Perguruan Tinggi http: www.bi.go.id id publikasi seri ekonomi keuangan syariah Documents Buku wakaf.

177 WAKAF : Pengaturan dan Tata Kelola yang Efekif sosialisasi tentang pemahaman wakif kepada seluruh kalangan, bahwa wakaf idak hanya terbatas pada tempat ibadah semata. Untuk itu, peran perguruan inggi dan lembaga pendidikan lainnya sangatlah pening. Menjadi agent of change dalam membumikan pengetahuan wakaf di tengah-tengah masyarakat Indonesia dengan melakukan terobosan-terobosan keilmuan baru yang lebih menarik, tetapi tetap berbasis pada doktrin agama yang menjadi landasan ibadah wakaf. Hasilnya, seorang wakif tetap merasa tenang dan nyaman keika pelbagai bentuk harta yang dikeluarkannya disalurkan dalam bentuk penerimaan yang ”baru”. Misalnya, dalam bentuk pendidikan, pemberdayaan masyarakat, teknologi, transportasi, sarana prasarana kegiatan umum, bahkan kegiatan-kegiatan bisnis berbasis proit. Dengan demikian, seorang pewakif merasa bahwa penyaluran wakafnya melalui jalur-jalur tersebut sama nilainya dengan penyaluran yang konvensional dan tradisional, seperi kita kenal selama ini. Bentuk-bentuk edukasi wakaf yang bisa dilakukan di antaranya adalah melalui berbagai forum ilmiah, lembaga dakwah, brosur, lealet, poster, lyer, media cetak, elektroik, internet, seminar, pelaihan, lomba, fesival dan masih banyak ragam lainnya. Lebih lanjut, mengkomunikasikan program-program pengelolaan wakaf yang lebih inovaif, serta memberikan kemanfaatan lebih besar kepada dhuafa benar-benar harus dikemas secara menarik dan modern agar mudah dipahami dan dimengeri oleh seluruh lapisan masyarkat. Dari sisi insitusi pengelola wakaf, keberadaan Badan Wakaf Indonesia BWI dan berbagai Lembaga Wakaf nonpemerintah bisa bersinergi dalam pendidikan dan pelaihan tentang wakaf. Ditambah dengan berbagai insitusi pendidikan perguruan inggi maupun dari lembaga pendidikan atau pelaihan wakaf profesional, yang memiliki kurikulum terstruktur dan berjenjang berorientasi pada peningkatan pengetahuan dan keilmuan tentang wakaf, serta penyelenggaraan kursus, workshop, dan pelaihan berbagai aspek tentang wakaf. Gambaran tersebut secara singkat dapat dilihat dalam gambar berikut ini. 178 WAKAF : Pengaturan dan Tata Kelola yang Efekif Gambar 5.2. Sistem Pendidikan Wakaf Peran lainnya dari lembaga dan insitusi pendidikan yang bergerak khusus dalam pengembangan keilmuan wakaf adalah menjadi lembaga konsultasi pemberdayaan dan manajemen bagi organisasi wakaf. Sangat dimungkinkan juga menjadi lembaga yang bergerak dalam mulibidang, seperi pelaihan, konsultasi dan pendampingan, riset dan bahkan advokasi IMZ, 1999. Akivitas pendidikan yang bisa dilakukan dalam meningkatkan keilmuan dan pengetahuan tentang wakaf bisa disampaikan dengan cara formal atau nonformal, seperi proses belajar mengajar yang dilakuan secara formal di kelas. Menggunakan kurikulum dan ditentukan targetan-targetan materi yang dicapai, dengan tes kemampuan diakhir masa pendidikan, dan memperoleh pernyataan kemampuan dalam bentuk seriikat atau lainnya. Bisa juga melalui berbagai program pelaihan berjangka oleh lembaga tertentu yang ditunjuk sebagai fasilitator dalam penguatan kapasitas SDM organisasi wakaf yang diselenggarakan secara komprehensif dan integraif. Target utamanya adalah para prakisi, pemerhai dan akademisi yang bergelut dalam dunia wakaf dan memiliki minat kuat untuk mengetahui dan memahami segala aspek manajemen organisasi nonproit dan prinsip-prinsip pemberdayaan. Model lainnya bisa dikemas dalam kegiatan seperi Public Training, Execuive Training dan Short Course yang mencakup materi-materi temais serta skill up seputar manajemen, seperi manajemen pengumpulan dana, manajemen pemberdayaan masyarakat, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan organisasi nirlaba, dan manajemen organisasi secara umum. Ditambah dengan tema pelaihan manajemen yang disesuaikan dengan perkembangan dan isu terbaru wakaf di era kekinian. Selain itu, menjadi lembaga konsultasi dan pendampingan secara idak langsung telah memberikan edukasi kepada mitra sekaligus masyarakat secara bersamaan. Hal yang sama juga dilakukan melalui riset dan peneliian, penerbitan jurnal dan buku, pemrograman digital wakaf yang menyajikan informasi wakaf dari berbagai aspek, serta pusat data wakaf dalam bentuk sebuah perpustakaan atau pusat kajian yang dapat diakses siapapun yang memiliki minat untuk mengkaji dan mendalami perihal wakaf. Wakaf Training Centre Wakif Maukuf Alaihi Ulama Perguruan Tinggi Pesantren Calon Nazhir In-house Training Pendidikan mandiri CD, buku, web Nazhir Profesional Riset Pengembangan 183 WAKAF : Pengaturan dan Tata Kelola yang Efekif Seiap negara dengan jumlah populasi muslim yang besar akan terlibat dengan pengelolaan wakaf. Hal ini mengingat bahwa wakaf merupakan ajaran Islam yang menjadi salah satu sumber penyediaan kebutuhan umat terkait ajaran agamanya. Pengaturan wakaf juga menjadi pening mengingat keberadaan aset wakaf yang berkaitan dengan kepeningan umum yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah. Adanya kerangka hukum wakaf diharapkan dapat memberikan kepasian hukum dari prakik serta mengarahkan prakik perwakafan menjadi lebih baik dan mengakomodasi kepeningan umat Islam. Berikut ini adalah beberapa proil kerangka hukum perwakafan di negara- negara berpopulasi muslim.

