8 disiplin, produktif. Selanjutnya jika bermusik dijadikan sebagai life skill maka tidak jarang
peserta didik yang kemudian berhasil sebagai jalan hidup seseorang. Pelaksanaan pembelajaran musik yang teacher centre, menyebabkan peserta
didik menjadi kurang bersemangat dan akibatnya mereka malas untuk mempelajarinya, apalagi bagi anak yang kurang berminat dan atau tidak memiliki bakat di bidang musik.
Hal ini juga didorong karena matapelajaran sub bidang seni musik tidak masuk ke UN. Oleh karena itu seorang guru harus memahami komponen dasar yang erat dengan
pendidikan musik di sekolah yaitu: 1 education in music, yang berkaitan dengan nilai- nilai pendidikan yang terkandung dalam pembelajaran musik, 2 education about music,
yang berkaitan dengan pengetahuan musik seperti, teori musik, harmoni dan sejarah musik, 3 education for music, berkaitan dengan tujuan pembelajaran musik, 4
education by means of music yang merupakan gabungan dari ketiga komponen di atas. Hakekat pendidikan seni musik di sekolah berkaitan dengan nilai-nilai estetis
sehingga bisa dikatakan bahwa pendidikan adalah pendidikan estetika. Ketika seorang peserta didik belajar seni maka dia mendapatkan pengalaman berkesenian dengan cara
menonton, melihat,mendengarkan dan berkreasi seni. Dengan melihat dan sebagainya aka peserta didik aka dipaksa e uka ata, hati da teli ga pada sutu
keindahan sehingga proses apresiasi terhadap seni pun tercipta. Selanjutnya cobalah anda menganalisis konsep pembelajaran seni yang lain
seperti seni rupa, teater, maupun ketrampilan kerajinan. Dari hasil pengkajian masing masing konsep, kemudian satukan dan renungkan kembali untuk dihubungkan dengan
konsep seni budaya secara umum yang telah diungkap di depan.
B. Manfaat Pembelajaran Seni Budaya di Sekolah
Menurut para ahli, pendidikan seni diberikan di sekolah mengandung makna fungsi yang beragam. Fungsi pendidikan seni yang dimaksud antara lain: dapat
meningkatkan daya kreativitas anak Dewey, Read, dan Ross dapat membantu pertumbuhan mental dan kreativitas anak didik Lowenfeld, dapat menghaluskan
perasaan Ki Hadjar Dewantara, dapat membantu mengembangkan kepekaan
9 perasaan anak Ross, dapat digunakan sebagai sarana terapikesehatan mental
Margaret Numberg, dapat meningkatkan kemampuan apresiasi Chapman, dapat mengembangkan imajinasi, kreativitas dan kemampuan artistik serta intelektual
Kaufman, sebagai wahana memenuhi kebutuhan emosional, ekspresi, pengembangan imajinasi dan sensitivitas Yuanita, dapat membina pertumbuhan dan perkembangan
kepribadian anak didik Wickizer, serta mampu membantu menumbuhkembangkan impuls estetis Read. Atas dasar sumbangan pikiran para ahli inilah apa yang dikatakan
Read mendapat dukungan pembenaran, yakni pendidikan seni memiliki fungsi utama sebagai alatmedia pendidikan disamping sebagai sarana mengembangkan kemampuan
di bidang seni itu sendiri. Kajian fungsi pendidikan seni tersebut menunjukkan bahwa pendidikan seni
diberikan di sekolah umum mempunyai nilai strategis bagi anak didik. Eisner 1972 mengklasifikasikan kecenderungan fungsi pendidikan seni menjadi 2 pembenaran, yaitu
pembenaran esensial dan pembenaran kontekstual. Pembenaran esensial mengandung makna pembelajaran seni untuk meningkatkan kemampuan anak didik berkaitan
dengan masalah seni itu sendiri, sedangkan pembenaran kontekstual seni difungsikan untuk membantu pencapaian pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak non-
seniseni sebagai media pendidikan. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa hakekat fungsi pendidikan seni diberikan di sekolah umum secara filosofi, psikologis, maupun sosiologis
memiliki fungsi ganda, yaitu dapat difungsikan untuk seni itu sendiri maupun seni untuk non-seni seni sebagai alat pendidikan.
Hakekat fungsi seni pertama merupakan hal pembeda fungsi mata pelajaran pendidikan seni dengan mata pelajaran lain, yaitu untuk membina dan
menumbuhkembangkan kemampuan dasar potensi estetik siswa. Kemampuan dasar potensi estetik ini diperoleh siswa melalui kegiatan pengakraban, pencerapan dan
penanggapan terhadap benda-benda alam yang bermuatan estetik danatau benda seni serta pengalaman dasar siswa menggeluti atau berolah seni dan pengalaman
menyajikan seni. Perolehan hasil kegiatan tersebut berupa kemampuan dasar
10 keterampilan seni, ekspresi seni, kreativitas seni, penyajian seni, pemahaman seni, dan
kemampuan dasar apresiasi danatau kritik seni berupa kepekaan estestik. Hakekat fungsi ke dua adalah pendidikan seni sebagai alat pendidikan. Read
1974 mengatakan bahwa hakekat fungsi pendidikan seni adalah untuk menumbuhkembangkan kepribadian siswa secara utuh mencakup potensi fisik, mental
pribadi, dan sosial anak didik secara umum seperti halnya pada mata pelajaran lain melalui program pengajaran seni. Tumbuh kembangnya potensi tersebut diperoleh
sebagai akibat dari terlatihnya siswa dalam kegiatan mengungkapkan pengalaman batin estetik secara jujur pribadi, unik, baru, serta pengalaman pengakraban,
mempersepsi, menganalis, menginterpretasi, menilai dan menghargai objek estetik atau karya seni. Perolehan hasil kegiatan berupa terkoordinasinya kepekaan gerak motorik
skill dengan keseluruhan indera, sikap keberanian mengemukakan pendapat, kemampuan berfikir secara integral, sikap kerjasama, kesetiakawanan sosial, toleransi,
penghargaan, demokratis, beradab, mampu hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yang majemuk serta dampak-dampak yang lainnya di luar seni itu sendiri.
