pembelajaran di kelas yang telah Anda identifikasi dan tentukan akar masalahnya Tulislah sebagai: Masalah proses pembelajaran: 16 . ………………………………………….................................................................................................. ........................................................................................................................................ ……… .……………………………………………….............................................................................................… .……………………………………………............................................................................................…… .……………………………............................................................................................……………………

2. Analisis Masalah