6.1. Indonesia

a. Masa kerajaan Islam atau Pra Kolonial

Direktorat Pemberdayaan Wakaf 2006:14 menyatakan, bahwa sejak masa dahulu prakik wakaf ini telah diatur oleh hukum adat yang sifatnya idak tertulis dengan berlandaskan ajaran yang bersumber dari nilai-nilai ajaran Islam. Ali 2012: 94 mengemukakan bahwa para ulama Indonesia, kendaipun bermazhab Syai’i, namun dalam memahami wakaf dapat juga menerima paham mazhab lain serta pengaruh dari masyarakat setempat. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebelum masa kolonial, perwakafan di Indonesia diatur oleh syariah Islam dan bersifat lintas mazhab ikih yang juga dipengaruhi oleh hukum adat.

b. Masa Kolonial Belanda

1 Surat Edaran sekretaris Governemen pertama tanggal 31 Januari 1905, No. 435, sebagaimana termuat di dalam Bijblad 1905 No. 6196, tentang Toezicht op den bouw van Muhammadaansche bedehuizen . Surat edaran berisi ketentuan bahwa:

BAB 6 KERANGKA HUKUM WAKAF

DI BEBERAPA NEGARA 184 WAKAF : Pengaturan dan Tata Kelola yang Efekif Pemerintah Kolonial idak bermaksud melarang atau menghalang-halangi prakik wakaf yang dilakukan oleh umat Islam untuk memenuhi keperluan keagamaannya. Akan tetapi, untuk pembangunan tempat-tempat ibadah diperbolehkan apabila benar-benar dikehendaki oleh kepeingan umum. Surat edaran tersebut ditujukan kepada kepala daerah di Jawa dan Madura kecuali daerah Swapraja, untuk melakukan pendataan dan pendataran tanah-tanah atau tempat ibadah Islam yang ada di kabupaten masing- masing Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2006:15. 2 Surat Edaran dari sekretaris Governemen tanggal 4 Juni 1931 nomor 1361A, yang dimuat dalam Bijblad 1931 nomor 125A tentang Toezicht van regeerin op Muhammadaansche bedehuizen, vrijdagdiensten en wakafs . Surat Edaran tersebut memiliki garis besar sebagai berikut: Agar Bijblad tahun 1905 nomor 6169 diperhaikan dengan baik. Untuk mewakakan harta tetap diperlukan izin Bupai, yang menilai permohonan itu dari segi tempat harta tetap itu dan maksud pendirian. Bupai memberi perintah supaya wakaf yang diizinkannya dimasukkan ke dalam datar, yang dipelihara oleh ketua pengadilan agama. Dari semua pendataran diberitahukan kepada Asisten Wedana untuk bahan baginya dalam pembuatan kepada kantor Landrente Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2006:15. 3 Surat Edaran sekretaris Governemen tanggal 24 Desember 1934 nomor 3088A sebagaimana termuat di dalam Bijblad tahun 1934 No. 13390 tentang Toezicht van de regeering op Muhammedaansche bedehuizen, vrijdag diesten en wakafs. Surat edaran ini bersifat “Hanya mempertegas apa yang disebutkan oleh surat edaran sebelumnya, yang isinya memberi wewenang kepada Bupai untuk menyelesaikan perkara, jika terjadi perselisihan atau sengketa tentang tanah-tanah wakaf tersebut” Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2006:16. 4 Surat Edaran sekretaris Governemen tanggal 27 Mei 1935 nomor 1273A sebagaimana termuat dalam Bijblad 1935 nomor 13480. Surat Edaran ini “Bersifat penegasan terhadap surat-surat edaran sebelumnya, yaitu khusus mengenai tata cara perwakafan, sebagai realisasi ketentuan Bijblad nomor 61691905 yang menginginkan registrasi dari tanah-tanah wakaf tersebut” Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2006:16.