Hakekat ke dua fungsi pendidikan seni tersebut dapat dijadikan acuan menyusun program dan pelaksanaan pembelajaran seni di sekolah. Dua tipe fungsi pendidikan seni
mengutamakan proses dari pada hasil akhir. Dalam proses tersebut akan mengundang terjadinya pengalaman estetik yang menjadi dasar berapresiasi dan berolah seni.
Pendidikan seni termasuk pendidikan estetika yang sangat bermanfaat bagi peserta didik Djelantik, 2001. Manfaatnya a.l :
1. Sebagai sarana memperdalam pengertian tentang rasa indah pada umumnya dan tentang kesenian pada khususnya;
2. Memperluas pengetahuan dan menyempurnakan pengertian tentang unsur- unsur obyektif yang membangkitkan rasa indah pada manusia dan faktor-faktor
obyektif yang berpengaruh pada pembangkitan rasa indah; 3. Memperluas pengetahuan dan menyempurnakan pengertian tentang unsur-
unsur subyektif yang berpengaruh atas kemampuan manusia menikmati keindahan;
11 4. Memperkokoh rasa cinta terhadap kesenian dan kebudayaan bangsa pada
umumnya serta mempertajam kemampuan untuk mengapresiasi kesenia dan kebudayaan bangsa lain dan dengan demikian mempererat hubungan antar
bangsa; 5. Memupuk kehalusan rasa dalam manusia pada umumnya;
6. Memperdalam pengertian keterkaitan wijud berkesian dengan tata kehidupan, kebudayaan dan perekonomian masyarakat yang bersangkutan;
7. Memantapkan kemampuan penilaian karya seni dan dengan jalan itu secara tidak langsung mengembangkan apresiasi seni di dalam masyarakat pada
umumnya; 8. Memantapkan kedewasaan atas pengaruh-pengaruh yang negatif yang dapat
merusak mutu kesenian dan berbahaya terhadap kelestarian aspek-aspek dan nilai-nilai tertentu dari kebudayaan kita;
9. Secara tidak langsung dengan bobot yang baik yang dibawakan kesenian, dapat memperkokoh masyarakat dalam keyakinan akan kesusilaan, moralitas,
perikemanusiaan dan ketuhanan; 10. Melatih diri berdisiplin dalam cara berpikir dan mengatur pemikiran secara
sistematis, membangkitkan potensi untuk berfalsafah yang akan member kemudahan dalam menghadapi segala permasalahan, memberi wawasan yang
luas dan bekal bagi kehidupan spiritual dan psikologis kita.
Salah satu contoh yang dapat diungkap dalam Bab 1 ini adalah Fungsi Pembelajaran Musik di Sekolah Umum. Pembelajaran seni di sekolah umum bukan
untuk menjadikan peserta didik sebagai pemusik atau penyanyi, tetapi guru lebih kepada upaya membantu menemukan bakat dari sekian banyak anak didiknya. Siapakah
diantaranya yang memiliki potensi dan bakat yang dapat dikembangkan untuk masa depan dan menjadi jalan hidupnya. Musik dijadikan sebagai media eksplorasi dan
ekspresi, di mana melalui aktivitas bermusik siswa dapat melihat diri sendiri, menanamkan kepercayaan diri, memaksimalkan keunikan diri melalui musik.
12 Setiap individu memiliki rasa musikalitas, tinggal bagaimana strategi yang
efektif dan efisien yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk mengembangkan potensi musikalitas tersebut. Melalui musik seseorang dapat dapat dilatih berpikir kritis
untuk mengatakan benar atau salah serta baik atau buruk, dapat mengkategorikan dan menerangkan sebab akibat, membuat keterhubungan satu dan lainnya. Sebagai contoh
seorang siswa yang mempelajari musik dapat diarahkan untuk berpikir misalnya, ada berapa alat musik dalam karya ini? apa saja instrumen yang dipergunakan dalam karya
ini? mengapa alat musik tersebut di buat seperti itu? Dan lain sebagainya. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dapat dilakukan dengan
pembelajaran berbasis potensi diri peserta didik dan budaya. Keanekaragaman musik yang meliputi symbol, gaya, tokoh, makna, sejarah, struktur, dapat dipilih menjadi
materi untuk menuju ke arah pembentukan cara berpikir kritis. Bagaimana dengan manfaat pembelajaran seni yang lain, seperti seni rupa, seni tari, seni teater, serta
ketrampilan? Cobalah anda kaji seperti contoh yang diuraikan di depan. Anda akan menemukan efek efek pengiring yang sangat berguna dalam kehidupan manusia,
khususnya peserta didik yang anda hadapi se hari hari .
C. Karakteristik Pembelajaran Seni Budaya di Sekolah